26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Farewell, Afghanistan

Inggris dan AS menurunkan bendera di Kamp Bastion, Afganistan.
Inggris dan AS menurunkan bendera di Kamp Bastion, Afganistan.

HELMAND, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Afghanistan mulai saat ini harus berjuang sendiri untuk memerangi Taliban. Sebab, pasukan Inggris mengakhiri misi tempur mereka di negara tersebut setelah 13 tahun ikut memerangi Taliban. Kemarin (26/10) upacara formal penyerahan pangkalan Bastion di provinsi Helmand dilakukan.

Tempat itu dulu dipakai menampung 40 ribu pasukan dan kontraktor asing. Bendera Inggris diturunkan dan mulai kemarin pangkalan tersebut diserahkan kepada pasukan Afghanistan.

“Saya optimistis akan negara ini. Pemilihan umum diselenggarakan dan Taliban termarginalkan. Ini adalah negara yang sedang berproses,” ujar pejabat senior Inggris di Helmand, Brigadir Robert Thomson. Dia menambahkan, apa yang terjadi saat ini adalah sebuah transisi pemerintahan.

Rencananya, pasukan Inggris pulang ke negaranya dalam hitungan hari. Sejak beberapa bulan belakangan ini, ada ribuan tentara yang dipulangkan lebih dulu. Pasukan Inggris hanya meninggalkan 500 orang prajurit untuk melatih tentara Afghanistan. Mereka akan ditarik sepenuhnya pada akhir Desember. Sejak Inggris menempatkan pasukan di Afghanistan pada 2001 untuk menggulingkan Taliban, mereka kehilangan 453 nyawa.

Bukan hanya pasukan Inggris yang meninggalkan Afghanistan. Pasukan angkatan laut Amerika Serikat (AS) juga meninggalkan kamp Leatherneck yang menjadi basis terakhir mereka. Berbagai fasilitas yang diestimasikan USD 230 juta ditinggalkan pada pemerintah Afghanistan.

Perginya pasukan Inggris dan AS tersebut sejatinya membuat banyak pihak khawatir. Sebab, hingga saat ini, serangan Taliban masih bermunculan. Namun, hal itu ditampik pimpinan pasukan tempur Afghanistan Jendral Sayed Malook. “Saya yakin kami bisa menjaga keamanan,” jelasnya. Dia menambahkan, mereka akan menggunakan kamp yang telah diserahkan tersebut sebagai pusat latihan militer dan rumah bagi 1.800 prajurit Afghanistan. (AFP/Reuters/The Telegraph/sha/c23/dos)

Inggris dan AS menurunkan bendera di Kamp Bastion, Afganistan.
Inggris dan AS menurunkan bendera di Kamp Bastion, Afganistan.

HELMAND, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Afghanistan mulai saat ini harus berjuang sendiri untuk memerangi Taliban. Sebab, pasukan Inggris mengakhiri misi tempur mereka di negara tersebut setelah 13 tahun ikut memerangi Taliban. Kemarin (26/10) upacara formal penyerahan pangkalan Bastion di provinsi Helmand dilakukan.

Tempat itu dulu dipakai menampung 40 ribu pasukan dan kontraktor asing. Bendera Inggris diturunkan dan mulai kemarin pangkalan tersebut diserahkan kepada pasukan Afghanistan.

“Saya optimistis akan negara ini. Pemilihan umum diselenggarakan dan Taliban termarginalkan. Ini adalah negara yang sedang berproses,” ujar pejabat senior Inggris di Helmand, Brigadir Robert Thomson. Dia menambahkan, apa yang terjadi saat ini adalah sebuah transisi pemerintahan.

Rencananya, pasukan Inggris pulang ke negaranya dalam hitungan hari. Sejak beberapa bulan belakangan ini, ada ribuan tentara yang dipulangkan lebih dulu. Pasukan Inggris hanya meninggalkan 500 orang prajurit untuk melatih tentara Afghanistan. Mereka akan ditarik sepenuhnya pada akhir Desember. Sejak Inggris menempatkan pasukan di Afghanistan pada 2001 untuk menggulingkan Taliban, mereka kehilangan 453 nyawa.

Bukan hanya pasukan Inggris yang meninggalkan Afghanistan. Pasukan angkatan laut Amerika Serikat (AS) juga meninggalkan kamp Leatherneck yang menjadi basis terakhir mereka. Berbagai fasilitas yang diestimasikan USD 230 juta ditinggalkan pada pemerintah Afghanistan.

Perginya pasukan Inggris dan AS tersebut sejatinya membuat banyak pihak khawatir. Sebab, hingga saat ini, serangan Taliban masih bermunculan. Namun, hal itu ditampik pimpinan pasukan tempur Afghanistan Jendral Sayed Malook. “Saya yakin kami bisa menjaga keamanan,” jelasnya. Dia menambahkan, mereka akan menggunakan kamp yang telah diserahkan tersebut sebagai pusat latihan militer dan rumah bagi 1.800 prajurit Afghanistan. (AFP/Reuters/The Telegraph/sha/c23/dos)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/