DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Ruangan Direktur RS Grand Medistra yang ‘terbakar’ Senin (28/9) lalu sekitar pukul 09.30 WIB, hingga kini belum diketahui penyebab pastinya. Namun, titik api berasal dari mesin fax yang ada di Ruangan Direktur RS Grand Medistra Lubukpakam, dr Arif Soejatmiko.
Kapolsek Lubukpakam, AKP Darwin Ketaren ketika dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. Menurut dia, titik api yang berasal dari mesin fax di Ruangan Direktur RS Grand Medistra itu diketahui usai pihaknya melakukan pemeriksaan terhadap tiga orang saksi.
“Pagi tadi ketiga saksi kita periksa. Titik api pertama dari mesin fax yang kemudian merembet ke mesin penghancur kertas. Untuk penyebabnya belum diketahui, tapi yang pasti titik api dari mesin fax dan mesin penghancur kertas itu,” ucap Kapolsek, Jumat (30/9).
Penyebab terbakarnya Ruangan Direktur RS Grand Medistra nantinya akan dibeberkan oleh Tim Labfor Poldasu yang saat ini masih melakukan penyelidikan. “Nanti tunggu hasil Labfor,” imbuhnya.
Ditanya soal pihak manajemen RS Grand Medistra yang ingin melakukan pembenahan seperti merehab Ruang Direktur pascaterbakar, ia mengaku hal tersebut boleh dilakukan. “Tim Labfor kan sudah masuk. Jadi bolehlah,” ungkap mantan Kapolsek Dolok Masihul ini.
Kemarin pagi, tiga orang staf RS Grand Medistra Lubukpakam datang ke Mapolsek Lubukpakam untuk memenuhi pemanggilan polisi sekitar pukul 10.00 WIB. Terlihat, ketiganya datang didampingi oleh Humas RS Grand Medistra, Emra Sinaga
Ketiga saksi itu yakni, Leni, Rini dan Robinson Purba. Leni dan Rini merupakan pegawai akuntan di rumah sakit berlantai 4 tersebut dan Robinson adalah pegawai tata usaha.
“Sekitar jam 3 sore, tiga orang dari kita selesai dimintai keterangan sebagai saksi. Kami juga belum tahu penyebabnya kebakaran ini,” kata Emra.
Ia mengaku, pelayanan di RS Grand Medistra sudah kembali normal. Menurut dia, pascaterbakar, Perkantoran RS Grand Medistra itu menjadi berantakan. “Sampai saat ini semua pelayanan sudah berjalan normal. Data-data kita juga masih tersimpan dengan baik di sistem,” katanya.
Ia menambahkan, saat kejadian mesin fax terbakar di Ruangan Direktur RS Grand Medistra, sebenarnya ada tiga pasien yang melarikan diri. Begitupun, pihaknya tidak mempersoalkan hal tersebut dan memakluminya. Pasalnya, sebut Emra, pihak keluarga masing-masing pasien, datang kembali di malam harinya untuk menyelesaikan administrasinya.
“Pasien BPJS kemarin itu. Malamnya, kembali datang keluarganya. Enggak apa-apa kok itu. Kita juga bersyukur karena sampai detik ini belum ada pihak-pihak yang merasa kehilangan barang. Dan memang, waktu terbakar itu, kita melakukan pengamanan yang ketat,” pungkasnya. (ted)