MEDAN, SUMUTPOS.CO – Perilaku main hakim sendiri terhadap pelaku kejahatan, kian marak terjadi di Medan. Di Jalan STM, Titi Kuning Medan, dua pria yang tertangkap basah mencuri sepeda motor dihakimi massa, hingga satu di antaranya tewas, Senin (8/2) dini hari.
Agus Salim (27) warga Jalan Air Bersih No 27, Sudirejo I Medan Kota tewas dihakimi setelah tertangkap basah hendak mencuri sepeda motor di Jalan STM Medan. Dini hari itu, Agus bersama temannya Nanda Prima (25) warga Jalan Syahbandar, Kelurahan Aur Medan Maimon berniat mencuri Suzuki Shogun BK 5928 CZ yang disebut-sebut milik M Kholidi yang tengah parkir di seputaran Jalan STM.
Aksi itu tepergok warga, hingga keduanya diteriaki maling. Mendengar ada pencuri, ratusan warga langsung berhamburan ke luar rumah untuk mengepung dan menangkap keduanya.
Warga memang geram karena selama ini lokasi rawan aksi perampokan dan pecurian sepeda motor. Karena itulah, tanpa dikomandoi, detik itu juga warga yang kesal langsung menghakimi kedua pelaku hingga babak belur. Emosi warga reda setelah petugas patroli melintas dan mengamankan lokasi.
Oleh petugas, kedua pelaku yang kritis dilarikan ke RS Bhayangkara Polda Sumut. Tapi setelah beberapa jam menjalani perawatan perawatan, Agus yang kondisinya koma akhirnya meninggal sekira pukul 04.25 WIB. Sementara Nanda yang selamat dari maut masih menjalani pemeriksaan di Polsek Delitua.
Kanit Reskrim Polsek Delitua AKP Martualesi mengatakan, jenazah tersangka yang meninggal sudah diserahkan ke keluarganya untuk dikebumikan, Dalam kejadian ini, diketahui bahwa korban telah membuat laporan dengan LP/226/K/II/2015 tanggal 8 Februari 2015 di Polsek Delitua.
Misno (25) warga Jalan STM yang ditemui di lokasi kejadian mengatakan, selama ini masyarakat STM khususnya sudah sangat resah dengan maraknya aksi pencurian sepeda motor dan perampokan. Hal itu juga yang memicu masyarakat bertindak main hakim sendiri.
“Ngeri di sini, marak kali maling dan perampokan,” beber Misno. Hal senada juga dikatakan Hidayat (30), juga warga sekitar. Cerita Hidayat, malam itu korban (pemilik sepeda motor) sempat tak mengetahui motornya sudah diincar kedua pelaku.
Untuk mengelabui, kedua pelaku pura-pura ngobrol di samping motor korban. Tak lama kemudian, salah seorang pelaku mencoba memasukan kunci T agar motor korban dapat bergeser. Yang satunya lagi berusaha menutupi.
“Dari jarak 50 meter kami sudah memperhatikan kedua pelaku. Pas, motornya mau dilarikan, kami langsung teriak maling dan mereka sempat kabur. Karena suasana agak ramai, warga lainnya berkeluaran dan menangkap dan menghakimi pelaku,” katanya.
“Untung saja lewat patroli polisi dan membawa mereka, kami tidak tahu harus bawa pelaku ke rumah sakit mana. Di sini memang sering hilang motor. Makanya warga geram kali,”beber Hidayat. Warga sekitar juga bilang tak mengetahui kalau salah satu pelaku telah meninggal dunia. “Manala kami tahu pelaku sudah meninggal. Itupun yang melakukannya warga yang sudah bosan dengar motor hilang. Apalagi, kalau ada kejadian di sini, Polsek Delitua lama kali datangnya. Pokoknya, kami tidak mau wilayah kami dimasukin maling. Tanya ke Polsek Delitua saja bang,” kata Buyung saat ditemui kru koran ini, Senin siang.
Bahkan warga lain bernama Edi (45) mendukung aksi main hakim sendiri. “Pencurian marak, polisi juga jarang berhasil menangkap pelaku. Cocoknya itu dimassa, biar jera. Coba lihat sendirilah marak kali tidak pencuri sepeda motor sekarang. Polis paling datang kalau pelaku sudah ditangkap warga,” kesal Edi yang kecewa dengan kinerja Polsek Delitua. (mag-3/cr-2)