30 C
Medan
Friday, May 10, 2024

Kurangi Kemacetan saat Mudik Lebaran 2023, Tol Kualatanjung-Siantar Segera Dibuka

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Mudik Lebaran 2023 semakin dekat. Para pemudik di Provinsi Sumatera Utara dipastikan akan merasakan jalur baru, sebab ada ruas tol baru yang akan beroperasi fungsional untuk mudik Lebaran tahun ini. Dengan demikian, penggunaan tol tersebut tidak dipungut biaya alias gratis.

JIKA selama ini para pemudik menempuh perjalanan melalui jalan raya umum, namun pada musim mudik kali ini bisa lebih lancar melalui jalan tol baru. Selain itu, waktu tempuh mudik juga menjadi lebih siangkat.

Kepala Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengaku sudah mengajukan daftar ruas tol yang beroperasi secara fungsional ini kepada Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR, serta Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK). Adapun 12 ruas tol baru di Sumut yang akan beroperasi fungsional pada mudik Lebaran tahun ini yakni Kualatanjung-Tebingtinggi-Parapat Seksi Kualatanjung-Pematang Siantar sepanjang 96,5 km dan Seksi Dolok Merawan-Sinaksak sepanjang 20,40 km. Kemudian Stabat-Tanjungpura Sebagian Seksi 2 sepanjang 7,2 km.

Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Sumut, Agustinus menyambut baik pengoperasian dua ruas jalan tol tersebut. Menurutnya, hal itu sangat membantu mengurangi kemacetan saat arus mudik berlangsung nantinya. “Pastinya akan bisa mengurangi beban volume kenderaan di ruas jalan nasional,” kata Agustinus kepada Sumut Pos, Jumat (31/3).

Agustinus menjelaskan, untuk ruas tol Kualatanjung, saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023 lalu baru satu ruas yang bisa dilalui. Namun pada arus mudik Lebaran 2023 ini, diperkirakan bisa digunakan dua jalur. “Kita dapat informasi dua jalur itu, bisa digunakan. Ini sangat membantu dalam mengurangi kemacetan di ruas jalan nasional,” sebutnya.

Agustinus juga mengungkapkan, pada Rabu (29/3) lalu, ia melakukan pengecekan terhadap ruas jalan tersebut bersama Direktorat Lalulintas Polda Sumut, Satuan Lalulintas Polres Tebingtinggi, Simalungun dan Batubara. “Kita ingin memastikan apakah benar-benar sudah bisa digunakan. Saya menilai, cukup baik, apa lagi dua jalur,” jelasnya.

Namun, lanjut Agustinus, dari pemantauan tersebut ada catatan untuk segara diperbaiki dan dilengkapi seperti rambu-rambu dan marka jalan di ruas tol tersebut. “Memang kedua jalur itu sudah ada rambu. Tapi masih kurang marka tepi. Marka tengah ada di beberapa titik, tapi belum maksimal. Semua dalam proses, masih ada waktu. Sehingga menjadi layak untuk digunakan H-7,” pungkasnya.

Sementara, untuk operasi fungsional Jalan Tol Binjai-Langsa pada ruas Stabat-Tanjungpura, pimpinan proyek Hutama Karya, Hestu Budi menjelaskan, pihaknya terus berupaya agar Jalan Tol Binjai-Langsa pada seksi 2 Stabat-Tanjungpura dapat beroperasi dalam waktu dekat, atau menyambut Hari Raya Idul Fitri. Mengingat hal tersebut berpotensi terjadinya penumpukan kendaraan di jalan lintas.

Meski demikian, awalnya PT HK yang memborong pengerjaan tersebut memberi harapan agar seksi 2 Stabat-Tanjungpura dapat dilintasi pada Juni 2023. “Target Juni agak berat, diharapkan Agustus 2023,” ujar Hestu, Jumat (31/3).

Dia menjelaskan, kontur tanah yang lunak menjadi kendala dalam proses pembangunan jalan bebas hambatan tersebut. Juga alasan yang paling sering terjadi, karena pembebasan lahan. Sayangnya, dia tidak merinci di titik mana pembebasan lahan yang terganggu. “Betul karena tanah lunak, dan masih ada lahan belum bebas,” ujar Hestu.

Meski belum dapat beroperasi, PT HK memberi pilihan agar pengendara yang mau ke Tanjungpura dapat melintas jalan lintas seperti biasa. Tapi, masyarakat dapat keluar dari gerbang Stabat yang berada di Kwala Bingai.

Pun demikian, tetap saja keluar dari pintu Kwala Bingai Stabat, melihat kondisi jika terjadi penumpukan kendaraan di pintu gerbang Karang Rejo, Stabat. Mengingat mudik Lebaran Idul Fitri berpotensi volume kendaraan meningkat.

Hestu menambahkan, pemudik atau pengendara yang keluar dari Gerbang Kwala Bingai akan digratiskan. Itu lantaran karena menjadi jalan tol fungsional, yang merupakan jalur darurat dan dapat dibuka sementara, untuk mendukung kelancaran arus lalin. “Jalan tol seksi Stabat-Tanjungpura masih fungsional, nanntinya akan digratiskan. Karena memang belum selesai 100 persen. Dari Stabat sampai Kwala Bingai atau di Jalan Proklamasi, Stabat, sepanjang 7,2 Km,” pungkasnya.

Dikutip dari situs BPJT, terdapat empat ruas tol baru di Sumatera Utara yang dibuka pada musim mudik Lebaran 2023 ini. Panjang tol yang siap digunakan ini mencapai sekitar 90 Km. Adapun keempay jalur tol di Sumatera Utara yang dibuka jelang Lebaran yakni Jalan Tol Kualatanjung–Tebingtinggi–Parapat Seksi 1 sepanjang 20,40 km, Seksi 2 sepanjang 18,05 km, Seksi 3 sepanjang 30,00 km, dan Seksi 4 sepanjang 28,00 km.

Dengan beroperasinya empat jalur tol baru ini akan menambah keberadaan jalan tol yang sudah eksis selama ini. Pengoperasian empat jalur tol di Sumatera ini juga bersamaan dengan dibukanya lebih dari 10 jalur tol lain di Indonesia menyambut musik mudik Lebaran 2023 ini.

Terkait progres tol ini, Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian PUPR Hedi Rahadian menyatakan, Kementerian PUPR memastikan kesiapan infrastruktur jalan maupun jembatan yang didukung dengan telah bertambahnya ruas jalan tol baru. Pada tahun 2022 ruas tol beroperasi sepanjang 142,11 km, dan ditambah lagi ruas tol baru yang beroperasi pada awal tahun 2023 yang panjangnya mencapai puluhan km.

Hedi mengatakan, jalan tol yang siap fungsional saat Lebaran 2023 ini pendek-pendek, tetapi sifatnya menyambungkan sehingga perannya sangat penting. Nilai penting dari ruas tol baru yang difungsikan lebih awal pada musim Lebaran 2023 itu tidak lepas dari strategi yang disusun. “Jaringan jalan kita sekarang kita rancang dari strategi jaringan backbone-nya jalan tol. Jadi kalau kita bangun jalan tol di mana-mana itu maksudnya untuk menekan travel time,” katanya saat acara press conference di Kementerian PUPR, Rabu 8 Februari 2023 lalu.

“Variablenya transport cost, jadi kalau waktu perjalanan lebih panjang pasti biaya transportasinya akan tambah mahal, demikian sabaliknya,” imbuh Hedi.

Kementerian PUPR bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) terus mengebut menyelesaikan pembangunan jalan tol di sejumlah jalur itu dalam rangka meningkatkan konektivitas antar daerah dan mendorong perekonomian masyarakat. (gus/ted/bbs/adz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Mudik Lebaran 2023 semakin dekat. Para pemudik di Provinsi Sumatera Utara dipastikan akan merasakan jalur baru, sebab ada ruas tol baru yang akan beroperasi fungsional untuk mudik Lebaran tahun ini. Dengan demikian, penggunaan tol tersebut tidak dipungut biaya alias gratis.

JIKA selama ini para pemudik menempuh perjalanan melalui jalan raya umum, namun pada musim mudik kali ini bisa lebih lancar melalui jalan tol baru. Selain itu, waktu tempuh mudik juga menjadi lebih siangkat.

Kepala Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengaku sudah mengajukan daftar ruas tol yang beroperasi secara fungsional ini kepada Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR, serta Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK). Adapun 12 ruas tol baru di Sumut yang akan beroperasi fungsional pada mudik Lebaran tahun ini yakni Kualatanjung-Tebingtinggi-Parapat Seksi Kualatanjung-Pematang Siantar sepanjang 96,5 km dan Seksi Dolok Merawan-Sinaksak sepanjang 20,40 km. Kemudian Stabat-Tanjungpura Sebagian Seksi 2 sepanjang 7,2 km.

Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Sumut, Agustinus menyambut baik pengoperasian dua ruas jalan tol tersebut. Menurutnya, hal itu sangat membantu mengurangi kemacetan saat arus mudik berlangsung nantinya. “Pastinya akan bisa mengurangi beban volume kenderaan di ruas jalan nasional,” kata Agustinus kepada Sumut Pos, Jumat (31/3).

Agustinus menjelaskan, untuk ruas tol Kualatanjung, saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023 lalu baru satu ruas yang bisa dilalui. Namun pada arus mudik Lebaran 2023 ini, diperkirakan bisa digunakan dua jalur. “Kita dapat informasi dua jalur itu, bisa digunakan. Ini sangat membantu dalam mengurangi kemacetan di ruas jalan nasional,” sebutnya.

Agustinus juga mengungkapkan, pada Rabu (29/3) lalu, ia melakukan pengecekan terhadap ruas jalan tersebut bersama Direktorat Lalulintas Polda Sumut, Satuan Lalulintas Polres Tebingtinggi, Simalungun dan Batubara. “Kita ingin memastikan apakah benar-benar sudah bisa digunakan. Saya menilai, cukup baik, apa lagi dua jalur,” jelasnya.

Namun, lanjut Agustinus, dari pemantauan tersebut ada catatan untuk segara diperbaiki dan dilengkapi seperti rambu-rambu dan marka jalan di ruas tol tersebut. “Memang kedua jalur itu sudah ada rambu. Tapi masih kurang marka tepi. Marka tengah ada di beberapa titik, tapi belum maksimal. Semua dalam proses, masih ada waktu. Sehingga menjadi layak untuk digunakan H-7,” pungkasnya.

Sementara, untuk operasi fungsional Jalan Tol Binjai-Langsa pada ruas Stabat-Tanjungpura, pimpinan proyek Hutama Karya, Hestu Budi menjelaskan, pihaknya terus berupaya agar Jalan Tol Binjai-Langsa pada seksi 2 Stabat-Tanjungpura dapat beroperasi dalam waktu dekat, atau menyambut Hari Raya Idul Fitri. Mengingat hal tersebut berpotensi terjadinya penumpukan kendaraan di jalan lintas.

Meski demikian, awalnya PT HK yang memborong pengerjaan tersebut memberi harapan agar seksi 2 Stabat-Tanjungpura dapat dilintasi pada Juni 2023. “Target Juni agak berat, diharapkan Agustus 2023,” ujar Hestu, Jumat (31/3).

Dia menjelaskan, kontur tanah yang lunak menjadi kendala dalam proses pembangunan jalan bebas hambatan tersebut. Juga alasan yang paling sering terjadi, karena pembebasan lahan. Sayangnya, dia tidak merinci di titik mana pembebasan lahan yang terganggu. “Betul karena tanah lunak, dan masih ada lahan belum bebas,” ujar Hestu.

Meski belum dapat beroperasi, PT HK memberi pilihan agar pengendara yang mau ke Tanjungpura dapat melintas jalan lintas seperti biasa. Tapi, masyarakat dapat keluar dari gerbang Stabat yang berada di Kwala Bingai.

Pun demikian, tetap saja keluar dari pintu Kwala Bingai Stabat, melihat kondisi jika terjadi penumpukan kendaraan di pintu gerbang Karang Rejo, Stabat. Mengingat mudik Lebaran Idul Fitri berpotensi volume kendaraan meningkat.

Hestu menambahkan, pemudik atau pengendara yang keluar dari Gerbang Kwala Bingai akan digratiskan. Itu lantaran karena menjadi jalan tol fungsional, yang merupakan jalur darurat dan dapat dibuka sementara, untuk mendukung kelancaran arus lalin. “Jalan tol seksi Stabat-Tanjungpura masih fungsional, nanntinya akan digratiskan. Karena memang belum selesai 100 persen. Dari Stabat sampai Kwala Bingai atau di Jalan Proklamasi, Stabat, sepanjang 7,2 Km,” pungkasnya.

Dikutip dari situs BPJT, terdapat empat ruas tol baru di Sumatera Utara yang dibuka pada musim mudik Lebaran 2023 ini. Panjang tol yang siap digunakan ini mencapai sekitar 90 Km. Adapun keempay jalur tol di Sumatera Utara yang dibuka jelang Lebaran yakni Jalan Tol Kualatanjung–Tebingtinggi–Parapat Seksi 1 sepanjang 20,40 km, Seksi 2 sepanjang 18,05 km, Seksi 3 sepanjang 30,00 km, dan Seksi 4 sepanjang 28,00 km.

Dengan beroperasinya empat jalur tol baru ini akan menambah keberadaan jalan tol yang sudah eksis selama ini. Pengoperasian empat jalur tol di Sumatera ini juga bersamaan dengan dibukanya lebih dari 10 jalur tol lain di Indonesia menyambut musik mudik Lebaran 2023 ini.

Terkait progres tol ini, Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian PUPR Hedi Rahadian menyatakan, Kementerian PUPR memastikan kesiapan infrastruktur jalan maupun jembatan yang didukung dengan telah bertambahnya ruas jalan tol baru. Pada tahun 2022 ruas tol beroperasi sepanjang 142,11 km, dan ditambah lagi ruas tol baru yang beroperasi pada awal tahun 2023 yang panjangnya mencapai puluhan km.

Hedi mengatakan, jalan tol yang siap fungsional saat Lebaran 2023 ini pendek-pendek, tetapi sifatnya menyambungkan sehingga perannya sangat penting. Nilai penting dari ruas tol baru yang difungsikan lebih awal pada musim Lebaran 2023 itu tidak lepas dari strategi yang disusun. “Jaringan jalan kita sekarang kita rancang dari strategi jaringan backbone-nya jalan tol. Jadi kalau kita bangun jalan tol di mana-mana itu maksudnya untuk menekan travel time,” katanya saat acara press conference di Kementerian PUPR, Rabu 8 Februari 2023 lalu.

“Variablenya transport cost, jadi kalau waktu perjalanan lebih panjang pasti biaya transportasinya akan tambah mahal, demikian sabaliknya,” imbuh Hedi.

Kementerian PUPR bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) terus mengebut menyelesaikan pembangunan jalan tol di sejumlah jalur itu dalam rangka meningkatkan konektivitas antar daerah dan mendorong perekonomian masyarakat. (gus/ted/bbs/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/