Bukan cerita warung kopi yang cenderung banyak kicau hingga rawan sisi kebenarannya. Ini kisah nyata. Ya, seorang bayi ditemukan dalam keadaan tewas di sebuah toilet Instalasi Gawat Darurat di sebuah rumah sakit.
Bukan untuk memetakan atau memberi penilaian, bayi ditemukan tak bernyawa di parit atau di sungai atau di kamar mandi umum atau tempat sampah adalah sudah biasa bukan? Tapi, sadarlah, ini di rumah sakit! Kok bisa ada bayi yang dilahirkan dan terbiarkan di kloset?
Namanya rumah sakit, tentunya, melayani orang sakit; termasuk persalinan. Nah, keberadaan bayi sepanjang 45 centimeter yang sudah tak bernyawa lagi di RS Martha Friska itu tentunya mencurigakan bukan? Seperti kata pepatah, ada asap ada api. Maka, ada bayi ada ibu. Nah, siapakah ibu bayi malang itu?
Petugas di rumah sakit itu pun berusaha mereka-reka. Tersebutlah dua orang perempuan yang sebelumnya sempat ingin periksa di Instalasi Gawat Darurat. Dua perempuan itu memakai jilbab. Dua perempuan itu sama sekali tidak menunjukkan ciri-ciri orang hamil. Namun, salah satu dari mereka, yang mengeluh sakit saat haid, menunjukkan kecurigaan. Saat akan diperiksa dan disuruh telungkup, perempuan yang diketahui bernama Rika itu kesakitan. Dia memegangi perutnya. Tambah mencurigakan, ketika akan diperiksa lebih intensif, dia malah permisi ke kamar mandi. Dan, di kamar mandi Instalasi Gawat Darurat itulah bayi tadi ditemukan. Adakah perempuan bernama Rika itu sebagai sang ibu?
Pihak kepolisian dan pihak rumah sakit belum bisa memastikan. Namun, seperti dikatakan petugas rumah sakit, Rika memang sangat mencurigakan. Setidaknya, setelah permisi ke kamar mandi atau toilet, dia tidak pernah kembali ke ruang periksa.
Kejadian ini membuat saya merinding. Kebetulan beberapa waktu lalu istri saya baru melahirkan. Jadi, saya paham seperti apa orang melahirkan. Tidak gampang. Sulit. Sakit. Berdarah. Dan, tentunya butuh perjuangan. Nah, jika memang Rika adalah ibu dari bayi malang itu, kenapa proses melahirkannya bisa begitu gampang?
Baiklah jika sang bayi memang sudah saat keluar hingga dia bisa mencari jalan sendiri tanpa bantuan bidan atau dokter, tapi Rika kan masih muda? Sepengetahuan saya, untuk anak pertama, masa kontraksi, pecah ketuban, bukaan, dan sebagainya itu memakan waktu beberapa jam. Bahkan, tyak jarang, persalinan anak pertama memakan waktu hingga 24 jam. Nah, Rika yang katanya masih berusia 18 tahun hanya butuh waktu tak lebih dari dua jam. Ya, dia diperiksa ketika jam menunjukkan delapan pagi lewat dan bayi itu ditemukan saat pukul sepuluh pagi. Luar biasa bukan?
Terbayang dalam kepala saya, Rika duduk di kloset kamar mandi itu. Lalu, dia berkeringat. Dia mengerang kesakitan. Dan, anak itu keluar dari perutnya. Proses ini tentunya menimbulkan suara; selain suara Rika, mungkin suara bayi yang lahir. Nah, sangat jauhkah letak kamar mandi itu hingga tak ada satu pun yang mendengar suara tersebut. Ayolah, ini soal beranak anak!
Lalu terbayang juga dalam otak saya, Rika buru-buru meninggalkan bayi itu – yang mungkin telah meninggal. Dia bilas bagian tubuhnya yang berdarah. Basah. Dia memakai celana atau roknya. Dia keluar kamar mandi. Dia berjalan meninggalkan rumah sakit. Bisakah segampang itu?
Tapi sudahlah, tampaknya kejadian luar biasa ini masih banyak meninggalkan tanda tanya. Sacara pribadi saya berharap polisi atau pihak rumah sakit mampu memecahkan teka-teki tersebut. Maksud saya, bukan siapa ibunya, tapi lebih mengarah seperti apa prosesnya. Ya, seperti yang saya katakan tadi, mayat ditemukan di parit, kamar mandi umum, tempat sampah, dan lainnya adalah sudah biasa bukan? Tapi, ini toilet rumah sakit! (*)