28 C
Medan
Thursday, November 21, 2024
spot_img

Emoh Beken

Oleh: Iwan Junaidi
Redaktur Pelaksana Sumut Pos

Glek… tak terasa air liur itu tertelan saat sebuah sepeda motor melintas dengan membawa sepasang kekasih (entah betul entah enggak) mendahuluiku di jalan yang lurus dan sepi.

Bagi kebanyakan orang, bisa jadi peristiwa ini hanya sebuah peristiwa biasa di tengah keramaian Kota Medan. Namun bagiku, apa yang tersaji barusan sungguh meninggalkan beragam tanya.

Bagaimana tidak, si cewek dengan pakaian yang super ketat dan rok pendeknya terlihat menggelayut manja di pundak si cowok yang berbadan rada-rada cungkring.

Sampai di situ pun masih terkesan masih biasa. Namun ketika melihat bagaimana rok yang dipergunakan si cewek tak ubahnya hanya sebuah aksesoris dari pada sebuah pakaian penutup aurat… di sinilah timbul masalah.

Kembali timbul tanya… siapakah dia? Siapakah cowok bertubuh cungkring tadi? Ah… selintas berharap jika mereka adalah pasangan suami istri yang menghabiskan sisa sore dengan berjalan-jalan mengelilingi Kota Medan.

Ya… itu adalah pengharapan paling bagus yang bisa aku panjatkan. Namun bila ternyata mereka bukan suami istri… ups, kembali beragam prasangka bermain di kepala.

Namun semua bayangan itu sontak sirna saat teringat pada beberapa kejadian tragis yang menimpa orang-orang beken di muka bumi ini, yang karena pola hidupnya yang sembrono harus mati berkalung aib.

Di negeri ini AIDS menjadi momok yang setiap saat dapat merenggut nyawa siapapun juga. Mati karena AIDS masih dianggap sebagai karma atas semua prilaku negatif yang dilakukan semasa hidup.

Ironisnya, penyakit ini justru tak kenal status. Siapa saja bisa diserangnya. Dari mulai orang top hingga manusia biasa, dari mulai si kaya hingga si miskin. Semua bisa terkena penyakit yang hingga kini belum ada obatnya itu.
Penyanyi Freddy Mercury dan pebasket Magic Johnson adalah dua sosok yang di akhir sisa hidupnya harus menderita karena penyakit itu.

Pola hidup bebas yang menerapkan seks bebas ditengarai menjadi salah satu penyebab berkembang biaknya penyakit ini. Oke lah mungkin tak terlalu disesalkan jika apa yang mereka lakukan berdampak buruk terhadap mereka sendiri. Tapi, bagaiman bila yang mereka lakukan justru menimbulkan korban lainnya, anak-anak misalnya?

Glek…, sekali air itu tertelan. Tak bisa dibayangkan bagaimana anak ini bisa hidup dengan penyakit yang ditularkan oleh orang tuanya. Bisa? Kenapa tidak. Masih ingat dengan seorang bayi bernama Sifa Qoridatul Husna.

Sifa kini hidup yatim piatu karena sang ibu meninnggal dunia tiga hari setelah kelahirannya. Sang ayah? Sang ayah yang diduga menjadi sumber penularan penyakit justru telah lebih dulu meninggal dunia. Sebuah kisah hidup yang tragis.

Mungkin bila para generasi muda melihat secara langsung apa yang terjadi pada gadis kecil ini, aku yakin mereka takkan berani mengumbar nafsunya dengan sembarang orang, terkecuali dengan seseorang yang telah resmi menjadi istri ataupun suaminya.

Saat ini AIDS tumbuh dan berkembang di mana-mana. Kita tak pernah tahu apakah yang berdiri di samping kiri dan kanan kita terbebas dari penyakit ini atau tidak. Jadi berhati-hatilah.

Terlebih survey membuktikan jika di Kota Medan sudah ada 2.904 penderita. Dan, dari jumlah itu, 538 di antaranya meninggal dunia. Angka yang begitu tinggi tersebut ditengarai oleh peningkatan jumlah Wanita Pekerja Seks (WPS).

Magic Johnson, mantan pebasket LA Lakers pernah berkata bahwa siapapun bisa terkena penyakit ini. Jadi menurutnya, sikap paling bijak untuk menghindarinya adalah mengagungkan cinta kasih kepada pasangan anda. Jangan pernah menduakannya. Jika itu anda lakukan, niscaya anda tidak akan pernah menjadi beken mendadak hanya karena AIDS. Ups.. jadi teringat lagu Fredy Mercury

Love of my life, you´ve hurt me
You’ve broken my heart and now you leave me
Love of my life, can’t you see?
Bring it back, bring it back, don’t take it away from me
because you don’t know what it means to me… (*)

Oleh: Iwan Junaidi
Redaktur Pelaksana Sumut Pos

Glek… tak terasa air liur itu tertelan saat sebuah sepeda motor melintas dengan membawa sepasang kekasih (entah betul entah enggak) mendahuluiku di jalan yang lurus dan sepi.

Bagi kebanyakan orang, bisa jadi peristiwa ini hanya sebuah peristiwa biasa di tengah keramaian Kota Medan. Namun bagiku, apa yang tersaji barusan sungguh meninggalkan beragam tanya.

Bagaimana tidak, si cewek dengan pakaian yang super ketat dan rok pendeknya terlihat menggelayut manja di pundak si cowok yang berbadan rada-rada cungkring.

Sampai di situ pun masih terkesan masih biasa. Namun ketika melihat bagaimana rok yang dipergunakan si cewek tak ubahnya hanya sebuah aksesoris dari pada sebuah pakaian penutup aurat… di sinilah timbul masalah.

Kembali timbul tanya… siapakah dia? Siapakah cowok bertubuh cungkring tadi? Ah… selintas berharap jika mereka adalah pasangan suami istri yang menghabiskan sisa sore dengan berjalan-jalan mengelilingi Kota Medan.

Ya… itu adalah pengharapan paling bagus yang bisa aku panjatkan. Namun bila ternyata mereka bukan suami istri… ups, kembali beragam prasangka bermain di kepala.

Namun semua bayangan itu sontak sirna saat teringat pada beberapa kejadian tragis yang menimpa orang-orang beken di muka bumi ini, yang karena pola hidupnya yang sembrono harus mati berkalung aib.

Di negeri ini AIDS menjadi momok yang setiap saat dapat merenggut nyawa siapapun juga. Mati karena AIDS masih dianggap sebagai karma atas semua prilaku negatif yang dilakukan semasa hidup.

Ironisnya, penyakit ini justru tak kenal status. Siapa saja bisa diserangnya. Dari mulai orang top hingga manusia biasa, dari mulai si kaya hingga si miskin. Semua bisa terkena penyakit yang hingga kini belum ada obatnya itu.
Penyanyi Freddy Mercury dan pebasket Magic Johnson adalah dua sosok yang di akhir sisa hidupnya harus menderita karena penyakit itu.

Pola hidup bebas yang menerapkan seks bebas ditengarai menjadi salah satu penyebab berkembang biaknya penyakit ini. Oke lah mungkin tak terlalu disesalkan jika apa yang mereka lakukan berdampak buruk terhadap mereka sendiri. Tapi, bagaiman bila yang mereka lakukan justru menimbulkan korban lainnya, anak-anak misalnya?

Glek…, sekali air itu tertelan. Tak bisa dibayangkan bagaimana anak ini bisa hidup dengan penyakit yang ditularkan oleh orang tuanya. Bisa? Kenapa tidak. Masih ingat dengan seorang bayi bernama Sifa Qoridatul Husna.

Sifa kini hidup yatim piatu karena sang ibu meninnggal dunia tiga hari setelah kelahirannya. Sang ayah? Sang ayah yang diduga menjadi sumber penularan penyakit justru telah lebih dulu meninggal dunia. Sebuah kisah hidup yang tragis.

Mungkin bila para generasi muda melihat secara langsung apa yang terjadi pada gadis kecil ini, aku yakin mereka takkan berani mengumbar nafsunya dengan sembarang orang, terkecuali dengan seseorang yang telah resmi menjadi istri ataupun suaminya.

Saat ini AIDS tumbuh dan berkembang di mana-mana. Kita tak pernah tahu apakah yang berdiri di samping kiri dan kanan kita terbebas dari penyakit ini atau tidak. Jadi berhati-hatilah.

Terlebih survey membuktikan jika di Kota Medan sudah ada 2.904 penderita. Dan, dari jumlah itu, 538 di antaranya meninggal dunia. Angka yang begitu tinggi tersebut ditengarai oleh peningkatan jumlah Wanita Pekerja Seks (WPS).

Magic Johnson, mantan pebasket LA Lakers pernah berkata bahwa siapapun bisa terkena penyakit ini. Jadi menurutnya, sikap paling bijak untuk menghindarinya adalah mengagungkan cinta kasih kepada pasangan anda. Jangan pernah menduakannya. Jika itu anda lakukan, niscaya anda tidak akan pernah menjadi beken mendadak hanya karena AIDS. Ups.. jadi teringat lagu Fredy Mercury

Love of my life, you´ve hurt me
You’ve broken my heart and now you leave me
Love of my life, can’t you see?
Bring it back, bring it back, don’t take it away from me
because you don’t know what it means to me… (*)

Artikel Terkait

Wayan di New York

Trump Kecele Lagi

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/