SUMUTPOS.CO – Tindakan pemerintah India memblokir lebih dari 30 situs web populer, termasuk Vimeo, memicu kemarahan pengguna internet di India.
Departemen Telekomunikasi India memerintahkan pemblokiran situs-situs tersebut untuk mencegah publikasi aktivitas jihad.
Setelah mendapat tekanan masyarakat, empat situs yaitu Weebly, Vimeo, Daily Motion dan Github kembali dibuka.
Para pejabat mengatakan 26 situs lainnya baru akan dicabut pemblokirannya jika pengelola situs mematuhi hukum negara.
Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi India mengatakan dalam sebuah pernyataan, “Kelompok Anti-Nasional menggunakan media sosial untuk mengajarkan anak muda India agar bergabung dengan kegiatan jihad.”
Pernyataan itu menambahkan bahwa kekhawatiran utama mereka ialah pengguna bisa mempublikasikan materi di situs-situs itu tanpa harus memberikan keterangan apa pun. Identitas asli pengguna pun bisa disembunyikan.
Keempat situs yang sudah dibuka kembali disebut telah bekerja sama dengan pemerintah India meski tidak jelas apakah ada perubahan sistem yang mereka terapkan untuk pengguna.
Tetapi banyak pengguna internet melaporkan mereka masih belum bisa mengakses keempat situs tersebut.
Pranesh Prakash, dari Pusat Internet dan Masyarakat India mengatakan, “Orang yang cerdas bisa melihat bahwa situs-situs ini tidak mempromosikan atau memicu terorisme.” (BBC)
SUMUTPOS.CO – Tindakan pemerintah India memblokir lebih dari 30 situs web populer, termasuk Vimeo, memicu kemarahan pengguna internet di India.
Departemen Telekomunikasi India memerintahkan pemblokiran situs-situs tersebut untuk mencegah publikasi aktivitas jihad.
Setelah mendapat tekanan masyarakat, empat situs yaitu Weebly, Vimeo, Daily Motion dan Github kembali dibuka.
Para pejabat mengatakan 26 situs lainnya baru akan dicabut pemblokirannya jika pengelola situs mematuhi hukum negara.
Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi India mengatakan dalam sebuah pernyataan, “Kelompok Anti-Nasional menggunakan media sosial untuk mengajarkan anak muda India agar bergabung dengan kegiatan jihad.”
Pernyataan itu menambahkan bahwa kekhawatiran utama mereka ialah pengguna bisa mempublikasikan materi di situs-situs itu tanpa harus memberikan keterangan apa pun. Identitas asli pengguna pun bisa disembunyikan.
Keempat situs yang sudah dibuka kembali disebut telah bekerja sama dengan pemerintah India meski tidak jelas apakah ada perubahan sistem yang mereka terapkan untuk pengguna.
Tetapi banyak pengguna internet melaporkan mereka masih belum bisa mengakses keempat situs tersebut.
Pranesh Prakash, dari Pusat Internet dan Masyarakat India mengatakan, “Orang yang cerdas bisa melihat bahwa situs-situs ini tidak mempromosikan atau memicu terorisme.” (BBC)