JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya memastikan penurunan kembali harga BBM premium maupun solar. Harga BBM premium akan turun menjadi Rp6.600 per liter, sedangkan harga solar menjadi Rp6.400 per liter.
Saat mengumumkan harga baru yang mulai berlaku Minggu besok (18/1) pada 24.00 WIB atau Senin (19/1) pukul 00.00 WIB tersebut, presiden juga memberikan penekanan agar menteri dan kepala daerah ikut mendorong agar harga-harga komoditi lainnya juga bisa turun.
Apalagi, diumumkan juga penurunan harga elpiji 12 kilogram (kg) yang dijual Pertamina dari Rp134.000 per tabung menjadi Rp129.000 per tabung, serta harga semen yang diproduksi BUMN turun Rp3.000 per sak. “Sehingga (penurunan harga ini) bisa dinikmati masyarakat,” kata Presiden Jokowi di kompleks Istana Kepresidenan kemarin (16/1).
Mengacu pada harga yang sementara masih berlaku hingga besok sebelum 24.00 WIB, harga premium berarti akan turun Rp1.000. Besaran harga BBM jenis RON 88 sebesar Rp7.600 per liter itu merupakan buah dari kebijakan penurunan harga pada 1 Januari 2015 lalu. Pada 18 November 2014, pemerintah sempat menaikkan harga hingga mencapai Rp 8.500 per liter.
Sedangkan penurunan harga solar per liter dibanding yang berlaku sejak 1 Januari 2015 lalu, sebesar Rp7.250, mencapai Rp850. Saat kenaikan pada 18 November, harganya sempat menyentuh Rp 7.500 per liter.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menambahkan, pertimbangan memberikan rentang dua hari pemberlakuan mulai dari sejak diumumkan agar pihak-pihak seperti pengusaha, badan usaha, pertamina, maupun pengusaha SPBU punya persiapan lebih panjang. Tujuannya, tentu untuk menghindari kerugian karena terlanjur menyetok. “Karena itu, diberikan kesempatan mulai sekarang mereka membeli stok dengan harga baru dari pertamina,” katanya.
Menurut Sudirman, dirinya juga merevisi Peraturan Menteri ESDM yang sebelumnya menetapkan evaluasi harga BBM setiap satu bulan sekali, menjadi dua minggu sekali. Hal itu tentu berkaitan dengan kebutuhan untuk lebih sering meninjau karena fluktuasi harga yang lebih dinamis. “Peninjauan akan sekurang-kurangnya tiap dua pekan, sehingga akan ada mekanisme meneliti harga yang lebih (cepat) lagi,” ucapnya.
Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, langkah presiden mengumumkan penurunan harga BBM, elpiji, dan semen sekaligus merupakan upaya pemerintah menyampaikan pesan kepada seluruh pelaku usaha dan masyarakat. “Intinya, pemerintah ingin agar harga-harga lain juga bisa ikut turun,” ujarnya.
Sofyan menegaskan, meski diumumkan oleh presiden, bukan berarti pemerintah ikut campur tangan dalam penentuan harga elpiji 12 kg dan semen yang merupakan komoditas komersial atau tidak disubsidi. “Sebab, Semen Indonesia Group dan Pertamina bilang kalau biaya produksi juga turun. Jadi, presiden hanya menyampaikan kabar itu saja,” katanya.
Menteri BUMN Rini Soemarno menambahkan, pada saat bertemu dengan presiden pagi hari (kemarin), dia melaporkan dampak penurunan harga minyak dunia pada biaya produksi BUMN, diantaranya adalah Pertamina dan Semen Indonesia.
Menurut Rini, Pertamina sudah melaporkan rencana menurunkan harga elpiji 12 kg sebesar Rp5.000 per tabung. Adapun Semen Indonesia akan menurunkan harga semen di tingkat eceran dari Rp54.000 – 56.000 per sak menjadi Rp51.000 – 53.000 per sak. “Jadi, (penurunan harga) ini murni corporate action (aksi korporasi, Red),” ucapnya.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Ali Mundakir mengingatkan, harga yang disampaikan Presiden Jokowi untuk BBM jenis penugasan. Seperti diberitakan, saat mengumumkan kebijakan baru BBM, pemerintah mengeluarkan 3 jenis BBM. Bersubsidi, penugasan, dan umum.
Nah, BBM penugasan Premium untuk luar wilayah Jawa, Madura, Bali atau yang disebut Jamali itulah Rp 6.600 per liternya. Sedangkan di Jawa dan Madura, harganya menjadi Rp 6.700 karena Pertamina harus menanggung ongkos distribusi. Disamping itu, harga lebih mahal karena Pertamina boleh mengambil keuntungan 5 -10 persen.
“Jawa dan Madura, harga bensin Premium Rp6.700 per liter. Sedangkan di Bali, Rp7.000 per liter. Pertamina hanya ambil margin di bawah 5 persen. Untungnya tipis sekali,” jelas Ali.
Khusus untuk Bali, memang lebih mahal dan jadi termahal di Indonesia. Itu terjadi karena Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) yang mencapai 10 persen di Pulau Dewata. Menurut data penjualan, di wilayah lain PBBKB yang diterapkan hanya 5 persen.
Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang menambahkan, penurunan harga LPG 12 kg dipastikan bukan karena paksaan pemerintah. Meski sempat menaikkan harga, perusahaan harus mau menurunkan lagi karena harga gas juga turun. Rencananya, pada 1 Februari nanti gas dalam tabung biru baru akan diturunkan.
“Tapi, karena ada even ini, kenapa tidak bareng-bareng. Ini juga untuk kepentingan Pertamina,” katanya pada koran ini. Dia menegaskan bisnis Pertamina tetap berjalan dengan baik dan penurunan harga ini tidak membuat rugi. Dia berharap penurunan harga bisa dimanfaatkan dengan baik dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.
“Pertamina kan 100 persen milik Pemerintah. Jadi, kami harus mendukung program pemerintah,” tegasnya.
Soal turunnya BBM, dia mengatakan sudah menemukan solusi agar pengusaha SPBU tidak merugi. Meski harga baru mulai berjalan pada Senin pukul 00.00, pengusaha yang sekarang stoknya kosong, bisa kulakan dengan harga baru.
“Meski berlakunya baru nanti, penebusan hari ini ya pakai harga baru agar SPBU tidak rugi,” imbuhnya.
(dyn/owi/dim/wir/jpnn/rbb)