30 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Bacaleg Pendatang Baru Siapkan Biaya Rp1,5 Miliar

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Rapat Paripurna DPR RI. Biaya kampanye menuju kursi senayan diprediksi mencapai miliarn rupiah.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Status sosial anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia di mata masyarakat tergolong kelas atas. Selain itu, aspek pendapatan maupun fasilitas yang diterima dari negara, juga menggiurkan. Namun diperlukan kerja keras dan dukungan finansial untuk meraih kursi itu. Seorang bacaleg pendatang baru mengaku mempersiapkan biaya sosialisasi Rp1 miliar-1,5 miliar demi tiket ke Senayan.

Bacaleg Partai Gerindra Dapil Sumut III untuk DPR RI, Sugiat Santoso mengakui, untuk maju sebagai caleg Senayan memang membutuhkan biaya tak sedikit. Namun dari jaringan yang dia miliki dan optimis mesin partai sudah berjalan, biaya yang nantinya dikeluarkan untuk bersosialisasi, menurutnya bisa dihemat.

“Untuk hal-hal wajib seperti akomodasi, transportasi dan alat peraga kampanye (APK) tentukan harus disiapkan. Perkiraan saya sekitar Rp1 miliar sampai Rp1,5 miliar. Selebihnya saya akan memanfaatkan betul jaringan dan mesin partai yang ada,” katanya.

Sugiat mengaku optimisitis memperoleh tiket ke Senayan. Hal ini didasari bahwa dirinya sudah tiga tahun menjabat sebagai Wakil Ketua Gerindra Sumut, Ketua KNPI Sumut dan pernah menjabat Wakil Ketua Tim Kampanye Eramas pada Pilgubsu 2018. “Saat itu kebetulan saya diberi amanah mengakomodir mesin partai mulai kabupaten/kota, kecamatan hingga ketingkat TPS. Saya juga Ketua Bidang Politik MPW Pemuda Pancasila Sumut, yang akan saya manfaatkan jaringan melekat ini untuk penguatan pada Pileg mendatang,” katanya.

Ia mengatakan, tidak ingin menghabiskan uang terlalu banyak untuk bertarung. Karena jika demikian, ketika terpilih menjadi anggota dewa, prioritas awal tentu mengembalikan modal. “Ini yang saya hindarkan. Terutama pola-pola perjuangan untuk legislatif memakai kekuatan uang. Saya cukup menggunakan kekuatan jaringan saja,” katanya.

Bacaleg dari Partai Golkar Dapil Sumut I untuk DPR RI, Rolel Harahap, belum mau membeberkan kekuatan finansial yang telah disiapkan untuk merebut kursi Senayan. “Nantilah sajalah setelah DCS atau DCT. Sekarang ini segala kemungkinan masih dapat berubah,” katanya.

Pun begitu, ia mengamini setiap perjuangan membutuhkan dana yang tidak sedikit. Apalagi dirinya sudah berpengalaman baik sebagai mantan dewan dan wakil kepala daerah. “Saya paham bahwa setiap election membutuhkan uang. Tapi untuk sekarang ini belum cocok diceritakan. Kita tunggulah minimal DCS yang nanti KPU umumkan. Apalagi tingkat pusat ini kan wewenang DPP. Mereka semua yang punya otoritas,” pungkasnya.

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Rapat Paripurna DPR RI. Biaya kampanye menuju kursi senayan diprediksi mencapai miliarn rupiah.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Status sosial anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia di mata masyarakat tergolong kelas atas. Selain itu, aspek pendapatan maupun fasilitas yang diterima dari negara, juga menggiurkan. Namun diperlukan kerja keras dan dukungan finansial untuk meraih kursi itu. Seorang bacaleg pendatang baru mengaku mempersiapkan biaya sosialisasi Rp1 miliar-1,5 miliar demi tiket ke Senayan.

Bacaleg Partai Gerindra Dapil Sumut III untuk DPR RI, Sugiat Santoso mengakui, untuk maju sebagai caleg Senayan memang membutuhkan biaya tak sedikit. Namun dari jaringan yang dia miliki dan optimis mesin partai sudah berjalan, biaya yang nantinya dikeluarkan untuk bersosialisasi, menurutnya bisa dihemat.

“Untuk hal-hal wajib seperti akomodasi, transportasi dan alat peraga kampanye (APK) tentukan harus disiapkan. Perkiraan saya sekitar Rp1 miliar sampai Rp1,5 miliar. Selebihnya saya akan memanfaatkan betul jaringan dan mesin partai yang ada,” katanya.

Sugiat mengaku optimisitis memperoleh tiket ke Senayan. Hal ini didasari bahwa dirinya sudah tiga tahun menjabat sebagai Wakil Ketua Gerindra Sumut, Ketua KNPI Sumut dan pernah menjabat Wakil Ketua Tim Kampanye Eramas pada Pilgubsu 2018. “Saat itu kebetulan saya diberi amanah mengakomodir mesin partai mulai kabupaten/kota, kecamatan hingga ketingkat TPS. Saya juga Ketua Bidang Politik MPW Pemuda Pancasila Sumut, yang akan saya manfaatkan jaringan melekat ini untuk penguatan pada Pileg mendatang,” katanya.

Ia mengatakan, tidak ingin menghabiskan uang terlalu banyak untuk bertarung. Karena jika demikian, ketika terpilih menjadi anggota dewa, prioritas awal tentu mengembalikan modal. “Ini yang saya hindarkan. Terutama pola-pola perjuangan untuk legislatif memakai kekuatan uang. Saya cukup menggunakan kekuatan jaringan saja,” katanya.

Bacaleg dari Partai Golkar Dapil Sumut I untuk DPR RI, Rolel Harahap, belum mau membeberkan kekuatan finansial yang telah disiapkan untuk merebut kursi Senayan. “Nantilah sajalah setelah DCS atau DCT. Sekarang ini segala kemungkinan masih dapat berubah,” katanya.

Pun begitu, ia mengamini setiap perjuangan membutuhkan dana yang tidak sedikit. Apalagi dirinya sudah berpengalaman baik sebagai mantan dewan dan wakil kepala daerah. “Saya paham bahwa setiap election membutuhkan uang. Tapi untuk sekarang ini belum cocok diceritakan. Kita tunggulah minimal DCS yang nanti KPU umumkan. Apalagi tingkat pusat ini kan wewenang DPP. Mereka semua yang punya otoritas,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/