25.6 C
Medan
Monday, June 3, 2024

SMAN 4 Siantar Kibarkan Bendera Setengah Tiang

SIANTAR-Guna menyelimuti duka di hati setelah enam siswa tewas akibat bus masuk jurang di Pondok Bulu, keluarga besar SMA Negeri 4 di Jalan Pattimura menggelar upacara bendera setengah tiang, Jumat (1/3). Pelaksanaan ucapara ini untuk mengenang kepergian, siswa, kerabat dan teman mereka yang telah meninggal dunia.

“Ini adalah bukti bahwa kita telah berduka. Anak-anak kita yang meninggal dunia akibat kecelakaan untuk mengikuti camping itu telah tiada. Tugas mereka telah selesai dan pergi dengan tenang meski dengan cara seperti ini,” ujar Ketua Komite SMA Negeri 4, Jansen Napitu.

Katanya, sebenarnya Pemko Siantar harus bertanggungjawab. Sebab mereka sebagai penyelenggara dan penanggungjawab seluruh kegiatan ini. “Mereka harus bisa melakukan suatu upaya agar luka yang diterima keluarga dan siswa tidak lagi begitu berat. Sebab dibalik kejadian ini, nyawa para siswa yang berniat untuk menjadi pengibar merah putih di Kota Siantar sirna sudah,” terang Jansen.

Sama halnya dengan kondisi di SMAN Negeri 1 Pematangsiantar. Mereka juga melaksanakan upacara bendera setengah tiang untuk mengenang duka yang mendalam. Jam pulang sekolah sengaja dipercepat lantaran untuk melayat teman mereka yang sudah tiada.

Sementara itu, kecelakaan bus Koperasi Diori yang membawa anggota Paskibra Kota Siantar dinilai kecelakaan murni. Kelanjutan dari tragedi yang menewaskan enam siswa di Siantar ini akan diserahkan kepada pihak sekolah.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Kota Siantar, Setia Siagian, Jumat (1/3). “Yang kita lihat ini adalah murni kecelakaan yang menimpa para siswa. Kita dari Pemko Siantar khususnya Disdik Siantar turut berduka atas kejadian ini,” jelasnya.

Sambung Siagian, untuk kelanjutannya, pihak Disdik telah menyerahkan ke masing-masing sekolah khususnya kepala sekolah. Nantinya, kepala sekolah yang akan menjadi lanjutan apa yang akan dilakukan.

“Kelanjutan segala urusan sudah kita serahkan kepada masing-masing sekolah. Biarlah pihak sekolah yang mencari solusi ataupun membahas bersama keluarga yang ditinggalkan,” paparnya.(mua/smg)

SIANTAR-Guna menyelimuti duka di hati setelah enam siswa tewas akibat bus masuk jurang di Pondok Bulu, keluarga besar SMA Negeri 4 di Jalan Pattimura menggelar upacara bendera setengah tiang, Jumat (1/3). Pelaksanaan ucapara ini untuk mengenang kepergian, siswa, kerabat dan teman mereka yang telah meninggal dunia.

“Ini adalah bukti bahwa kita telah berduka. Anak-anak kita yang meninggal dunia akibat kecelakaan untuk mengikuti camping itu telah tiada. Tugas mereka telah selesai dan pergi dengan tenang meski dengan cara seperti ini,” ujar Ketua Komite SMA Negeri 4, Jansen Napitu.

Katanya, sebenarnya Pemko Siantar harus bertanggungjawab. Sebab mereka sebagai penyelenggara dan penanggungjawab seluruh kegiatan ini. “Mereka harus bisa melakukan suatu upaya agar luka yang diterima keluarga dan siswa tidak lagi begitu berat. Sebab dibalik kejadian ini, nyawa para siswa yang berniat untuk menjadi pengibar merah putih di Kota Siantar sirna sudah,” terang Jansen.

Sama halnya dengan kondisi di SMAN Negeri 1 Pematangsiantar. Mereka juga melaksanakan upacara bendera setengah tiang untuk mengenang duka yang mendalam. Jam pulang sekolah sengaja dipercepat lantaran untuk melayat teman mereka yang sudah tiada.

Sementara itu, kecelakaan bus Koperasi Diori yang membawa anggota Paskibra Kota Siantar dinilai kecelakaan murni. Kelanjutan dari tragedi yang menewaskan enam siswa di Siantar ini akan diserahkan kepada pihak sekolah.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Kota Siantar, Setia Siagian, Jumat (1/3). “Yang kita lihat ini adalah murni kecelakaan yang menimpa para siswa. Kita dari Pemko Siantar khususnya Disdik Siantar turut berduka atas kejadian ini,” jelasnya.

Sambung Siagian, untuk kelanjutannya, pihak Disdik telah menyerahkan ke masing-masing sekolah khususnya kepala sekolah. Nantinya, kepala sekolah yang akan menjadi lanjutan apa yang akan dilakukan.

“Kelanjutan segala urusan sudah kita serahkan kepada masing-masing sekolah. Biarlah pihak sekolah yang mencari solusi ataupun membahas bersama keluarga yang ditinggalkan,” paparnya.(mua/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/