25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

15 Pekerja Kesetrum, 1 Tewas Terbakar

Foto: Bayu/PM Para pekerja korban kesetrum dirawat di RSU Permata Bunda.
Foto: Bayu/PM
Para pekerja korban kesetrum dirawat di RSU Permata Bunda.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Lison (25) tewas mengenaskan Sabtu (10/1) dini hari. Sekujur tubuhnya penuh luka bakar dan kedua telinganya mengeluarkan darah. Sementara, 14 temannya terpaksa dilarikan ke rumah sakit.

Tim medis di Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSU Permata Bunda kewalahan menangani 15 orang pasien masuk bersamaan dan harus mendapat perawatan secepatnya. Para pasien yang masuk itu, merupakan pekerja yang mendirikan tiang besi untuk pemasangan kabel fiber optik milik PT MNC Kabel Media Com di Jl Mahkamah, Kecamatan Medan Kota, tepatnya di simpang Jl Pandu Baru, bersebelahan dengan rel kereta api.

Ke-15 pekerja itu sebelumnya mendirikan tiang di lokasi kejadian. Meski cuaca tengah gerimis, udara dingin dan berangin, namun tak membuat 40-an pekerja pemasangan kabel itu menunda perkerjaan. Pemasangan tiang pun dimulai dengan cara menggali lubang sedalam 1,5 meter di sebelah tiang PLN.

Kemudian tiang sekitar 5 meter berwarna hitam yang diameternya sama dengan kabel milik Telkom itu, didirikan masih secara manual. Yakni dengan cara didorong beramai-ramai oleh para korban hingga berdiri tegak. Nahas, para pekerja tak menyadari kalau ternyata bagian atas tiang tersebut menyentuh kabel telanjang milik PLN.

Akhirnya para korban korban pun kesetrum dan kemudian tercampak secara bersamaan. Melihat itu, rekan korban lain langsung melarikan mereka pakai mobil ke RSU Permata Bunda. Karena tak tertampung, 5 orang dipindahkan ke RSU Mitra Sejati.

Sementara, saat di IGD RSU Permata Bunda, para korban pun mengerang kesakitan, dan terlihat di bagian luka bakar seperti tangan, telapak kaki, perut. Sementara, jasad Lison warga asal Subang Jawa Barat langsung dibawa ke RSU Pirngadi Medan karena tak ada lemari pendingin mayat.

Kondisinya pun mengenaskan. Sekujur badannya penuh luka bakar, mulai dari kedua kaki, kedua tangan, perut, dan dari lubang kedua telinganya pun mengeluarkan darah segar. Bahkan tato motif tribal di lengan kirinya hilang alias mengelupas akibat tersengat tegangan listrik. Petugas kepolisian dari sektor Polsek Medan Kota, datang ke lokasi dan rumah sakit dan kemudian membawa beberapa orang perwakilan untuk dimintai keterangan.

Sementara itu, sejumlah warga di lokasi kejadian mengaku peristiwa ini begitu cepat berlangsung. Tiba-tiba saja terdengar teriakan para pekerja. Beberapa di antara pekerja terlihat kejang-kejang dan penuh luka bakar.

“Kalau enggak salah mereka bekerja mulai jam 22.00 WIB gitu lah bang. Pas dinihari kira-kira jam 01.00 WIB baru kejadian kesetrum itu,” ujar salah seorang pemuda bernama Roni (25). Menurut Roni, awalnya para pekerja memasukkan tiang ke dalam lubang yang telah digali. Setelah tiang masuk ke dalam lubang, tiga orang pekerja manjat ke atas tiang guna memasang kabel.

“Karena tiang yang ditanam masih goyang-goyang, beberapa pekerja lain memegangi tiangnya dengan cara dipeluk. Setelah itu, kabel mulai dipasang,” jelasnya. Ketika sedang sibuk memasang kabel, tiba-tiba saja tiang oleng dan menyentuh kabel yang dialiri listrik tegangan tinggi. “Waktu tiang menempel ke kabel, tiga pekerja di atas tiang langsung terjatuh. Lalu, yang memeluk tiang itu kejang-kejang. Tapi enggak bisa dilepasnya tiang itu,” ungkap Roni.

Melihat temannya kesetrum, para pekerja lain berusaha menyelamatkan. Sayangnya, para pekerja lain turut kesetrum hingga akhirnya seorang pekerja bernama Lison tewas dengan kondisi gosong. “Kalau enggak salah, korban yang meninggal itu tubuhnya hangus bang. Terus mereka dibawa ke rumah sakit,” ujarnya.

Para korban adalah Sandi Manik (23) warga Simpang Kantor Medan Labuhan, Dedi Iskandar (24) warga Jl. Pelajar Timur Kec. Medan Kota, Suheri (29) warga Jl. Ismailiyah Kec. Medan Area, Saryono (37) warga Jl. Balai Desa Gang Wakaf Kec. Sunggal, Wawan (45) warga asal Tasikmalaya, Zuwardi (31) warga asal Kendal Jakarta, Dedek Amiruddin (29) warga asal Cirebon, Asep Effendi (35) dan Doni Setiawan (18) warga asal Bandung.

Korban yang ke RSU Mitra Sejati Jl. AH Nasution Kec. Medan Johor, adalah Wanda, Lukman, Ruliadi alias Keker, Jaja, dan Wahyu alias Meeng, yang juga mengalami luka bakar di sekujur badannya. “Cuacanya gerimis, tapi karena perintah, ya harus tetap dikerjakan juga, namanya kita bawahan,” ujar salah seorang korban, Asep saat di IGD yang terlihat gemetaran.

Lanjutnya, kalau dirinya sudah 5 bulan ikut proyek tersebut dan sebelumnya sudah bekerja di Jakarta ditempatkan di Medan. “Saya sebelumnya memang ikut proyek di Jakarta, terus karena ada proyek di sini makanya dikirim ke sini,” ungkap pemuda lajang itu.

Terlihat, sebagian besar luka bakar yang dialami korban dibagian telapak kaki walaupun memakai sepatu karet yang modelnya seperti sepatu tentara ini, bagian telapak kaki juga ikut terbakar. Usai mendapatkan pertolongan, korban kemudian dirujuk ke ke ruang Kamar Baiduri kamar 301 RSU Permata Bunda. Saat didatangi, terlihat kondisi korban sudah mulai membaik. Namun para korban enggan berkomentar dan terlihat tertutup.

Sementara itu, salah seorang rekan korban yang saat itu berada di lokasi, Putra (22) mengatakan kalau saat kejadian korban berada di depannya tengah memeluk tiang. “Kami naikkan tiang, dia (korban) yang meluk tiang makanya lukanya parah,” jelas pemuda yang memakai jaket ini.

Saat ditanyai mengenai prosedur pekerjaan apakah sudah layak, diakuinya telah safety seperti sepatu karet. “Kalau nggak pakai sepatu kerja itu, pasti jebol lah kaki kami semua,” terangnya mengakhiri.

Terpisah, Kanit Reskrim Polsek Medan Kota, AKP Azharuddin, saat dikonfirmasi mengatakan kalau korban yang tewas akibat tersengat arus listrik. “Untuk korban tewas akibat tersengat arus listrik, dan korban lainnya masih dirawat,” terangnya. “Jadi ini proyek punya MNC, tapi dikerjakan atau disubkan kepada PT BSS. Dan pengerjaannya udah ada izinnya, memang dilakukan di malam hari,” jelasnya.

Hal ini pun membuat pihak dari PT BSS yang berada di Medan, terlihat kelimpungan. Bahkan pimpinan PT BSS, yang diketahui bernama, Ari dan Haswan, enggan berkomentar. Terlihat dirinya mondar-mandir keluar masuk ruang penyidik dan menghindar serta tertutup saat ditanyai wartawan saat di Polsek Medan Kota. (bay/trg)

Foto: Bayu/PM Para pekerja korban kesetrum dirawat di RSU Permata Bunda.
Foto: Bayu/PM
Para pekerja korban kesetrum dirawat di RSU Permata Bunda.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Lison (25) tewas mengenaskan Sabtu (10/1) dini hari. Sekujur tubuhnya penuh luka bakar dan kedua telinganya mengeluarkan darah. Sementara, 14 temannya terpaksa dilarikan ke rumah sakit.

Tim medis di Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSU Permata Bunda kewalahan menangani 15 orang pasien masuk bersamaan dan harus mendapat perawatan secepatnya. Para pasien yang masuk itu, merupakan pekerja yang mendirikan tiang besi untuk pemasangan kabel fiber optik milik PT MNC Kabel Media Com di Jl Mahkamah, Kecamatan Medan Kota, tepatnya di simpang Jl Pandu Baru, bersebelahan dengan rel kereta api.

Ke-15 pekerja itu sebelumnya mendirikan tiang di lokasi kejadian. Meski cuaca tengah gerimis, udara dingin dan berangin, namun tak membuat 40-an pekerja pemasangan kabel itu menunda perkerjaan. Pemasangan tiang pun dimulai dengan cara menggali lubang sedalam 1,5 meter di sebelah tiang PLN.

Kemudian tiang sekitar 5 meter berwarna hitam yang diameternya sama dengan kabel milik Telkom itu, didirikan masih secara manual. Yakni dengan cara didorong beramai-ramai oleh para korban hingga berdiri tegak. Nahas, para pekerja tak menyadari kalau ternyata bagian atas tiang tersebut menyentuh kabel telanjang milik PLN.

Akhirnya para korban korban pun kesetrum dan kemudian tercampak secara bersamaan. Melihat itu, rekan korban lain langsung melarikan mereka pakai mobil ke RSU Permata Bunda. Karena tak tertampung, 5 orang dipindahkan ke RSU Mitra Sejati.

Sementara, saat di IGD RSU Permata Bunda, para korban pun mengerang kesakitan, dan terlihat di bagian luka bakar seperti tangan, telapak kaki, perut. Sementara, jasad Lison warga asal Subang Jawa Barat langsung dibawa ke RSU Pirngadi Medan karena tak ada lemari pendingin mayat.

Kondisinya pun mengenaskan. Sekujur badannya penuh luka bakar, mulai dari kedua kaki, kedua tangan, perut, dan dari lubang kedua telinganya pun mengeluarkan darah segar. Bahkan tato motif tribal di lengan kirinya hilang alias mengelupas akibat tersengat tegangan listrik. Petugas kepolisian dari sektor Polsek Medan Kota, datang ke lokasi dan rumah sakit dan kemudian membawa beberapa orang perwakilan untuk dimintai keterangan.

Sementara itu, sejumlah warga di lokasi kejadian mengaku peristiwa ini begitu cepat berlangsung. Tiba-tiba saja terdengar teriakan para pekerja. Beberapa di antara pekerja terlihat kejang-kejang dan penuh luka bakar.

“Kalau enggak salah mereka bekerja mulai jam 22.00 WIB gitu lah bang. Pas dinihari kira-kira jam 01.00 WIB baru kejadian kesetrum itu,” ujar salah seorang pemuda bernama Roni (25). Menurut Roni, awalnya para pekerja memasukkan tiang ke dalam lubang yang telah digali. Setelah tiang masuk ke dalam lubang, tiga orang pekerja manjat ke atas tiang guna memasang kabel.

“Karena tiang yang ditanam masih goyang-goyang, beberapa pekerja lain memegangi tiangnya dengan cara dipeluk. Setelah itu, kabel mulai dipasang,” jelasnya. Ketika sedang sibuk memasang kabel, tiba-tiba saja tiang oleng dan menyentuh kabel yang dialiri listrik tegangan tinggi. “Waktu tiang menempel ke kabel, tiga pekerja di atas tiang langsung terjatuh. Lalu, yang memeluk tiang itu kejang-kejang. Tapi enggak bisa dilepasnya tiang itu,” ungkap Roni.

Melihat temannya kesetrum, para pekerja lain berusaha menyelamatkan. Sayangnya, para pekerja lain turut kesetrum hingga akhirnya seorang pekerja bernama Lison tewas dengan kondisi gosong. “Kalau enggak salah, korban yang meninggal itu tubuhnya hangus bang. Terus mereka dibawa ke rumah sakit,” ujarnya.

Para korban adalah Sandi Manik (23) warga Simpang Kantor Medan Labuhan, Dedi Iskandar (24) warga Jl. Pelajar Timur Kec. Medan Kota, Suheri (29) warga Jl. Ismailiyah Kec. Medan Area, Saryono (37) warga Jl. Balai Desa Gang Wakaf Kec. Sunggal, Wawan (45) warga asal Tasikmalaya, Zuwardi (31) warga asal Kendal Jakarta, Dedek Amiruddin (29) warga asal Cirebon, Asep Effendi (35) dan Doni Setiawan (18) warga asal Bandung.

Korban yang ke RSU Mitra Sejati Jl. AH Nasution Kec. Medan Johor, adalah Wanda, Lukman, Ruliadi alias Keker, Jaja, dan Wahyu alias Meeng, yang juga mengalami luka bakar di sekujur badannya. “Cuacanya gerimis, tapi karena perintah, ya harus tetap dikerjakan juga, namanya kita bawahan,” ujar salah seorang korban, Asep saat di IGD yang terlihat gemetaran.

Lanjutnya, kalau dirinya sudah 5 bulan ikut proyek tersebut dan sebelumnya sudah bekerja di Jakarta ditempatkan di Medan. “Saya sebelumnya memang ikut proyek di Jakarta, terus karena ada proyek di sini makanya dikirim ke sini,” ungkap pemuda lajang itu.

Terlihat, sebagian besar luka bakar yang dialami korban dibagian telapak kaki walaupun memakai sepatu karet yang modelnya seperti sepatu tentara ini, bagian telapak kaki juga ikut terbakar. Usai mendapatkan pertolongan, korban kemudian dirujuk ke ke ruang Kamar Baiduri kamar 301 RSU Permata Bunda. Saat didatangi, terlihat kondisi korban sudah mulai membaik. Namun para korban enggan berkomentar dan terlihat tertutup.

Sementara itu, salah seorang rekan korban yang saat itu berada di lokasi, Putra (22) mengatakan kalau saat kejadian korban berada di depannya tengah memeluk tiang. “Kami naikkan tiang, dia (korban) yang meluk tiang makanya lukanya parah,” jelas pemuda yang memakai jaket ini.

Saat ditanyai mengenai prosedur pekerjaan apakah sudah layak, diakuinya telah safety seperti sepatu karet. “Kalau nggak pakai sepatu kerja itu, pasti jebol lah kaki kami semua,” terangnya mengakhiri.

Terpisah, Kanit Reskrim Polsek Medan Kota, AKP Azharuddin, saat dikonfirmasi mengatakan kalau korban yang tewas akibat tersengat arus listrik. “Untuk korban tewas akibat tersengat arus listrik, dan korban lainnya masih dirawat,” terangnya. “Jadi ini proyek punya MNC, tapi dikerjakan atau disubkan kepada PT BSS. Dan pengerjaannya udah ada izinnya, memang dilakukan di malam hari,” jelasnya.

Hal ini pun membuat pihak dari PT BSS yang berada di Medan, terlihat kelimpungan. Bahkan pimpinan PT BSS, yang diketahui bernama, Ari dan Haswan, enggan berkomentar. Terlihat dirinya mondar-mandir keluar masuk ruang penyidik dan menghindar serta tertutup saat ditanyai wartawan saat di Polsek Medan Kota. (bay/trg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/