28.9 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Prajurit TNI Stand By di Arab

Foto: Imam Husein/Jawa Pos Warga Negara Indonesia (WNI) dari Yaman bersama Tim Evakuasi TNI AU mengikuti upacara penerimaaan di Landasan Udara Halim Perdanankusuma, Jakarta, Senin (13/04/2014). Sebanyak 91 WNI dari Yaman ini dipulangkan dengan menggunakan pesawat jenis Boeing A7305.
Foto: Imam Husein/Jawa Pos
Warga Negara Indonesia (WNI) dari Yaman bersama Tim Evakuasi TNI AU mengikuti upacara penerimaaan di Landasan Udara Halim Perdanankusuma, Jakarta, Senin (13/04/2014). Sebanyak 91 WNI dari Yaman ini dipulangkan dengan menggunakan pesawat jenis Boeing A7305.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Konflik antara pemberontak Syiah Houthi dengan kubu pemerintah Mansour Hadi terus berlanjut di Yaman. Evakuasi warga Indonesia (WNI) di sana juga masih terus dilakukan, demi keselamatan warga yang beraktivitas di negara tersebut. Total sudah ada 1.795 yang berhasil dikeluarkan dari Yaman.

Terakhir, pesawat TNI AU membawa 91 WNI kembali ke tanah air. Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan, pihaknya masih terus bersiap. Saat ini TNI juga telah menyiapkan personel di tanah Arab. Jika sewaktu-waktu dibutuhkan, Moeldoko siap mengerahkan prajurit TNI membantu proses evakuasi. “Sudah kita siapkan, sekarang sudah stand by di Jeddah, Arab Saudi tinggal nanti sesuai kebutuhan akan kita ‘mainkan’,” ujarnya di Cilandak, Jakarta, Selasa (14/4).

Komunikasi dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno LP Marsudi juga terus dilakukan. Dari interaksi itu, pihak TNI mengetahui bahwa wilayah Yaman Timur sudah cenderung aman, sehingga evakuasi melalui jalur darat bisa dilakukan.

Menurut perhitungan Menlu juga bahwa pesawat TNI sudah bisa kembali ke tanah air. Saat ini tim evakuasi sedang fokus mengeluarkan WNI dari Yaman melalui jalur darat. Terlebih sudah ada bantuan dari Palang Merah Internasional (ICRC) untuk memberikan perlindungan.

Ada skema humanitarian coridor atau jalan kemanusiaan yang disediakan ICRC untuk kegiatan evakuasi. Pihak bertikai bersedia memberikan gencatan senjata sementara di jam dan lokaasi tertentu untuk para waarga yang akan mengungsi, supaaya bisa keluar dari Yaman.

Selanjutnya, jika WNI sudah berada di tempat aman, mereka akan diangkut menggunakan pesawat charter menuju tanah air. “Hari ini (kemarin, Red) akan ada pesawat charter yang mengangkut 300 WNI,” pungkas Moeldoko.

Akses darat saat ini memang menjadi primadona dalam kegiatan evakuasi. Memang cenderung boros waktu jika dibandingkan dengan jalur udara. Namun lebih efektif, mengingat penggunaan akses udara sangat merepotkan. Pasalnya, izin terbang dikeluarkan pihak Arab Saudi dan tidak ada kepastian kapan izin tersebut diberikan. Seperti yang dipaparkan pilot Alpha 3705, Letkol I Gede Putu Setia. Dia menerbangkan Boeing 737 TNI AU untuk evakuasi WNI di Yamaan. Tak hanya itu, konflik yang terjadi tanpa peringatan tersebut juga menyulitkan proses evakuasi melalui udara. Seperti saat I Gede melakukan penerbangan dari Oman ke Salalah, Hadramout. Biasanya melalui rute normal, waktu tempuh pesawat hanya 2,5 jam. “Tapi mungkin karena beberapa wilayah dijadikan Saudi sebagai basis untuk menyerang ke Yaman, sehingga kita diputar perjalanannya hampir 3,5-4 jam. Menghindari wilayah-wilayah yang dipakai Saudi untuk menyerang Yaman,” ujarnya.

Bahkan ada skema darurat jika penerbang lain mengganggu penyerangan Arab Saudi ke pemberontak Houthi. Pesawat akan diarahkan ke tempat lain atau dipaksa mendarat. Akses udara memang sangat terbatas untuk tindakan evakuasi Yaman. “Kalau memang kita mengganggu pergerakan mereka, kita akan diarahkan, bahkan akan dipaksa untuk mendarat di landasan yang memungkinkan untuk mendarat,” pungkas I Gede. (and/jpnn/rbb)

Foto: Imam Husein/Jawa Pos Warga Negara Indonesia (WNI) dari Yaman bersama Tim Evakuasi TNI AU mengikuti upacara penerimaaan di Landasan Udara Halim Perdanankusuma, Jakarta, Senin (13/04/2014). Sebanyak 91 WNI dari Yaman ini dipulangkan dengan menggunakan pesawat jenis Boeing A7305.
Foto: Imam Husein/Jawa Pos
Warga Negara Indonesia (WNI) dari Yaman bersama Tim Evakuasi TNI AU mengikuti upacara penerimaaan di Landasan Udara Halim Perdanankusuma, Jakarta, Senin (13/04/2014). Sebanyak 91 WNI dari Yaman ini dipulangkan dengan menggunakan pesawat jenis Boeing A7305.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Konflik antara pemberontak Syiah Houthi dengan kubu pemerintah Mansour Hadi terus berlanjut di Yaman. Evakuasi warga Indonesia (WNI) di sana juga masih terus dilakukan, demi keselamatan warga yang beraktivitas di negara tersebut. Total sudah ada 1.795 yang berhasil dikeluarkan dari Yaman.

Terakhir, pesawat TNI AU membawa 91 WNI kembali ke tanah air. Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan, pihaknya masih terus bersiap. Saat ini TNI juga telah menyiapkan personel di tanah Arab. Jika sewaktu-waktu dibutuhkan, Moeldoko siap mengerahkan prajurit TNI membantu proses evakuasi. “Sudah kita siapkan, sekarang sudah stand by di Jeddah, Arab Saudi tinggal nanti sesuai kebutuhan akan kita ‘mainkan’,” ujarnya di Cilandak, Jakarta, Selasa (14/4).

Komunikasi dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno LP Marsudi juga terus dilakukan. Dari interaksi itu, pihak TNI mengetahui bahwa wilayah Yaman Timur sudah cenderung aman, sehingga evakuasi melalui jalur darat bisa dilakukan.

Menurut perhitungan Menlu juga bahwa pesawat TNI sudah bisa kembali ke tanah air. Saat ini tim evakuasi sedang fokus mengeluarkan WNI dari Yaman melalui jalur darat. Terlebih sudah ada bantuan dari Palang Merah Internasional (ICRC) untuk memberikan perlindungan.

Ada skema humanitarian coridor atau jalan kemanusiaan yang disediakan ICRC untuk kegiatan evakuasi. Pihak bertikai bersedia memberikan gencatan senjata sementara di jam dan lokaasi tertentu untuk para waarga yang akan mengungsi, supaaya bisa keluar dari Yaman.

Selanjutnya, jika WNI sudah berada di tempat aman, mereka akan diangkut menggunakan pesawat charter menuju tanah air. “Hari ini (kemarin, Red) akan ada pesawat charter yang mengangkut 300 WNI,” pungkas Moeldoko.

Akses darat saat ini memang menjadi primadona dalam kegiatan evakuasi. Memang cenderung boros waktu jika dibandingkan dengan jalur udara. Namun lebih efektif, mengingat penggunaan akses udara sangat merepotkan. Pasalnya, izin terbang dikeluarkan pihak Arab Saudi dan tidak ada kepastian kapan izin tersebut diberikan. Seperti yang dipaparkan pilot Alpha 3705, Letkol I Gede Putu Setia. Dia menerbangkan Boeing 737 TNI AU untuk evakuasi WNI di Yamaan. Tak hanya itu, konflik yang terjadi tanpa peringatan tersebut juga menyulitkan proses evakuasi melalui udara. Seperti saat I Gede melakukan penerbangan dari Oman ke Salalah, Hadramout. Biasanya melalui rute normal, waktu tempuh pesawat hanya 2,5 jam. “Tapi mungkin karena beberapa wilayah dijadikan Saudi sebagai basis untuk menyerang ke Yaman, sehingga kita diputar perjalanannya hampir 3,5-4 jam. Menghindari wilayah-wilayah yang dipakai Saudi untuk menyerang Yaman,” ujarnya.

Bahkan ada skema darurat jika penerbang lain mengganggu penyerangan Arab Saudi ke pemberontak Houthi. Pesawat akan diarahkan ke tempat lain atau dipaksa mendarat. Akses udara memang sangat terbatas untuk tindakan evakuasi Yaman. “Kalau memang kita mengganggu pergerakan mereka, kita akan diarahkan, bahkan akan dipaksa untuk mendarat di landasan yang memungkinkan untuk mendarat,” pungkas I Gede. (and/jpnn/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/