26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Tiganderket-Kutabuluh Diterjang Lahar Dingin

Foto: Erwin/PM Banjir lahar Sinabung yang terjadi pada Selasa (6/1) siang menjadi tontonan warga dan mengakibatkan arus transportasi terputus, di Desa Sukadatel, Kec. Tiganderket, Karo.
Foto: Erwin/PM
Banjir lahar Sinabung yang terjadi pada Selasa (6/1) siang menjadi tontonan warga dan mengakibatkan arus transportasi terputus, di Desa Sukadatel, Kec. Tiganderket, Karo.

TANAHKARO, SUMUTPOS.CO – Terjangan lahar dingin terus mengancam keselamatan warga, khususnya yang bermukim di kaki lereng gunung Sinabung. Terkini, Selasa (6/1) sekira pukul 13.20 WIB, aliran lahar dingin menerjang Desa Sukadatel, Kec. Tiganderket, Karo.

Dampaknya, arus lahar bercampur lumpur, material batu berukuran 1 meter melumpuhkan transportasi dari Tiganderket ke Kutabuluh. Alhasil, para siswa SD, SMP, SMA terpaksa memilih jalan memutar dari Desa Payung- Jandi Meria agar bisa kembali ke desanya.

Plt Kepala Desa Sukatendel, Rahmat Perangin-angin menghimbau masyarakat menjauhi aliran lahar. Dikhawatirkan banjir lebih besar datang tiba-tiba, mengingat intensitas hujan saat ini sedang tinggi. “Dua hari belakangan ini hujan terus mengguyur walau tidak deras. Namun kita tidak tahu intensitas curah hujan di gunung,” ujarnya.

Menurut Rahmat, Pemkab Karo harus lebih serius memperhatikan arus transportasi dari Tiganderket ke Kutabuluh tepatnya Sukatendel. Sebab kawasan ini menjadi jalur luncuran lahar dingin, khususnya hujan saat deras.

“Bukan hanya masyarakat Sukatendel yang mengeluh. Masyarakat Kec. Tiganderket, Kutabuluh juga mengeluh karena terkena dampaknya,” ungkap Rahmat.

Foto: Erwin/PM Perladangan milik Selesai Surbakti dipenuhi material banjir lahar dingin di Desa Sukadatel, Kec. Tiganderket, Karo, Selasa (6/1).
Foto: Erwin/PM
Perladangan milik Selesai Surbakti dipenuhi material banjir lahar dingin di Desa Sukadatel, Kec. Tiganderket, Karo, Selasa (6/1).

Pantauan di lapangan, hingga sore arus lalulintas masih lumpuh. Beberapa angkutan umum yang sempat terjebak kemacetan terpaksa memutar arah melalui jalur alternatif. Saat bersamaan, petugas dibantu warga sekitar bergotong royong membersihkan material gunung yang berserakan di jalan.

Sekretaris BPBD, Drs Jonson Tarigan mengatakan, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Dinas PU Karo untuk membersihkan material gunung yang terbawa lahar dingin.

Sementara itu, meningkatnya intensitas erupsi dalam seminggu terakhir membuat tumbuh-tumbuhan di lereng gunung bermatian. Sedikitnya 4 hektar lahan warga yang ditanami kopi, kakao, bawang, dan padi, tak luput dari sapuan lahar dingin.

Lumpur, pasir, batu, dan kayu berukuran kecil dan besar berserakan di lahan-lahan pertanian. Imbasnya, banyak petani mengalami gagal tanam. Seorang diantaranya adalah Selesai Surbakti, warga Mardinding. Dikatakannya, tanaman kopi dan padi miliknya sekitar setengah hektar rusak disapu banjir lahar.

Hal senada juga disampaikan Alam Singarimbun (51), warga yang sama. Disebutkannya, tanaman bawang dan jagung miliknya rusak total dihantam banjir lahar. Material sisa banjir juga telah menimbun lahannya. Alhasil, Singarimbun memperkirakan lahan tersebut tidak bisa ditanami untuk waktu lama.

“Ketebalan lumpur dan pasir yang menumbun lahan milikku mencapai 1 meter. Ditambah lagi tumpukan batu dan kayu berukuran besar,” ujarnya sembari mengaku telah mengalami kerugian hingga puluhan juta.

Jumlah petani yang mengalami nasib serupa dengan Surbakti dan Singarimbun diperkirakan bakal terus bertambah, mengingat saat ini banjir telah membentuk jalur baru di Desa Mardinding. (mag-3/ras)

Foto: Erwin/PM Banjir lahar Sinabung yang terjadi pada Selasa (6/1) siang menjadi tontonan warga dan mengakibatkan arus transportasi terputus, di Desa Sukadatel, Kec. Tiganderket, Karo.
Foto: Erwin/PM
Banjir lahar Sinabung yang terjadi pada Selasa (6/1) siang menjadi tontonan warga dan mengakibatkan arus transportasi terputus, di Desa Sukadatel, Kec. Tiganderket, Karo.

TANAHKARO, SUMUTPOS.CO – Terjangan lahar dingin terus mengancam keselamatan warga, khususnya yang bermukim di kaki lereng gunung Sinabung. Terkini, Selasa (6/1) sekira pukul 13.20 WIB, aliran lahar dingin menerjang Desa Sukadatel, Kec. Tiganderket, Karo.

Dampaknya, arus lahar bercampur lumpur, material batu berukuran 1 meter melumpuhkan transportasi dari Tiganderket ke Kutabuluh. Alhasil, para siswa SD, SMP, SMA terpaksa memilih jalan memutar dari Desa Payung- Jandi Meria agar bisa kembali ke desanya.

Plt Kepala Desa Sukatendel, Rahmat Perangin-angin menghimbau masyarakat menjauhi aliran lahar. Dikhawatirkan banjir lebih besar datang tiba-tiba, mengingat intensitas hujan saat ini sedang tinggi. “Dua hari belakangan ini hujan terus mengguyur walau tidak deras. Namun kita tidak tahu intensitas curah hujan di gunung,” ujarnya.

Menurut Rahmat, Pemkab Karo harus lebih serius memperhatikan arus transportasi dari Tiganderket ke Kutabuluh tepatnya Sukatendel. Sebab kawasan ini menjadi jalur luncuran lahar dingin, khususnya hujan saat deras.

“Bukan hanya masyarakat Sukatendel yang mengeluh. Masyarakat Kec. Tiganderket, Kutabuluh juga mengeluh karena terkena dampaknya,” ungkap Rahmat.

Foto: Erwin/PM Perladangan milik Selesai Surbakti dipenuhi material banjir lahar dingin di Desa Sukadatel, Kec. Tiganderket, Karo, Selasa (6/1).
Foto: Erwin/PM
Perladangan milik Selesai Surbakti dipenuhi material banjir lahar dingin di Desa Sukadatel, Kec. Tiganderket, Karo, Selasa (6/1).

Pantauan di lapangan, hingga sore arus lalulintas masih lumpuh. Beberapa angkutan umum yang sempat terjebak kemacetan terpaksa memutar arah melalui jalur alternatif. Saat bersamaan, petugas dibantu warga sekitar bergotong royong membersihkan material gunung yang berserakan di jalan.

Sekretaris BPBD, Drs Jonson Tarigan mengatakan, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Dinas PU Karo untuk membersihkan material gunung yang terbawa lahar dingin.

Sementara itu, meningkatnya intensitas erupsi dalam seminggu terakhir membuat tumbuh-tumbuhan di lereng gunung bermatian. Sedikitnya 4 hektar lahan warga yang ditanami kopi, kakao, bawang, dan padi, tak luput dari sapuan lahar dingin.

Lumpur, pasir, batu, dan kayu berukuran kecil dan besar berserakan di lahan-lahan pertanian. Imbasnya, banyak petani mengalami gagal tanam. Seorang diantaranya adalah Selesai Surbakti, warga Mardinding. Dikatakannya, tanaman kopi dan padi miliknya sekitar setengah hektar rusak disapu banjir lahar.

Hal senada juga disampaikan Alam Singarimbun (51), warga yang sama. Disebutkannya, tanaman bawang dan jagung miliknya rusak total dihantam banjir lahar. Material sisa banjir juga telah menimbun lahannya. Alhasil, Singarimbun memperkirakan lahan tersebut tidak bisa ditanami untuk waktu lama.

“Ketebalan lumpur dan pasir yang menumbun lahan milikku mencapai 1 meter. Ditambah lagi tumpukan batu dan kayu berukuran besar,” ujarnya sembari mengaku telah mengalami kerugian hingga puluhan juta.

Jumlah petani yang mengalami nasib serupa dengan Surbakti dan Singarimbun diperkirakan bakal terus bertambah, mengingat saat ini banjir telah membentuk jalur baru di Desa Mardinding. (mag-3/ras)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/