John Terry
LONDON, SUMUTPOS.CO – West Bromwich Albion (WBA) siap membuat macet pemuncak klasemen sementara EPL, Chelsea yang punya tradisi kurang moncer saat kompetisi menginjak bulan November. The Baggies punya potensi menyulitkan The Blues karena mereka hanya kalah sekali dari lima pertemuan terakhir. Padahal, sejak kembali ke kasta teratas pada 2003 hingga 2011, WBA kalah 11 kali beruntun.
Ya, sempat meraih tiga kemenangan beruntun di semua kompetisi sepanjang bulan September, kini prestasi West Brom merosot. Mereka harus menunggu hingga hari pertama bulan November untuk meraih kemenangan lagi. Sayang, The Baggies kembali terkapar kala menjamu Newcastle pada pekan ke-11. Hasil itu menyebabkan mereka masih terdampar di peringkat ke-13.
Dalam lanjutan pekan ke-12, Sabtu (22/11), WBA harus melawat ke Stadion Stamford Bridge, tempat bernaungnya Chelsea, yang belum merasakan satu kekalahan pun di EPL musim ini. Coach West Brom, Alan Irvine tahu beratnya tantangan yang akan dihadapi. Tapi, tim tamu punya modal mampu menahan imbang Tim London Biru pada dua bentrokan terakhir.
”Musim ini Chelsea memang lebih kuat, tapi bukan berarti kami tak bisa mendapatkan apa-apa di Stamford Bridge. Kami tetap punya peluang. Mereka sangat efektif dari permainan free play dan set pieces. Kami harus mengambil peluang yang kami dapat untuk menyerang mereka. Kami tak boleh pasif, harus sangat terorganisir, agresif dan positif saat menguasai bola,” koar Irvine di situs resmi klub.
Sementara tuan rumah punya seorang pemain yang paling ditakuti oleh WBA. Dia adalah Didier Drogba. Pasalnya, striker berusia 36 tahun asal Pantai Gading tersebut sudah mengkoleksi delapan gol dalam sembilan laga melawan West Brom di EPL 2004-2012. Kesempatan Drogba dipasang amat besar guna melapis Diego Costa.
Karena coach Jose Mourinho bakal merotasi skuad utamanya agar bugar ketika menyambangi markas Schalke 04 pada matchday V fase grup Liga Champions, Selasa (25/11). Chelsea dituntut meraih hasil positif, atas dasar situasi persaingan berebut dua tiket lolos dari Grup G masih sengit. Mereka masih ada di puncak klasemen, tapi tiga tim dibawahnya (Schalke, Sporting Lisbon dan Maribor) hanya berjarak masing-masing tiga, empat dan lima angka saja. (sbn)
