TAPSEL, SUMUTPOS.CO – Penemuan sebuah batu ukiran membentuk mirip wajah manusia menghebohkan warga Desa Purba Tua, Kecamatan Tantom Angkola, Kabupaten Tapsel, Sumut.
Batu aneh itu ditemukan di sebuah hutan di pinggiran aliran anak sungai Batu Nabontar, yang berjarak sekitar 400 meter dari pemukiman masyarakat setempat, Sabtu (21/2). Namun hingga kemarin, warga masih berdatangan karena penasarn.
Kepala Desa setempat, Benson Simanjuntak (37) menceritakan, penemuan batu tersebut berawal dari adanya warga sekitar yang datang ketempat itu untuk mengambil bambu. Rupanya bambu yang sudah dipotong jatuh persis di atas batu yang ditemukan.
Ketika mereka membersihkan batang bambu itu, tanpa sengaja parang yang mereka gunakan mengenai bagian batu yang masih tertutup tanah. Merasa ada yang aneh, mereka pun berusaha mengoreknya.
Baru dikorek sedikit, jelas Kades, rupanya mereka melihat bagian atas batu yang mirip dengan ukiran wajah manusia, lalu melaporkannya kepada warga yang lainnya.
Setelah itu, ia pun memberitahukannya kepada pihak Kecamatan Tantom Angkola Tapsel. “Setelah adanya penemuan itu dan dilaporkan kepada saya, baru kembali saya beritahukan kepada pihak kecamatan setempat,” ucapnya.
Camat Tantom Angkola, Saftar Harahap, yang ikut turun ke tempat penemuan batu tersebut mengatakan, pihaknya menduga batu dengan ukiran mirip dengan wajah manusia itu adalah hasil seni dari masyarakat terdahulu.
Pasalnya menurut sejarah yang ada, lokasi tempat di temukannya batu itu diketahui pernah menjadi tempat permukiman umat Hindu, dan hal itu juga dibuktikan dengan adanya penemuan piring kuno (antik,red) bergambar naga beberapa tahun yang lalu oleh warga sekitar. Namun sayangnya, piring yang dimaksud, diakui warga sudah dijual oleh kolektor benda antik yang datang ke tempat mereka.
“Kita menduga batu dengan ukiran wajah yang mirip manusia ini adalah hasil seni kuno peninggalan zaman dahulu,” sebutnya.
Amatan Metro Tabagsel (Grup SUMUTPOS.CO), batu yang diketahui jenis batu kapur tersebut berada persis di pinggir aliran anak sungai dengan posisi tertanam dan digenangi air. Untuk menjaganya, warga sekitar sengaja membuat patok kayu dan menutupnya menggunakan jaring kawat.
Oleh warga sekitar, lokasi penemuan batu itu dianggap sebagai daerah yang angker. Di sekitar penemuan batu tersebut ada sebuah pohon besar yang menyeramkan dan konon katanya tidak bisa ditebang. (yza)