27.8 C
Medan
Saturday, April 27, 2024

Pelaku Teror Gereja Pakistan Bawa Bom 15 Kg, Target 400 Nyawa

Foto: REUTERS/Naseer Ahmed
Polisi menuntun jemaat gereja, pasca teror bom bunuh diri di Bethel Memorial Methodist Church di Quetta, Pakistan, 17 Desember 2017.

PAKISTAN, SUMUTPOS.CO – Tekad pelaku bom bunuh diri di Quetta, Pakistan, sudah bulat. Meski terluka karena tembakan, dia tetap berusaha masuk ke dalam gereja yang jadi sasarannya. Dan, persis di depan pintu masuk utama, dia meledakkan rompi bom bunuh dirinya, Minggu (17/12).

’’Tuhan berkehendak. Jika saja para teroris itu berhasil melaksanakan rencananya (dengan masuk ke gereja), lebih dari 400 nyawa dalam bahaya,’’ ujar Menteri Dalam Negeri Provinsi Balochistan Sarfraz Bugti sebagaimana dilansir Reuters.

Sebab, pelaku teror di Bethel Memorial Methodist Church kemarin tersebut, dan seorang lainnya yang tewas tertembak di dekat gerbang, membawa masing-masing bom 15 kilogram. Itu belum termasuk dua pelaku lainnya yang melarikan diri dan dikejar. Polisi menduga para pelaku bermaksud menjadikan jemaat gereja sebagai sandera.

Dengan bom yang meledak di depan pintu saja, delapan nyawa jemaat gereja terenggut dan 45 lainnya terluka. Daftar korban jiwa bisa bertambah karena kondisi sembilan di antara keseluruhan korban luka kini kritis.

’’Semua dokter dan staf paramedis harus berjaga dan berupaya sekuat tenaga untuk merawat korban luka.’’ Demikian bunyi pernyataan pemerintah Provinsi Balochistan sebagaimana dilansir Pakistan Today.

Adu tembak antara petugas keamanan dan pelaku serta bom itu terjadi selama 16 menit. Ketika di dalam gereja tengah berlangsung misa.

’Saat itu benar-benar kacau. Peluru mengenai orang-orang di dalam ruang utama yang tertutup,’’ kata Aqil Anjum, salah seorang korban luka, seperti dilansir Associated Press.

Sebanyak 8 jemaat tewas dalam serangan bom bunuh diri tersebut, dan 45 luka.

Jumlah korban bisa ditekan karena pemerintah Pakistan memang meningkatkan pengamanan gereja menjelang Natal. Sebab, gereja dan umat Kristiani di Pakistan memang beberapa kali menjadi sasaran teror kelompok radikal. Demikian pula muslim dari kelompok minoritas seperti Ahmadiyah dan Syiah.

Hingga berita ini selesai ditulis pukul 23.30 WIB tadi malam, polisi baru bisa menyebutkan bahwa kedua pelaku berusia 16–20 tahun.

Belum ada pula kelompok yang mengaku bertanggung jawab. Namun, mengutip Reuters, biasanya serangan-serangan semacam itu dilakukan faksi-faksi Taliban.

Berbagai pihak melontarkan kecaman terhadap serangan tersebut. Mantan Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif menyebutkan bahwa siapa saja yang menyerang tempat ibadah berarti tidak percaya akan iman dan agama.

Hal senada diungkapkan Kepala Staf Militer Pakistan Jenderal Qamar Javed Bajwa. Menurut dia, serangan itu bertujuan memecah belah umat dan merusak perayaan Natal umat Kristiani.

Presiden Pakistan Mamnoon Hussain juga menegaskan, serangan itu tidak akan melemahkan persatuan di negaranya. Dia memerintahkan agar para korban luka mendapat perawatan terbaik.

’’Serangan itu adalah tanda tindakan pengecut. Musuh-musuh Pakistan ingin menyebarkan kerusuhan di negara ini,’’ tegas Menteri Dalam Negeri Pakistan Ahsan Iqbal.

Quetta merupakan kota terbesar di Provinsi Balochistan. Hampir setiap tahun terjadi serangan di kota itu. Entah di jalanan, pasar, maupun tempat ibadah.

Serangan serupa juga kerap terjadi di kota-kota lain di Balochistan. Kelompok separatis ingin menguasai lebih banyak sumber daya alam dan mineral yang terdapat di provinsi tersebut. (sha/c19/ttg)

Foto: REUTERS/Naseer Ahmed
Polisi menuntun jemaat gereja, pasca teror bom bunuh diri di Bethel Memorial Methodist Church di Quetta, Pakistan, 17 Desember 2017.

PAKISTAN, SUMUTPOS.CO – Tekad pelaku bom bunuh diri di Quetta, Pakistan, sudah bulat. Meski terluka karena tembakan, dia tetap berusaha masuk ke dalam gereja yang jadi sasarannya. Dan, persis di depan pintu masuk utama, dia meledakkan rompi bom bunuh dirinya, Minggu (17/12).

’’Tuhan berkehendak. Jika saja para teroris itu berhasil melaksanakan rencananya (dengan masuk ke gereja), lebih dari 400 nyawa dalam bahaya,’’ ujar Menteri Dalam Negeri Provinsi Balochistan Sarfraz Bugti sebagaimana dilansir Reuters.

Sebab, pelaku teror di Bethel Memorial Methodist Church kemarin tersebut, dan seorang lainnya yang tewas tertembak di dekat gerbang, membawa masing-masing bom 15 kilogram. Itu belum termasuk dua pelaku lainnya yang melarikan diri dan dikejar. Polisi menduga para pelaku bermaksud menjadikan jemaat gereja sebagai sandera.

Dengan bom yang meledak di depan pintu saja, delapan nyawa jemaat gereja terenggut dan 45 lainnya terluka. Daftar korban jiwa bisa bertambah karena kondisi sembilan di antara keseluruhan korban luka kini kritis.

’’Semua dokter dan staf paramedis harus berjaga dan berupaya sekuat tenaga untuk merawat korban luka.’’ Demikian bunyi pernyataan pemerintah Provinsi Balochistan sebagaimana dilansir Pakistan Today.

Adu tembak antara petugas keamanan dan pelaku serta bom itu terjadi selama 16 menit. Ketika di dalam gereja tengah berlangsung misa.

’Saat itu benar-benar kacau. Peluru mengenai orang-orang di dalam ruang utama yang tertutup,’’ kata Aqil Anjum, salah seorang korban luka, seperti dilansir Associated Press.

Sebanyak 8 jemaat tewas dalam serangan bom bunuh diri tersebut, dan 45 luka.

Jumlah korban bisa ditekan karena pemerintah Pakistan memang meningkatkan pengamanan gereja menjelang Natal. Sebab, gereja dan umat Kristiani di Pakistan memang beberapa kali menjadi sasaran teror kelompok radikal. Demikian pula muslim dari kelompok minoritas seperti Ahmadiyah dan Syiah.

Hingga berita ini selesai ditulis pukul 23.30 WIB tadi malam, polisi baru bisa menyebutkan bahwa kedua pelaku berusia 16–20 tahun.

Belum ada pula kelompok yang mengaku bertanggung jawab. Namun, mengutip Reuters, biasanya serangan-serangan semacam itu dilakukan faksi-faksi Taliban.

Berbagai pihak melontarkan kecaman terhadap serangan tersebut. Mantan Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif menyebutkan bahwa siapa saja yang menyerang tempat ibadah berarti tidak percaya akan iman dan agama.

Hal senada diungkapkan Kepala Staf Militer Pakistan Jenderal Qamar Javed Bajwa. Menurut dia, serangan itu bertujuan memecah belah umat dan merusak perayaan Natal umat Kristiani.

Presiden Pakistan Mamnoon Hussain juga menegaskan, serangan itu tidak akan melemahkan persatuan di negaranya. Dia memerintahkan agar para korban luka mendapat perawatan terbaik.

’’Serangan itu adalah tanda tindakan pengecut. Musuh-musuh Pakistan ingin menyebarkan kerusuhan di negara ini,’’ tegas Menteri Dalam Negeri Pakistan Ahsan Iqbal.

Quetta merupakan kota terbesar di Provinsi Balochistan. Hampir setiap tahun terjadi serangan di kota itu. Entah di jalanan, pasar, maupun tempat ibadah.

Serangan serupa juga kerap terjadi di kota-kota lain di Balochistan. Kelompok separatis ingin menguasai lebih banyak sumber daya alam dan mineral yang terdapat di provinsi tersebut. (sha/c19/ttg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/