29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

64 Tewas, 60 Ribu Kabur

Sudan Memanas

KHARTOUM- Serangan udara di negara bagian Kordofan Selatan, perbatasan Sudan, telah menewaskan sebanyak 64 orang. Selain itu, puluhan ribu orang melarikan diri. Demikian disampaikan PBB.

Militer Sudan Utara melumpuhkan kelompok-kelompok bersenjata yang bersekutu dengan Sudan Selatan di Kordofan Selaran – negara bagian utara, penghasil minyak di perbatasan utara-selatan yang tak jelas – sejak 5 Juni, akibatnya situasi meningkatkan ketegangan di Sudan Selatan bersiap untuk memisahkan diri pada 9 Juli.
Organisasi-organisasi kemanusiaan mengkhawatirkan korban tewas meningkat di negara bagian itu, yang menampung banyak petempur berpihak pada selatan menentang Khartoum dalam perang saudara terakhir.
“Ada rasa panik meningkat di antara sejumlah penduduk yang terlantar  dan mendapati diri mereka terperangkap dalam kekerasan dan garis salah etnik,” kata Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) dalam sebuah laporan, Kamis (16/6).

Dilaporan itu disampaikan, kekerasan sektarian terhadap warga sipil yang ditargetkan pada anggota kelompok etnik yang berbeda dan juga penjarahan properti telah merintangi kepulangan warga ke desa dan kota asal. Bahkan setelah pertempuran terhenti.

OCHA menyebutkan sekitar 60 ribu orang diperkirakan telah melarikan diri serta sebagian warga lainnya bersembunyi di gunung. Sumber setempat di negara bagian itu mengindikasikan 64 orang telah tewas akibat pembombardiran udara sejak.

Sementara itu, seorang juru bicara militer utara tak bersedia berkomentar dengan segera. Militer mengatakan mereka memerangi pemberontakan di negara bagian itu, dan menyalahkan pasukan pemberontak yang bersekutu dengan selatan karena mereka telah memicu bentrokan, dan membantah tindakannya telah melukai warga sipil.
Di Jenewa, seorang juru bicara badan pengungsi PBB mengatakan situasinya dengan jelas memburuk dan koridor kemanusiaan harus dibuat pengiriman bantuan. “Masalahnya adalah pertempuran itu meluas setiap hari,” kata Fataoumala Lejeune-Kaba dari Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) menambahkan bahwa pertempuran itu meluber ke perbatasan Sudan Selatan.

Sudan Selatan memutuskan untuk memisahkan diri Januari lalu, puncak dari perjanjian damai 2005 yang mengakhiri beberapa dasawarsa perang saudara antara kedua belah pihak. (bbs/jpnn)

Sudan Memanas

KHARTOUM- Serangan udara di negara bagian Kordofan Selatan, perbatasan Sudan, telah menewaskan sebanyak 64 orang. Selain itu, puluhan ribu orang melarikan diri. Demikian disampaikan PBB.

Militer Sudan Utara melumpuhkan kelompok-kelompok bersenjata yang bersekutu dengan Sudan Selatan di Kordofan Selaran – negara bagian utara, penghasil minyak di perbatasan utara-selatan yang tak jelas – sejak 5 Juni, akibatnya situasi meningkatkan ketegangan di Sudan Selatan bersiap untuk memisahkan diri pada 9 Juli.
Organisasi-organisasi kemanusiaan mengkhawatirkan korban tewas meningkat di negara bagian itu, yang menampung banyak petempur berpihak pada selatan menentang Khartoum dalam perang saudara terakhir.
“Ada rasa panik meningkat di antara sejumlah penduduk yang terlantar  dan mendapati diri mereka terperangkap dalam kekerasan dan garis salah etnik,” kata Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) dalam sebuah laporan, Kamis (16/6).

Dilaporan itu disampaikan, kekerasan sektarian terhadap warga sipil yang ditargetkan pada anggota kelompok etnik yang berbeda dan juga penjarahan properti telah merintangi kepulangan warga ke desa dan kota asal. Bahkan setelah pertempuran terhenti.

OCHA menyebutkan sekitar 60 ribu orang diperkirakan telah melarikan diri serta sebagian warga lainnya bersembunyi di gunung. Sumber setempat di negara bagian itu mengindikasikan 64 orang telah tewas akibat pembombardiran udara sejak.

Sementara itu, seorang juru bicara militer utara tak bersedia berkomentar dengan segera. Militer mengatakan mereka memerangi pemberontakan di negara bagian itu, dan menyalahkan pasukan pemberontak yang bersekutu dengan selatan karena mereka telah memicu bentrokan, dan membantah tindakannya telah melukai warga sipil.
Di Jenewa, seorang juru bicara badan pengungsi PBB mengatakan situasinya dengan jelas memburuk dan koridor kemanusiaan harus dibuat pengiriman bantuan. “Masalahnya adalah pertempuran itu meluas setiap hari,” kata Fataoumala Lejeune-Kaba dari Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) menambahkan bahwa pertempuran itu meluber ke perbatasan Sudan Selatan.

Sudan Selatan memutuskan untuk memisahkan diri Januari lalu, puncak dari perjanjian damai 2005 yang mengakhiri beberapa dasawarsa perang saudara antara kedua belah pihak. (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/