BEIJING-Banjir besar yang melanda bagian selatan dan tengah Cina terus mengancam warga. Sedikitnya tujuh warga kembali ditemukan tewas. Dengan demikian, total korban tewas melampaui angka seratus orang hingga Rabu (15/6).
Hujan deras yang mengguyur sejumlah wilayah di utara Cina sejak Senin (13/6) lalu juga membuat 88 ribu warga di enam provinsi harus meninggalkan rumah untuk mengungsi. Kementerian Urusan Sipil menyatakan sebagian pengungsi ditempatkan di sejumlah pusat penampungan.
Jumlah korban dalam musibah itu diperkirakan masih bertambah. Pasalnya, badan meteorologi meramalkan, hujan deras akan berlangsung hingga Jumat (17/6). Lantaran banjir yang menerjang sejak awal bulan ini, lebih dari 170 orang dilaporkan tewas dan hilang di negeri itu. Selasa (14/6) lalu, pemerintah Cina mengumumkan korban tewas mencapai 105 orang dan 63 orang lainnya hilang.
Mayoritas korban tewas berasal dari Provinsi Hunan dan Hubei. Wilayah tersebut diperkirakan terus diguyur hujan lebat hingga Jumat (17/6). Hujan memicu banjir lumpur dan longsor dan mengakibatkan 39 orang tewas dan 21 lainnya hilang.
Terkait dengan bencana itu, Cina mengumumkan akan mengalokasikan anggaran CNY 130 juta (sekitar Rp171 miliar) untuk membantu wilayah terdampak seperti Provinsi Hubei dan Hunan. Kantor berita Xinhua melansir, dana tersebut akan digunakan untuk membangun tempat penampungan, membeli sembako, memperbaiki rumah warga, dan tunjangan bagi keluarga korban. Pemerintah juga menyiapkan dana CNY 35 juta (sekitar Rp42,7 miliar) untuk membantu korban bencana di Provinsi Guizhou. Sebanyak 24 orang dilaporkan tewas di Guizhou dan 32 lainnya hilang.
Selasa malam sekitar 55 ribu warga harus meninggalkan rumahnya di Kota Xianning, Provinsi Hubei. Di kota tersebut ketinggian air sungai bertambah hingga 5 meter. Sebelumnya hujan deras di kota tersebut mengakibatkan kerusakan di hampir seluruh wilayah. (ap/afp/cak/c10/dwi/jpnn)