Asing Lapor FIFA
MEDAN – Kalau mantan pemain lokal PSMS hendak melaporkan persoalan gaji ke PSSI, duo legiun asing eks PSMS, Vagner Luis dan Almiro Valadares memilih melaporkan masalah ini langsung ke induk sepak bola sejagad raya: FIFA. Rencananya laporan akan diajukan Senin (27/6).
Duo Brasil ini sudah lebih satu bulan terlunta-lunta di Kota Medan. Dengan berbekal tabungan seadanya, keduanya hanya pasrah menanti gaji. Bahkan keduanya tak kuasa pulang kampung berlibur karena keterbatasan biaya.
Dan langkah itu diambil lantaran akumulasi kekecewaan karena tidak ada kepastian pembayaran gaji.
Bahkan ketika coba dikonfirmasi kepada Plt Ketua Umum PSMS yang juga Sekretaris Umum dan manajer tim Idris, baik itu lewat telepon dan SMS tidak pernah ada balasan. Hal ini membuat keduanya frustasi.
“Saya ingin komunikas baik-baik dan berharap gaji kami dilunasi. Saya coba hubungi tapi tidak ada jawaban. Kami lelah dan memutuskan melaporkan masalah ini langsung ke FIFA,” beber Luis. “Padahal kalau gaji kami dibayar, kami ingin pulang kampung dan bertemu keluarga,” sambungnya yang juga diamini Almiro.
Dan tak tanggung-tanggung, kedua pemain ini akan menyewa pengacara untuk melaporkan masalah ini. “Semoga pengacara mampu membantu kami menuntut hak,” lanjut Luis.
Soal klaim Idris bahwa PSMS telah mengabiskan Rp11 miliar untuk biaya operasional satu musim, Luis dan Almiro tampak tak yakin. “Kalau dipikirkan tidak mungkin sebanyak itu. Dari kontrak para pemain tidak ada yang sampai Rp1 milyar,” lanjut Luis.
Dalam rencana laporan itu, ada juga poin soal kecurangan pembayaran sisa kontrak oleh pengurus PSMS dalam hal ini Idris. Salah satunya adalah rencana PSMS yang hanya akan membayarkan gaji sebesar satu bulan. Menurut mantan pemain Pelita Jaya itu, lolosnya PSMS ke delapan besar membuat pengurus harus membayar penuh gaji pemain lokal dan pemain asing yang memperkuat sejak putaran pertama lalu. “Sesuai klausul kontrak kami harusnya menerima tiga bulan gaji sisa,” paparnya.
Yang paling parah, Luis siap memaparkan kecurangan Idris yang memberikan Luis dua kontrak dengan jumlah berbeda. Kontrak pertama yang dilaporkan ke PSSI senilai Rp700 juta tapi yang diterimanya hanya Rp550 juta. “Saya punya salinan dua kontrak itu, jadi saya tidak asal ngomong. Ini benar adanya,” sambung Luis.
Kenapa Luis mau menandatangani kontrak palsu itu? Ternyata luis merasa dijebak karena saat hendak melakukan teken kontrak kompetisi sudah akan berjalan dan tak mungkin lagi mencari klub. “Jadi mau tak mau saya terpaksa tantangani kontrak itu. Waktu sudah sangat mepet dan saya tak mungkin lagi dapat klub,” bebernya lagi.
“Agen saya Jaime Rojas awalnya sudah menyuruh saya untuk memikirkan ulang sebelum menandatangani kontrak. Saya sudah lama ikut seleksi di PSMS tapi tak kunjung dikontrak saat itu. Mereka cukup cerdik mengelabui saya,” pungkas Luis. (ful)