26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ribuan Honorer K2 Ditipu Honorer

Tenaga honorer. Foto: dok.JPNN
Tenaga honorer. Foto: dok.JPNN

JAKARTASUMUTPOS.CO–Diiming-imingi bisa masuk dalam daftar kuota tambahan CPNS, ribuan honorer kategori dua (K2) di sejumlah daerah tertipu teman sendiri.

Modus operandinya adalah honorer K2 yang dinyatakan lulus menjanjikan rekan-rekannya masuk dalam daftar kuota tambahan.

Si pelaku menawarkan jasa mengurus data verifikasi validasi (verval) honorer K2 yang tidak lulus tes untuk masuk prioritas kuota tambahan CPNS. Beberapa honorer K2 yang gagal tes, mengaku kena tipu mentah-mentah oleh oknum calo tersebut.

Apalagi untuk melancarkan aksinya, si pelaku yang juga honorer K2 itu mengaku bekerja sama dengan oknum Badan Kepegawaian Daerah (BKD).

“Bagaimana kami tidak percaya mulut manisnya, dia teman honorer juga dan anggota forum juga. Apalagi dia sudah lulus tes CPNS,” ungkap salah seorang honorer K2 dari wilayah Jawa yang minta tidak ditulis namanya kepada JPNN, Rabu (17/12).

Dia menyebutkan, dalam aksi penipuannya, oknum honorer K2 yang berperan sebagai calo ini bolak-balik ke Jakarta (KemenPAN-RB dan BKN) dengan menggunakan uang urunan honorer K2. Alasannya untuk mengurus data verval honorer K2.

“Aslinya dia pakai uang kita untuk urusannya sendiri. Dia bolak-balik KemenPAN-RB dan BKN untuk mengurus NIP. Begitu pulang kampung, bilang ke kami kalau data vervalnya sudah masuk dan jadi prioritas,” bebernya.

Yang buat honorer K2 geram adalah setiap membawa misi ke Jakarta atau sang oknum selalu memintakan dana jutaan rupiah. Selain itu honorer K2 yang ingin mendapatkan informasi tentang hasil verval, selalu dipersulit BKD.

“BKD sudah joinan sama oknum calonya, makanya kami dipersulit untuk mendapatkan informasi,” ucapnya.

Atas kasus ini Karo Hukum Komunikasi Informasi Publik (HKIP) KemenPAN-RB) Herman Suryatman meminta honorer K2 jangan terpedaya dengan janji manis calo atau broker, meski dia teman sendiri.

“Dalam proses penanganan honorer K2 ini tidak ada istilah bayar-bayar. Kalau ada yang ngaku-ngaku perpanjangan tangan pemerintah jangan percaya,” tegasnya. (esy/jpnn)

Tenaga honorer. Foto: dok.JPNN
Tenaga honorer. Foto: dok.JPNN

JAKARTASUMUTPOS.CO–Diiming-imingi bisa masuk dalam daftar kuota tambahan CPNS, ribuan honorer kategori dua (K2) di sejumlah daerah tertipu teman sendiri.

Modus operandinya adalah honorer K2 yang dinyatakan lulus menjanjikan rekan-rekannya masuk dalam daftar kuota tambahan.

Si pelaku menawarkan jasa mengurus data verifikasi validasi (verval) honorer K2 yang tidak lulus tes untuk masuk prioritas kuota tambahan CPNS. Beberapa honorer K2 yang gagal tes, mengaku kena tipu mentah-mentah oleh oknum calo tersebut.

Apalagi untuk melancarkan aksinya, si pelaku yang juga honorer K2 itu mengaku bekerja sama dengan oknum Badan Kepegawaian Daerah (BKD).

“Bagaimana kami tidak percaya mulut manisnya, dia teman honorer juga dan anggota forum juga. Apalagi dia sudah lulus tes CPNS,” ungkap salah seorang honorer K2 dari wilayah Jawa yang minta tidak ditulis namanya kepada JPNN, Rabu (17/12).

Dia menyebutkan, dalam aksi penipuannya, oknum honorer K2 yang berperan sebagai calo ini bolak-balik ke Jakarta (KemenPAN-RB dan BKN) dengan menggunakan uang urunan honorer K2. Alasannya untuk mengurus data verval honorer K2.

“Aslinya dia pakai uang kita untuk urusannya sendiri. Dia bolak-balik KemenPAN-RB dan BKN untuk mengurus NIP. Begitu pulang kampung, bilang ke kami kalau data vervalnya sudah masuk dan jadi prioritas,” bebernya.

Yang buat honorer K2 geram adalah setiap membawa misi ke Jakarta atau sang oknum selalu memintakan dana jutaan rupiah. Selain itu honorer K2 yang ingin mendapatkan informasi tentang hasil verval, selalu dipersulit BKD.

“BKD sudah joinan sama oknum calonya, makanya kami dipersulit untuk mendapatkan informasi,” ucapnya.

Atas kasus ini Karo Hukum Komunikasi Informasi Publik (HKIP) KemenPAN-RB) Herman Suryatman meminta honorer K2 jangan terpedaya dengan janji manis calo atau broker, meski dia teman sendiri.

“Dalam proses penanganan honorer K2 ini tidak ada istilah bayar-bayar. Kalau ada yang ngaku-ngaku perpanjangan tangan pemerintah jangan percaya,” tegasnya. (esy/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/