JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Ujian nasional (UN) Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sekolah sederajat pada tahun ini di beberapa daerah diduga bocor. Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti mengaku menerima aduan tentang bocornya soal UN di Internet.
“Setelah diselidiki, ternyata soalnya sama persis dengan soal ujian nasional kemarin,” ucapnya di SMA Negeri 2 Jakarta, Jalan Gajah Mada, Selasa (14/4).
Dia mengatakan soal itu pun bisa diunduh para pengguna komputer dari dunia maya. Dia sendiri sudah mengunduh 25 dari 30 paket soal UN. “Lima paket lagi tidak berhasil diunduh,” tuturnya.
Laporan kebocoran soal itu didapatnya dari salah satu guru di Jakarta. Menurut dia, guru itu sebenarnya berniat mencari contoh soal UN. Tak disangka, dia mendapatkan tautan yang berisi data paket soal itu. Saat menjadi pengawas di salah satu sekolah, guru itu pun penasaran ingin menyamakan soal itu dengan soal yang diselesaikan para murid. Ternyata soalnya sama.
Saat ini tautan itu sudah tidak diakses lagi oleh Retno. Walau begitu, dia berniat menyampaikan temuannya itu ke Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah secara resmi sebagai salah satu bentuk evaluasi.
Selasa ini merupakan hari kedua UN bagi siswa sekolah menengah atas dan sederajat. UN kali ini dilakukan dalam dua versi, berbasis kertas dan berbasis komputer. Untuk berbasis kertas, UN dilaksanakan pada 13 April hingga 15 April. Untuk UN berbasis komputer diselenggarakan 13-16 April dan 20-21 April 2015.
: Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Provinsi DKI Jakarta Arie Budhiman membantah soal Ujian Nasional (UN) di Ibu Kota bocor ke anak didik. Bocoran soal hanya alibi yang dibangun sejumlah orang yang tidak bertanggungjawab.
“Secara rasional tidak ada soal bocor. Bocor itu orang-orang saja yang ngomong, semua orang bisa buat soal dan jawaban, lalu bilang itu bocoran UN, padahal bukan, ” kata Arie usai menemani Presiden Jokowi, Mendikbud Anies Baswedan dan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama melakukan sidak UN di SMK 1 Jakarta Jalan Budi Utomo, Jakarta Pusat, Selasa (14/4).
Sanggahan Arie cukup beralasan. Menurutnya, penjagaan naskah soal UN melalui proses yang ketat. “Pengiriman soal ada berita acara, secara fisik disegel, ada juga pengawas dari pihak polisi. Presiden pun tidak boleh memasuki ruang naskah ujian, potensi bocoran soal nyaris tidak ada,” ujarnya.
Arie berharap media dan masyarakat tidak terlalu menanggapi serius isu kebocoran soal. “Media selalu nanya soal isu bocoran soal. Isu bocor hanya dari kepentingan orang-orang yang tidak benar,” kata Arie.
Sementara itu, Ombudsman RI perwakilan Sumatera Barat menemukan bukti berupa fotokopi kunci jawaban dari seorang siswa sebuah madrasah di Kota Padang.
“Kami temukan saat siswa itu mengkopi kunci jawaban di salah satu toko fotocopi di dekat sekolahnya sebelum ujian dimulai,” ujar Kepala Ombudsman RI perwakilan Sumatera Barat Yunafri, kemarin.
Ombudsman menemukan tiga jenis lembar kunci jawaban dengan mata ujian bahasa Indonesia. Di antaranya, ada yang bertulisan tangan dan ada juga yang hasil ketikan komputer. Siswa tersebut, menurut Yunafri, mengaku mendapatkan kunci jawaban dari teman sekolahnya. Namun ia enggan menyebutkan identitas siswa dan sekolahnya itu.
Ombudsman belum memastikan kunci jawaban itu benar atau hanya bodong. Mereka akan memberi klarifikasi ke pihak sekolah dan Dinas Pendidikan setelah UN selesai. Menurut Yunafri, jika kunci jawaban sesuai dengan naskah ujian, berarti soal tersebut bocor. “Tapi jika tak sesuai, berarti kunci jawaban tersebut bodong,” kata dia.
Di Mojokerto, Jawa Timur, Dewan Pendidikan Kota Mojokerto menerima pengaduan seorang wali murid yang mengadukan adanya oknum guru sebuah SMA di Kota Mojokerto yang menjual kunci jawaban ujian nasional kepada siswa. “Ditawari dengan harga Rp 150-200 ribu,” kata Ketua Dewan Pendidikan Kota Mojokerto Sulistyo, akhir pekan lalu.
Sejumlah siswa di Cilacap juga mengaku ditawari kunci jawaban ujian nasional seharga Rp 100 ribu. “Ada yang nawarin satu mata pelajaran Rp 50-100 ribu,” kata seorang siswa SMK di Cilacap kemarin.
Tawaran kunci jawaban, selain lewat media sosial, disebarkan lewat pesan pendek. Dia juga ditawari kunci jawaban seharga Rp 100 ribu untuk tiga paket. Kawannya juga ditawari, termasuk yang harganya ratusan hingga jutaan rupiah. “Ada beberapa teman ikut nawarin juga,” ujarnya. (bbs/val)