25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Marasutan Siregar Dianggap Tidak Mengerti Persoalan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan Marasutan Siregar dianggap tidak mengerti persoalan, terkait kasusu kekerasan seksual di SDN Percobaan Medan. Pasalnya, langkah strategis yang ia ambil bersama pihak sekolah, inspektorat dan komite sekolah dengan memanggil kedua belah, kemudian membuat perjanjian dan jika melakukan perbuatan yang sama akan memanggil orangtua justru dinilai bukan solusi tepat.

“Itu kepala dinas ngerti masalah gak? Kalau enggak ngerti mending diam aja. Masa itu dikatakan sebagai upaya strategis yang mau dilakukannya? Copot sajalah kepala dinas itu,” sesal Sasa, keluarga korban kekerasan antarsiswi di SDN Perocobaan Medan kepada Sumut Pos, Jumat (17/10).

Menurutnya bahasa yang disampaikan Marasutan dalam upaya strategis tersebut, mengisyaratkan dirinya tidak memahami prilaku dan psikologi anak, terutama yang jadi korban kekerasan. “Kepada DPRD kami minta juga harus tergerak hatinya. Ini bukan kasus kecil. Ini kasus besar di mana anak bangsa yang menyimpang dan harus disekapi tegas para pemimpin di kota ini,” ungkapnya.

Langkah penyelesaian itu sangat
disesalkan oleh pihaknya. Di mana kepala dinas akan memanggil kedua belah pihak, kemudian membuat perjanjian dan jika melakukan perbuatan yang sama akan dipanggil orangtua. “Itu kepala dinas ngerti masalah gak? Kalau enggak ngerti mending diam aja. Masa itu dikatakan sebagai upaya strategis yang mau dilakukannya? Copot sajalah kepala dinas itu,” ungkapnya.

Menurutnya bahasa yang disampaikan Marasutan dalam upaya strategis tersebut, tidak mengerti memahami prilaku anak-anak. “Kepada DPRD juga harus tergerak hatinya. Ini bukan kasus kecil. Ini kasus anak bangsa yang menyimpang di mana harus ditanggapi para pemimpin,” ungkapnya.

Menurut dia faktor psikologis anak menjadi poin terpenting yang harus diperhatikan. Sebab jika mereka masih berada dalam satu lokal dan anak yang dianggap pelaku masih bersekolah, adakah yang menjamin prilaku seperti itu tidak terulang lagi.

“Belajarlah para pemimpin-pemimpin kita ini menjadi orangtua. Belajarlah bagaimana memahami prilaku anak itu mana yang normal dan abnormal,” ujar dia.

Pihaknya beber Sasa, akan melakukan segala upaya agar kasus ini mendapat titik terang. Artinya, tuntutan mereka agar anak (pelaku) dipindahkan dari sekolah, benar-benar dapat terealisasi. “Ke jalur manapun akan kita tempuh. Kalau bisa dewan-dewan itu juga tergerak menyelesaikan persoalan ini,” ucapnya.

Sebelumnya Marasutan meminta Kepala SDN Percobaan Medan, Elly Zahrami Simatupang untuk menyurati pihak-pihak terkait guna dilakukan mediasi kembali pada Sabtu (18/10) besok. Marasutan berharap pihak sekolah mengambil solusi terbaik agar persoalan ini tidak menjadi berlarut-larut. (prn/ram)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan Marasutan Siregar dianggap tidak mengerti persoalan, terkait kasusu kekerasan seksual di SDN Percobaan Medan. Pasalnya, langkah strategis yang ia ambil bersama pihak sekolah, inspektorat dan komite sekolah dengan memanggil kedua belah, kemudian membuat perjanjian dan jika melakukan perbuatan yang sama akan memanggil orangtua justru dinilai bukan solusi tepat.

“Itu kepala dinas ngerti masalah gak? Kalau enggak ngerti mending diam aja. Masa itu dikatakan sebagai upaya strategis yang mau dilakukannya? Copot sajalah kepala dinas itu,” sesal Sasa, keluarga korban kekerasan antarsiswi di SDN Perocobaan Medan kepada Sumut Pos, Jumat (17/10).

Menurutnya bahasa yang disampaikan Marasutan dalam upaya strategis tersebut, mengisyaratkan dirinya tidak memahami prilaku dan psikologi anak, terutama yang jadi korban kekerasan. “Kepada DPRD kami minta juga harus tergerak hatinya. Ini bukan kasus kecil. Ini kasus besar di mana anak bangsa yang menyimpang dan harus disekapi tegas para pemimpin di kota ini,” ungkapnya.

Langkah penyelesaian itu sangat
disesalkan oleh pihaknya. Di mana kepala dinas akan memanggil kedua belah pihak, kemudian membuat perjanjian dan jika melakukan perbuatan yang sama akan dipanggil orangtua. “Itu kepala dinas ngerti masalah gak? Kalau enggak ngerti mending diam aja. Masa itu dikatakan sebagai upaya strategis yang mau dilakukannya? Copot sajalah kepala dinas itu,” ungkapnya.

Menurutnya bahasa yang disampaikan Marasutan dalam upaya strategis tersebut, tidak mengerti memahami prilaku anak-anak. “Kepada DPRD juga harus tergerak hatinya. Ini bukan kasus kecil. Ini kasus anak bangsa yang menyimpang di mana harus ditanggapi para pemimpin,” ungkapnya.

Menurut dia faktor psikologis anak menjadi poin terpenting yang harus diperhatikan. Sebab jika mereka masih berada dalam satu lokal dan anak yang dianggap pelaku masih bersekolah, adakah yang menjamin prilaku seperti itu tidak terulang lagi.

“Belajarlah para pemimpin-pemimpin kita ini menjadi orangtua. Belajarlah bagaimana memahami prilaku anak itu mana yang normal dan abnormal,” ujar dia.

Pihaknya beber Sasa, akan melakukan segala upaya agar kasus ini mendapat titik terang. Artinya, tuntutan mereka agar anak (pelaku) dipindahkan dari sekolah, benar-benar dapat terealisasi. “Ke jalur manapun akan kita tempuh. Kalau bisa dewan-dewan itu juga tergerak menyelesaikan persoalan ini,” ucapnya.

Sebelumnya Marasutan meminta Kepala SDN Percobaan Medan, Elly Zahrami Simatupang untuk menyurati pihak-pihak terkait guna dilakukan mediasi kembali pada Sabtu (18/10) besok. Marasutan berharap pihak sekolah mengambil solusi terbaik agar persoalan ini tidak menjadi berlarut-larut. (prn/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/