27.8 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Bentuk Tim Penanggulangan Lintas Sektoral, Gubsu Minta Usut Penyebab Banjir

PASKABANJIR: Dua warga mengangkat balok kayu yang berserakan usai banjir bandang di Kabupaten Tapanuli Tengah, Jumat (31/1).
PASKABANJIR: Dua warga mengangkat balok kayu yang berserakan usai banjir bandang di Kabupaten Tapanuli Tengah, Jumat (31/1).

BARUS, SUMUTPOS.CO – Bencana banjir yang melanda beberapa di desa di Kecamatan Barus dan Andam Dewi, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), menyisakan duka mendalam dan kerugian besar. Agar bencana serupa tak terulang lagi, Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi, membentuk tim guna mencari tahu penyebab banjir dan rencana aksi agar tak terulang lagi.

Tim tersebut melibatkan berbagai pihak terkait lintas sektoral, mulai dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapteng, Polres hingga Kodim 0211 Tapteng, bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut. Tim bertugas menyelesaikan berbagai persoalan banjir dalam jangka pendek dan jangka panjang.

Hal itu disampaikan Gubernur Edy Rahmayadi saat memimpin rapat koordinasi penanganan pascabanjir bandang, Kamis (30/1) malam, di Mess Pemprov Sumut di Barus. Hadir dalam rapat tersebut Bupati Tapteng Bakhtiar Ahmad Sibarani, Kapolres Tapteng Sukamat, Dandim 0211 Tapteng Dadang Alex, OPD Pemprov Sumut dan Pemkab Tapteng serta pihak terkait lainnya.

Untuk penanganan banjir bandang jangka panjang, Gubernur menginstruksikan tim segera membuat rencana aksi sehingga banjir tidak terulang kembali. “Bentuk tim, cari tahu kenapa banjir ini, nanti rapat. Kan sudah bertahun-tahun banjirnya. Jika tidak dicari tahu banjirnya datang lagi nanti, rakyat juga yang susah,” kata Edy.

Sementara itu, untuk jangka pendek, tim harus menyelesaikan berbagai persoalan dampak banjir bandang yang baru saja terjadi. Antara lain rumah masyarakat dan berbagai fasilitas umum yang rusak harus segera ditangani. “Saya minta tolong nanti direncanakan dengan waktu sesingkat-singkatnya. Jika rumah orang ini hancur harus dipikirkan bagaimana sementara itu,” kata Edy Rahmayadi.

Selain itu, pendidikan juga menjadi prioritas yang harus diselesaikan. Edy menginginkan agar sekolah yang masih terendam lumpur hingga peralatan sekolah yang rusak dan hilang harus ditangani dengan segera.

“Pendidikan ini juga prioritas kita. Karena masa depan bangsa, masa depan Sumut bergantung pada pendidikan. Tidak bisa anak-anak ini berlama-lama dibiarkan tidak sekolah. Jika pendidikan tak berjalan, gelap kita. Kemudian pastikan kesehatannya juga,” kata Gubernur.

Sementara itu, Bupati Tapteng Bakhtiar Ahmad Sibarani mengatakan siap membentuk tim seperti yang diinstruksikan gubernur. Mengenai pendidikan, Bupati juga mengatakan hal tersebut pasti dilaksanakan. Untuk itu dia meminta bantuan Pemprov Sumut terkait bantuan peralatan sekolah.

Selain itu, Bakhtiar juga meminta bantuan terkait tanggul Sungai Aek Sirahar. “Saat ini kami membutuhkan peralatan sekolah yang terendam banjir. Kami meminta bantuan Pemerintah Provinsi untuk itu,” kata Bakhtiar.

Terpisah, Dinas Kehutanan Provinsi Sumut pun angkat bicara soal dugaan penyebab banjir. Kepala Seksi Pengamanan Hutan dan Lingkungan Dinas Kehutanan Sumut, Albert Sibuea mengaku belum dapat memastikan bahwa bencana banjir Tapteng karena dipicu pembalakan liar. “Namun kalau patut diduga adalah iya, karena ada pohon dan kayu yang berjatuhan dari atas bukit. Dan itu adalah faktanya, ada pohon menimpa rumah warga. Namun sekali lagi, belum dipastikan karena pembalakan,” ujar Albert Sibuea.

Lebih lanjut, Sibuea mengatakan, Dishut Sumut melalui KPA 12 Tarutung, sudah turun untuk bergabung dalam tim penanganan banjir Tapteng sekaligus melakukan pengamatan atas indikasi pembalakan liar di sana. Direncanakan juga pada Senin pekan depan, tim Dishut Sumut resmi akan turun menyelidiki pemicu banjir dari sisi kemungkinan terjadinya pembalakan liar. “Dan nanti hasilnya akan kita sampaikan ke publik,” ujar Albert.

Kirim Tim Medis dan Obat-obatan

Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumut mengirimkan bantuan obat-obatan dan tim medis dalam upaya penanganan bencana yang terjadi di Kecamatan Barus dan Kecamatan Andam Dewi, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) beberapa waktu lalu. Kepala Dinas Kesehatan Sumut dr Alwi Mujahit Hasibuan melalui Sekretaris Dinas Kesehatan dr Aris Yudhariansyah menyampaikan, tim itu terdiri dari satu orang tenaga dokter dan juga dua orang tenaga paramedis. “Tim ini sendiri sebetulnya sudah dikirim, langsung tak lama setelah kejadian bencana terjadi,” ungkapnya kepada wartawan, Jumat (31/1).

Ia menjelaskan, di lokasi bencana, tim ini sifatnya bertugas untuk membantu tenaga medis dari Kabupaten yang juga ikut diturunkan. Selain itu, tim ini juga berperan untuk membantu mendistribusikan obat-obatan ke para korban bencana. “Sampai saat ini, tim kita masih berada disana. Karena dalam penanganan bencana, selain melakukan tindakan evakuasi dan mitigasi juga dilakukan rehabiitasi melalui trauma healing,” jelasnya.

Aris mengaku, berdasarkan laporan yang diperoleh hingga Kamis (30/1) kemarin, jumlah total warga yang menjadi korban bencana banjir yang melakukan rawat jalan terus meningkatkan. Data terakhir, tercatat ada sebanyak 749 orang yang melakukan perobatan tersebut.

Selain itu, juga telah dibentuk sebanyak tujuh dari sebelumnya tiga poskes (pos kesehatan). Poskes ini sendiri tersebar dan menjangkau 10 desa yang ada di lokasi bencana. “Keluhan yang paling banyak dijumpai itu antara lain berupa penyakit influenca, dispepsia, nyeri otot, ISPA, hingga rheumatoid. Informasi terakhir yang didapat, dalam peristiwa ini telah menyebabkan sebanyak delapan orang meninggal dan satu lainnya hilang,” pungkasnya. (prn)

PASKABANJIR: Dua warga mengangkat balok kayu yang berserakan usai banjir bandang di Kabupaten Tapanuli Tengah, Jumat (31/1).
PASKABANJIR: Dua warga mengangkat balok kayu yang berserakan usai banjir bandang di Kabupaten Tapanuli Tengah, Jumat (31/1).

BARUS, SUMUTPOS.CO – Bencana banjir yang melanda beberapa di desa di Kecamatan Barus dan Andam Dewi, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), menyisakan duka mendalam dan kerugian besar. Agar bencana serupa tak terulang lagi, Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi, membentuk tim guna mencari tahu penyebab banjir dan rencana aksi agar tak terulang lagi.

Tim tersebut melibatkan berbagai pihak terkait lintas sektoral, mulai dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapteng, Polres hingga Kodim 0211 Tapteng, bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut. Tim bertugas menyelesaikan berbagai persoalan banjir dalam jangka pendek dan jangka panjang.

Hal itu disampaikan Gubernur Edy Rahmayadi saat memimpin rapat koordinasi penanganan pascabanjir bandang, Kamis (30/1) malam, di Mess Pemprov Sumut di Barus. Hadir dalam rapat tersebut Bupati Tapteng Bakhtiar Ahmad Sibarani, Kapolres Tapteng Sukamat, Dandim 0211 Tapteng Dadang Alex, OPD Pemprov Sumut dan Pemkab Tapteng serta pihak terkait lainnya.

Untuk penanganan banjir bandang jangka panjang, Gubernur menginstruksikan tim segera membuat rencana aksi sehingga banjir tidak terulang kembali. “Bentuk tim, cari tahu kenapa banjir ini, nanti rapat. Kan sudah bertahun-tahun banjirnya. Jika tidak dicari tahu banjirnya datang lagi nanti, rakyat juga yang susah,” kata Edy.

Sementara itu, untuk jangka pendek, tim harus menyelesaikan berbagai persoalan dampak banjir bandang yang baru saja terjadi. Antara lain rumah masyarakat dan berbagai fasilitas umum yang rusak harus segera ditangani. “Saya minta tolong nanti direncanakan dengan waktu sesingkat-singkatnya. Jika rumah orang ini hancur harus dipikirkan bagaimana sementara itu,” kata Edy Rahmayadi.

Selain itu, pendidikan juga menjadi prioritas yang harus diselesaikan. Edy menginginkan agar sekolah yang masih terendam lumpur hingga peralatan sekolah yang rusak dan hilang harus ditangani dengan segera.

“Pendidikan ini juga prioritas kita. Karena masa depan bangsa, masa depan Sumut bergantung pada pendidikan. Tidak bisa anak-anak ini berlama-lama dibiarkan tidak sekolah. Jika pendidikan tak berjalan, gelap kita. Kemudian pastikan kesehatannya juga,” kata Gubernur.

Sementara itu, Bupati Tapteng Bakhtiar Ahmad Sibarani mengatakan siap membentuk tim seperti yang diinstruksikan gubernur. Mengenai pendidikan, Bupati juga mengatakan hal tersebut pasti dilaksanakan. Untuk itu dia meminta bantuan Pemprov Sumut terkait bantuan peralatan sekolah.

Selain itu, Bakhtiar juga meminta bantuan terkait tanggul Sungai Aek Sirahar. “Saat ini kami membutuhkan peralatan sekolah yang terendam banjir. Kami meminta bantuan Pemerintah Provinsi untuk itu,” kata Bakhtiar.

Terpisah, Dinas Kehutanan Provinsi Sumut pun angkat bicara soal dugaan penyebab banjir. Kepala Seksi Pengamanan Hutan dan Lingkungan Dinas Kehutanan Sumut, Albert Sibuea mengaku belum dapat memastikan bahwa bencana banjir Tapteng karena dipicu pembalakan liar. “Namun kalau patut diduga adalah iya, karena ada pohon dan kayu yang berjatuhan dari atas bukit. Dan itu adalah faktanya, ada pohon menimpa rumah warga. Namun sekali lagi, belum dipastikan karena pembalakan,” ujar Albert Sibuea.

Lebih lanjut, Sibuea mengatakan, Dishut Sumut melalui KPA 12 Tarutung, sudah turun untuk bergabung dalam tim penanganan banjir Tapteng sekaligus melakukan pengamatan atas indikasi pembalakan liar di sana. Direncanakan juga pada Senin pekan depan, tim Dishut Sumut resmi akan turun menyelidiki pemicu banjir dari sisi kemungkinan terjadinya pembalakan liar. “Dan nanti hasilnya akan kita sampaikan ke publik,” ujar Albert.

Kirim Tim Medis dan Obat-obatan

Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumut mengirimkan bantuan obat-obatan dan tim medis dalam upaya penanganan bencana yang terjadi di Kecamatan Barus dan Kecamatan Andam Dewi, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) beberapa waktu lalu. Kepala Dinas Kesehatan Sumut dr Alwi Mujahit Hasibuan melalui Sekretaris Dinas Kesehatan dr Aris Yudhariansyah menyampaikan, tim itu terdiri dari satu orang tenaga dokter dan juga dua orang tenaga paramedis. “Tim ini sendiri sebetulnya sudah dikirim, langsung tak lama setelah kejadian bencana terjadi,” ungkapnya kepada wartawan, Jumat (31/1).

Ia menjelaskan, di lokasi bencana, tim ini sifatnya bertugas untuk membantu tenaga medis dari Kabupaten yang juga ikut diturunkan. Selain itu, tim ini juga berperan untuk membantu mendistribusikan obat-obatan ke para korban bencana. “Sampai saat ini, tim kita masih berada disana. Karena dalam penanganan bencana, selain melakukan tindakan evakuasi dan mitigasi juga dilakukan rehabiitasi melalui trauma healing,” jelasnya.

Aris mengaku, berdasarkan laporan yang diperoleh hingga Kamis (30/1) kemarin, jumlah total warga yang menjadi korban bencana banjir yang melakukan rawat jalan terus meningkatkan. Data terakhir, tercatat ada sebanyak 749 orang yang melakukan perobatan tersebut.

Selain itu, juga telah dibentuk sebanyak tujuh dari sebelumnya tiga poskes (pos kesehatan). Poskes ini sendiri tersebar dan menjangkau 10 desa yang ada di lokasi bencana. “Keluhan yang paling banyak dijumpai itu antara lain berupa penyakit influenca, dispepsia, nyeri otot, ISPA, hingga rheumatoid. Informasi terakhir yang didapat, dalam peristiwa ini telah menyebabkan sebanyak delapan orang meninggal dan satu lainnya hilang,” pungkasnya. (prn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/