Rasanya tak ada yang menampik kalau gerombolan geng motor ini jadi musuh bersama masyarakat. Kelakuannya kan kurang ajar kali. Kalau tak merampok, memukuli orang, juga kerap ugal-ugalan di jalanan hingga membuat pengendara lain merepet panjang. Terakhir tiga anggota geng hitam ini ditangkap aparat Polresta Medan, Minggu (28/10), karena diduga menganiaya dua wanita dan merampok sepeda motornya. Kalau polisi piawai menjaring para geng motor yang sok jagoan memang oke. Aparat hukum kan punya kemampuan SDM dan secara teknis untuk itu. Persoalannya kalau masyarakat yang sudah jijik melihat mereka kan tak ada ukuran yang jelas sampai kini. Artinya, yang mana sih yang disebut geng motor itu?
Makanya begitu khalayak ramai melihat ada gelagat pengendara motor diyakini sebagai anggota geng, tanpa permisi langsung dihajar hingga babak belur. Nasib ini dialami oleh dua mahasiswa Universitas Methodis, Janri Sirait (19) dam Benedictus (19). Padahal keduanya malam itu naik sepeda motor jenis Kawasaki Ninja mau ngambil duit di ATM. Bukan hanya warga, Satpam yang menjaga ATM itu pun ikut-ikutan main gebuk.
Untunglah masalah ini tidak sampai berkepanjangan. Takutnya kalau yang kena gebuk ini punya massa yang besar pula atau anak orang kuat, persoalannya kan bisa berabe. Musa Rajeckshah punya jawaban yang layak disimak. Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Sumut ini juga punya kegemaran naik sepeda motor. Mereka bergabung dalam berbagai komunitas seperti Harley Davidson Club. Kalau ukurannya ramai-ramai keluyuran naik sepeda motor apakah lantas disebut geng motor juga.
“Kami ini tergabung dalam Club Motor yang sama-sama gemar naik sepeda motor. Kelompok club motor ini sedikit pun tak punya niat untuk menzalimi orang. Kalau kami konvoi sampai 50 sepeda motor justru singgah di beberapa tempat untuk memberikan bantuan bagi yang membutuhkan. Kami tak ingin disebut mentang-mentang orang banyak duit lalu tak mau berbaur dengan warga tak punya,” kata lelaki yang biasa disapa Ijeck kepada Sumut Pos.
Dia tak kan pernah mau menyebut kelompok bersepeda motor yang berbuat onar ini disebut sebagai geng motor. Sebutan itu malah membuat mereka besar kepala. Mereka ini ya orang yang merampok dengan mengendarai sepeda motor. Bagi mereka yang mau bergabung dengan tujuan menyalurkan hobi, menambah pergaulan, namanya Club Sepeda Motor.
Menurut Ijeck, di Medan dan di berbagai kota di Indonesia banyak bertebaran Club Sepeda Motor. Banyak manfaat kehadiran Club Sepeda Motor ini. Selain bisa membantu warga yang kurang mampu juga tempat penyaluran orang untuk menyalurkan bakatnya di bidang mekanik, setiap kali ada bencana alam ikut membantu materi, bahkan berhari-hari menjadi relawan.
Sejarah Geng Motor
Para Geng Motor ini berawal dari Amerika. Yang paling popular hingga kini adalah HELLS ANGELS. Berdiri pada tahun 1940-an di California. Menurut catatan dari GRIND (GHOST RIDERS INDONESIA), logo mereka adalah “Death Heads” yang di ambil dari logo the Insignia of the 85th Fighter Squadron and the 552nd Medium Bomber Squadron berlatar putih.
Jaringan yang tersebar di Amerika Serikat, Rusia, Selandia Baru dan masih banyak lagi di benua Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa dan Australia, seperti biasa selalu terlibat Narkoba, Senpi/Sajam dan Pembunuhan. Para tentara Vietnam yang frustasi dan bajingan lainnya juga tak kalah garang dengan Geng Motor yang diberi nama BANDIDOS.
Anggota The Bandidos yang pertama kali didirikan tahun 1966 di San Antonio ini terkenal jahat. Kalau beraksi memakai Sombrero besar dan banyak diantara mereka ditangkap dan dipenjara karena membunuh.
Moh Noor Said yang menghimpun sejarah geng motor ini mengatakan ada juga yang disebut dengan MONGOL, alias bangsa Mongol, identik kaya beruang: gede tinggi kulit gelap badannya. Ini dibentuk pada 1969 di Montebello, California. Pendirian club ini karena ada penolakan club Hells Angel yang tidak mau menerima mereka (faktor RAS, kabarnya). Aksesori identik mereka itu warna hitam dan putih dengan gambar hewan beruang. Jaringan ini terkonsentrasi di bagian barat Amerika Serikat, tetapi juga telah dibuka di Kanada, Meksiko, dan Italia.
Namun di tahun 2008 FBI menangkap ‘seluruh’ anggotanya. Operasi ini mengakibatkan ‘puluhan’ Mongolian tertangkap termasuk presidennya si Ruben “Doc” Cavazos. Dan sampai sekarang yg menggunakan logo Mongol akan ditangkap.
Ijeck berharap, bagi mereka yang hobi bersepeda motor bergabunglah di Club yang sudah punya reputasi baik. Jauhi tindakan anarkis. Keluarga besar Harley Davidson Club atau IMI selalu ingin bersama-sama dengan club sepeda motor berukuran kecil untuk melakukan berbagai kegiatan. “Mau yang besar, kecil, kita ini bersaudara. Sama-sama hobi sepeda motor,” kata Ijeck.
Jika berkonvoi di jalanan para anggota Club motor ini akan lebih tertib, mesin tidak digas hingga meraung-raung, apalagi sampai menyalip sana, salip sini. Ada pula yang mengenakan rompi atau jaket yang ditandai dengan tulisan club motor masing-masing. Kalaupun, misalnya suara motor Harley terdengar keras, itu memang khasnya, bukan karena dibuat-buat. (*)