26.8 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Menanti Indonesia Raya di London

Hari ini Diaz Kusumawardani akan memasuki babak kualifikasi menembak untuk kelas 10 meter air rifle. Kalau lolos, di hari ini dia juga melakoni putaran final. Sementara I Gede Siman memulai kualifikasi renang untuk kelas 100 meter gaya punggung. Seperti Diaz, jika lolos, hari ini dia akan berjuang hingga babak semifinal.

Di hari yang sama, hari ini, pendekar bulutangkis Indonesia juga akan bertanding dalam kualifikasi grup. Mereka adalah Taufik Hidayat, Simon Santoso, Ardiyanti Firdasari, dan pasangan Lilyana Natsir/Tontowi Ahmad. Ya, ini adalah agenda Olimpiade 2012 di London. Selain Diaz dan Siman, tentunya masih ada atlet Indonesia lagi yang akan bertanding dalam even empat tahunan itu. Setidaknya tercatat ada 21 atlet Indonesia yang berlaga di delapan cabang olahraga.

Terus terang, saya penasaran dengan hasilnya. Hm, apakah lagu Indonesia Raya akan berkumandang di London; sesuai tradisi lagu kebangsaan akan dikumandangkan bagi atlet yang meraih medali. Harusnya ada, mengingat tradisi medali di Olimpiade terus diukir Indonesia. Pasti semuanya paham, bulutangkis adalah ladang yang siap digarap. Sejarah mencatat, sejak keikutsertaan pertama Indonesia di ajang Olimpiade pada 1952 di Helsinki, memang baru pada Olimpiade Barcelona 1992 Indonesia meraih emas. Adalah Susi Susanti dan Alan Budikusuma  yang meraih emas. Sejak itu, Indonesia selalu meraih medali di bulutangkis dalam setiap Olimpiade. Sebut saja Atlanta (1996), bulutangkis menyumbang 1 emas, 1 perak, dan 2 perunggu. Lalu, Sydney (2000) meraih 1 emas dan 2 perak. Begitupun Athena (2004) Indonesia meraih 1 emas dan 1 perunggu. Dan terakhir, Beijing, Indonesia meraih 1 emas, 1 perak, dan 1 perunggu. dengan catatan itu, bukan tidak mungkin Indonesia Raya akan berkumandang lagi di ajang Olimpiade bukan?

Sayangnya, waktu terus berlalu, atlet juga terus berganti. Praktis, dari atlet yang ada saat ini hanya Taufik Hidayat yang pernah merasakan emas Olimpiade, tepatnya di Athena; delapan tahun lalu. Lilyana Natsir juga pernah merasakan medali perak pada Olimpiade Beijing. Tapi, saat itu dia berpasangan dengan Nova Widianto, bukan Tontowi Ahmad.

Sekali lagi, dengan keadaan ini, mungkinkah Indonesia meraih medali dari cabang bulutangkis lagi? Ayolah, bukan prestasi bulutangkis Indonesia terus menurun. Tenang, selain bulutangkis,  Indonesia juga pernah meraih medali di Olimpiade. Meski tidak meraih emas, trio panahan Lilies Handayani, Nurfitrie Saiman, dan Kusuma Wardhani adalah sosok pertama dalam sejarah Indonesia yang meraih medali, tepatnya di Seoul (1988) dengan meraih perak. Ada juga Raema Lisa Rumbewas, dia menghasilkan perak di Athena (2004) pada cabang angkat besi di nomor 53 kg.

Jika begitu, mari kita tunggu lagu Indonesia Raya akan kembali berkumandang dalam even yang berlangsung sejak tahun 393 M itu. Ya, kita tunggu saja. (*)

Hari ini Diaz Kusumawardani akan memasuki babak kualifikasi menembak untuk kelas 10 meter air rifle. Kalau lolos, di hari ini dia juga melakoni putaran final. Sementara I Gede Siman memulai kualifikasi renang untuk kelas 100 meter gaya punggung. Seperti Diaz, jika lolos, hari ini dia akan berjuang hingga babak semifinal.

Di hari yang sama, hari ini, pendekar bulutangkis Indonesia juga akan bertanding dalam kualifikasi grup. Mereka adalah Taufik Hidayat, Simon Santoso, Ardiyanti Firdasari, dan pasangan Lilyana Natsir/Tontowi Ahmad. Ya, ini adalah agenda Olimpiade 2012 di London. Selain Diaz dan Siman, tentunya masih ada atlet Indonesia lagi yang akan bertanding dalam even empat tahunan itu. Setidaknya tercatat ada 21 atlet Indonesia yang berlaga di delapan cabang olahraga.

Terus terang, saya penasaran dengan hasilnya. Hm, apakah lagu Indonesia Raya akan berkumandang di London; sesuai tradisi lagu kebangsaan akan dikumandangkan bagi atlet yang meraih medali. Harusnya ada, mengingat tradisi medali di Olimpiade terus diukir Indonesia. Pasti semuanya paham, bulutangkis adalah ladang yang siap digarap. Sejarah mencatat, sejak keikutsertaan pertama Indonesia di ajang Olimpiade pada 1952 di Helsinki, memang baru pada Olimpiade Barcelona 1992 Indonesia meraih emas. Adalah Susi Susanti dan Alan Budikusuma  yang meraih emas. Sejak itu, Indonesia selalu meraih medali di bulutangkis dalam setiap Olimpiade. Sebut saja Atlanta (1996), bulutangkis menyumbang 1 emas, 1 perak, dan 2 perunggu. Lalu, Sydney (2000) meraih 1 emas dan 2 perak. Begitupun Athena (2004) Indonesia meraih 1 emas dan 1 perunggu. Dan terakhir, Beijing, Indonesia meraih 1 emas, 1 perak, dan 1 perunggu. dengan catatan itu, bukan tidak mungkin Indonesia Raya akan berkumandang lagi di ajang Olimpiade bukan?

Sayangnya, waktu terus berlalu, atlet juga terus berganti. Praktis, dari atlet yang ada saat ini hanya Taufik Hidayat yang pernah merasakan emas Olimpiade, tepatnya di Athena; delapan tahun lalu. Lilyana Natsir juga pernah merasakan medali perak pada Olimpiade Beijing. Tapi, saat itu dia berpasangan dengan Nova Widianto, bukan Tontowi Ahmad.

Sekali lagi, dengan keadaan ini, mungkinkah Indonesia meraih medali dari cabang bulutangkis lagi? Ayolah, bukan prestasi bulutangkis Indonesia terus menurun. Tenang, selain bulutangkis,  Indonesia juga pernah meraih medali di Olimpiade. Meski tidak meraih emas, trio panahan Lilies Handayani, Nurfitrie Saiman, dan Kusuma Wardhani adalah sosok pertama dalam sejarah Indonesia yang meraih medali, tepatnya di Seoul (1988) dengan meraih perak. Ada juga Raema Lisa Rumbewas, dia menghasilkan perak di Athena (2004) pada cabang angkat besi di nomor 53 kg.

Jika begitu, mari kita tunggu lagu Indonesia Raya akan kembali berkumandang dalam even yang berlangsung sejak tahun 393 M itu. Ya, kita tunggu saja. (*)

Artikel Terkait

Wayan di New York

Trump Kecele Lagi

Terpopuler

Artikel Terbaru

/