26 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Anti Klimaks GMT di Maba

Suhendro Boroma
Suhendro Boroma

Oleh: Suhendro Boroma

Dirut JPNN

“HANYA gerimis saja,” kata seorang fotografer dari Jakarta di Pantai Tanjung Buleu, Maba.  Saat itu, tinggal 24 menit menuju pukul 08.37 WIT, awal Gerhana Matahari Total (GMT) di ibukota Halmahera Timur (Haltim), Maluku Utara. Lokasi lintasan GMT terlama di Indonesia, 3,19 menit.

Sejak pagi di 9 Maret lalu awan seperti setia mengikuti pergerakan matahari di Maba. Tiba pukul 06.48 WIT, saya dan Dirut Malut Post Tauhid Arief melihat tiga titik pemantauan GMT di kota yang lautnya berhadapan dengan Samudra Pasifik itu. Yang pertama di Pendopo Jiko Mobon. Ini lokasi yang dipilih tim peneliti National Aeronautics and Soace Admijiatration dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Ada tiga teleskop yang sudah siap ‘menyantap’ peristiwa langka itu di halaman pendopo seluas  setengah halaman sepakbola itu. NASA dan LAPAN masing-masing menerjunkan 4 dan 7 peneliti. Koordinator tim peneliti dari NASA Dr Nat Gopalswamy,  ilmuwan dan ahli antrofisika terkemuka lembaga antariksa ternama di dunia.  Selama dua dekade Dr Nat melakukan penelitian gerhana di berbagai belahan dunia.

Kolaborasi tiga peneliti dan fotografer asal Ceko dan University of Hawaii, Amerika Serikat, mengambil posisi di selasar lantai 2 aula Kantor Bupati Haltim. Hanya satu teropong yang ditempatkan di bawah tenda. Tetapi kameranya enam buah. Dirangkai jadi satu perangkat yang terkoneksi ke dua laptop untuk merekam GMT.

“Moga cerah,” kata ketiganya di pukul 07.17 WIT. Tak berapa lama, sinar matahari 100 % menembus bumi. Ketiganya sumringah.

Tim peneliti dari University of Hawaii Amerika Serikat dan Brno University of Technology Republik Ceska (Ceko) berjumlah 15 orang. Tim ini dipimpin Xavier Jubier, astronom asal  Prancis.  Xavier dikenal luas sebagai tokoh di organisasi astronom dunia, International Astronomical Union (IAU).

Total peneliti asing yang terjun ke Maba 26 orang. “Yang terdaftar ke pemerintah, 62 orang,” kata Allen Guslow, Camat Maba. Allen, sepupu penyanyi Melly Guslow ini, bertugas menjemput semua tamu yang datang ke Haltim untuk menyaksikan GMT, karena Bandara Buli berada di wilayah pemerintahannya. Para peneliti itu tersebar di Buli, Pulau Tengah, dan Maba.

Suhendro Boroma
Suhendro Boroma

Oleh: Suhendro Boroma

Dirut JPNN

“HANYA gerimis saja,” kata seorang fotografer dari Jakarta di Pantai Tanjung Buleu, Maba.  Saat itu, tinggal 24 menit menuju pukul 08.37 WIT, awal Gerhana Matahari Total (GMT) di ibukota Halmahera Timur (Haltim), Maluku Utara. Lokasi lintasan GMT terlama di Indonesia, 3,19 menit.

Sejak pagi di 9 Maret lalu awan seperti setia mengikuti pergerakan matahari di Maba. Tiba pukul 06.48 WIT, saya dan Dirut Malut Post Tauhid Arief melihat tiga titik pemantauan GMT di kota yang lautnya berhadapan dengan Samudra Pasifik itu. Yang pertama di Pendopo Jiko Mobon. Ini lokasi yang dipilih tim peneliti National Aeronautics and Soace Admijiatration dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Ada tiga teleskop yang sudah siap ‘menyantap’ peristiwa langka itu di halaman pendopo seluas  setengah halaman sepakbola itu. NASA dan LAPAN masing-masing menerjunkan 4 dan 7 peneliti. Koordinator tim peneliti dari NASA Dr Nat Gopalswamy,  ilmuwan dan ahli antrofisika terkemuka lembaga antariksa ternama di dunia.  Selama dua dekade Dr Nat melakukan penelitian gerhana di berbagai belahan dunia.

Kolaborasi tiga peneliti dan fotografer asal Ceko dan University of Hawaii, Amerika Serikat, mengambil posisi di selasar lantai 2 aula Kantor Bupati Haltim. Hanya satu teropong yang ditempatkan di bawah tenda. Tetapi kameranya enam buah. Dirangkai jadi satu perangkat yang terkoneksi ke dua laptop untuk merekam GMT.

“Moga cerah,” kata ketiganya di pukul 07.17 WIT. Tak berapa lama, sinar matahari 100 % menembus bumi. Ketiganya sumringah.

Tim peneliti dari University of Hawaii Amerika Serikat dan Brno University of Technology Republik Ceska (Ceko) berjumlah 15 orang. Tim ini dipimpin Xavier Jubier, astronom asal  Prancis.  Xavier dikenal luas sebagai tokoh di organisasi astronom dunia, International Astronomical Union (IAU).

Total peneliti asing yang terjun ke Maba 26 orang. “Yang terdaftar ke pemerintah, 62 orang,” kata Allen Guslow, Camat Maba. Allen, sepupu penyanyi Melly Guslow ini, bertugas menjemput semua tamu yang datang ke Haltim untuk menyaksikan GMT, karena Bandara Buli berada di wilayah pemerintahannya. Para peneliti itu tersebar di Buli, Pulau Tengah, dan Maba.

Artikel Terkait

Wayan di New York

Trump Kecele Lagi

Terpopuler

Artikel Terbaru

/