SUMUTPOS.CO – Ranking sepak bola Indonesia di peringkat FIFA yang dilaunching pada 9 April ini tak kunjung beranjak dari ranking 150-an dunia. Setelah sempat naik ke peringkat 156 dunia pada Maret lalu, peringkat Indonesia kembali melorot ke 159 dunia.
Melihat pergerakan ini, target Badan Tim Nasional (BTN) untuk membawa Indonesia ke ranking 130 dunia di akhir 2015, bakal semakin sulit diwujudkan.
Ironisnya, turunnya peringkat Indonesia ini dibarengi dengan lonjakan rangking negara yang secara kasat mata, kualitasnya masih di bawah Indonesia, Timor Leste. Negara yang pernah menjadi propinsi ke-27 Indonesia tersebut menunjukkan lonjakan ranking yang fantastis, naik 33 peringkat.
Alhasil, Indonesia pun disalip Timor Leste. Dari awalnya berada di rangking 185 dunia, menjadi 152 dunia. Menyedihkan memang, Indonesia yang kini memiliki 34 provinsi, kalah dengan Timor Leste, yang notabene dulu adalah satu provinsi Indonesia.
Di atas kertas, ukuran prestasi yang mudah diukur adalah ranking ini. Apalagi yang dibanggakan PSSI di era Djohar Arifin, prestasi menghadirkan Piala bergengsi di Indonesia tak bisa, mendongkrak ranking pun sulit.(dkk/jpnn)
SUMUTPOS.CO – Ranking sepak bola Indonesia di peringkat FIFA yang dilaunching pada 9 April ini tak kunjung beranjak dari ranking 150-an dunia. Setelah sempat naik ke peringkat 156 dunia pada Maret lalu, peringkat Indonesia kembali melorot ke 159 dunia.
Melihat pergerakan ini, target Badan Tim Nasional (BTN) untuk membawa Indonesia ke ranking 130 dunia di akhir 2015, bakal semakin sulit diwujudkan.
Ironisnya, turunnya peringkat Indonesia ini dibarengi dengan lonjakan rangking negara yang secara kasat mata, kualitasnya masih di bawah Indonesia, Timor Leste. Negara yang pernah menjadi propinsi ke-27 Indonesia tersebut menunjukkan lonjakan ranking yang fantastis, naik 33 peringkat.
Alhasil, Indonesia pun disalip Timor Leste. Dari awalnya berada di rangking 185 dunia, menjadi 152 dunia. Menyedihkan memang, Indonesia yang kini memiliki 34 provinsi, kalah dengan Timor Leste, yang notabene dulu adalah satu provinsi Indonesia.
Di atas kertas, ukuran prestasi yang mudah diukur adalah ranking ini. Apalagi yang dibanggakan PSSI di era Djohar Arifin, prestasi menghadirkan Piala bergengsi di Indonesia tak bisa, mendongkrak ranking pun sulit.(dkk/jpnn)