27 C
Medan
Friday, December 5, 2025

Buaya Persulit Evakuasi Lumba-lumba yang Tersesat di Sungai Kualuh, Labuhanbatu Utara

DOK JARINGAN ANIMAL AID NETWORK (JAAN))
TERSESAT: Lumba-lumba jantan yang masih berada di Sungai Kualuh.

LABURA, SUMUTPOS.CO – Tim Jaringan Animal Aid Network (JAAN) bersama Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara terus berupaya mengevakuasi seekor lumba-lumba yang diduga tersesat di Sungai Kualuh, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara. Namun, evakuasi terhambat karena situasi alam.

Sebelumnya, ada dua ekor lumba-lumba yang masuk ke Sungai Kualuh. Tetapi, kini hanya tersisa satu ekor saja. Karena seekor lumba-lumba yang merupakan indukan telah mati. “Arus sungai cukup derasn

Dan ternyata di sini adalah habitat buaya. Sehingga, itu yang jadi kendala kita. Dalam proses evakuasi kita juga harus memikirkan keselamatan,” kata Amang, Staff JAAN, Kamis (31/1) petang.

Saat ini, titik posisi lumba-lumba sudah ditemukan. Hasil pengamatan sementara, lumba-lumba dalam keadaan normal. Hanya saja, ada luka di bagian tubuhnya. Itu juga yang menjadi kekhawatiran mereka.

Tim gabungan juga sudah melakukan evaluasi dan pengawasan. Rencananya, lumba-lumba jantan yang diperkirakan berusia 12-15 tahun itu, akan digiring ke wilayah dangkal. “Nanti akan kita bawa ke laut melalui jalur darat,” ujarnya.

Itu harus dilakukan, karena jika harus melalui jalur sungai, akan memakan jarak 100 Kilometer. Sedangkan jalur darat, hanya memakan waktu tiga jam. Amang juga menjelaskan, lumba-lumba jenis ini memang hidupnya di kawasan pesisir. Mamalia cerdas ini juga sering masuk ke perairan tawar dan payau. “Namun biasanya, mereka tidak masuk ke sungai terlalu jauh,” ungkapnya.

Amang menduga, mereka tersesat karena sang induk yang mati memiliki luka di dekat lubang pernafasan. “Di situ letak syaraf dan navigasinya. Jadi mungkin dia menabrak, sehingga diduga gegar otak,” ujarnya.

Lumba-lumba yang mati, berjenis kelamin betina. Mereka memperkirakan usianya berkisar 15 tahun.

Sementara itu, BBKSDA Sumut belum bisa memastikan penyebab kematian induk lumba-lumba. Sementara itu, bangkainya sudah dikuburkan di kawasan Labuhanbatu.

“Ada luka di bagian punggung. Kalau diganggu manusia, tidak mungkin. Tapi mungkin karena memaksa berenang, sehingga kita duga menabrak,” ujar Kepala BBKSDA Sumut, Hotmauli Sianturi.

Pihaknya juga berencana mendatangkan tim dari Taman Safari utnuk membantu pengobatan lumba-lumba yang masih hidup. “Mudah-mudahan, ini bisa terselamatkan,” tandasnya.

Untuk diketahui, dua ekor lumba-lumba itu, mulai menampakan diri di Sungai Kualuh sejak Minggu (27/1). Video soal penampakan lumba-lumba itu viral di media sosial.(pra/jpc)

DOK JARINGAN ANIMAL AID NETWORK (JAAN))
TERSESAT: Lumba-lumba jantan yang masih berada di Sungai Kualuh.

LABURA, SUMUTPOS.CO – Tim Jaringan Animal Aid Network (JAAN) bersama Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara terus berupaya mengevakuasi seekor lumba-lumba yang diduga tersesat di Sungai Kualuh, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara. Namun, evakuasi terhambat karena situasi alam.

Sebelumnya, ada dua ekor lumba-lumba yang masuk ke Sungai Kualuh. Tetapi, kini hanya tersisa satu ekor saja. Karena seekor lumba-lumba yang merupakan indukan telah mati. “Arus sungai cukup derasn

Dan ternyata di sini adalah habitat buaya. Sehingga, itu yang jadi kendala kita. Dalam proses evakuasi kita juga harus memikirkan keselamatan,” kata Amang, Staff JAAN, Kamis (31/1) petang.

Saat ini, titik posisi lumba-lumba sudah ditemukan. Hasil pengamatan sementara, lumba-lumba dalam keadaan normal. Hanya saja, ada luka di bagian tubuhnya. Itu juga yang menjadi kekhawatiran mereka.

Tim gabungan juga sudah melakukan evaluasi dan pengawasan. Rencananya, lumba-lumba jantan yang diperkirakan berusia 12-15 tahun itu, akan digiring ke wilayah dangkal. “Nanti akan kita bawa ke laut melalui jalur darat,” ujarnya.

Itu harus dilakukan, karena jika harus melalui jalur sungai, akan memakan jarak 100 Kilometer. Sedangkan jalur darat, hanya memakan waktu tiga jam. Amang juga menjelaskan, lumba-lumba jenis ini memang hidupnya di kawasan pesisir. Mamalia cerdas ini juga sering masuk ke perairan tawar dan payau. “Namun biasanya, mereka tidak masuk ke sungai terlalu jauh,” ungkapnya.

Amang menduga, mereka tersesat karena sang induk yang mati memiliki luka di dekat lubang pernafasan. “Di situ letak syaraf dan navigasinya. Jadi mungkin dia menabrak, sehingga diduga gegar otak,” ujarnya.

Lumba-lumba yang mati, berjenis kelamin betina. Mereka memperkirakan usianya berkisar 15 tahun.

Sementara itu, BBKSDA Sumut belum bisa memastikan penyebab kematian induk lumba-lumba. Sementara itu, bangkainya sudah dikuburkan di kawasan Labuhanbatu.

“Ada luka di bagian punggung. Kalau diganggu manusia, tidak mungkin. Tapi mungkin karena memaksa berenang, sehingga kita duga menabrak,” ujar Kepala BBKSDA Sumut, Hotmauli Sianturi.

Pihaknya juga berencana mendatangkan tim dari Taman Safari utnuk membantu pengobatan lumba-lumba yang masih hidup. “Mudah-mudahan, ini bisa terselamatkan,” tandasnya.

Untuk diketahui, dua ekor lumba-lumba itu, mulai menampakan diri di Sungai Kualuh sejak Minggu (27/1). Video soal penampakan lumba-lumba itu viral di media sosial.(pra/jpc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru