26.7 C
Medan
Thursday, May 23, 2024

Rasakan Manfaat Program Tanam Jagung, Kolompok Tani Puji Bupati Humbahas

HUMBAHAS, SUMUTPOS.CO – Program menanam jagung yang dicanangkan Bupati Humbang Hasundutan (Humbahas) Dosmar Banjarnahor pada tahun 2017 lalu, yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat, ternyata telah banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Humbahas. Ini karena dilihat dari kos anggaran menanam jagung minim, sementara harga jual stabil.

Seperti dirasakan oleh, Kelompok Tani Martabe dan Kelompok Tani Tunas Baru warga Desa Lobutua Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) Provinsi Sumut. Mereka bersyukur program tersebut karena meringankan beban biaya dan bisa meningkatkan kesejahteraan.

“ Puji Tuhan, kami sudah merasakan program ini. Program ini benar-benar tepat sasaran bagi kami petani. Dari pada menanam lain sudah biaya tinggi , harga tiba-tiba mau anjlok,” kata Ketua Kelompok Tani Martabe Basar Lumbantoruan kepada wartawan melalui sambungan seluler pasca kedua kalinya panen jagung diwilayah itu, Rabu (1/6).

Basar menjelaskan, sebelumnya masyarakat Desa Lobutua bercocok tanaman, di antaranya padi, tomat, sayur kol, cabe dan lainnya.

Selama petani itu, biaya beban penanaman hingga perawatan sangat tinggi walaupun harga jual tinggi.

Namun ironisnya, lanjut dia, biaya kebutuhan sehari-hari kadang tertutupi kadang tidak. Ini karena, harga yang anjlok dan tanaman kurang bagus.

Namun kini, menurut Basar, program jagung ini menjadi tanaman utama dimasyarakat Desa Lobutua ini. Dimana, sudah 95 persen masyarakat didesa ini bercocok tanam jagung , karena program ini tepat sasaran bagi mereka. Mulai, hitungan biaya penanaman hingga keperawatan.

Selain itu, dari beban biaya tersebut, hitungan mereka juga ternyata dapat menutupi kebutuhan kehidupan sehari-hari.

“Sudah 95 persen masyarakat Desa Lobutua beralih menjadi petani jagung. Karena, beban biaya tidak terlalu banyak, jadi bisa menutup kebutuhan kehidupan sehari-hari,” tambahnya.

Perlu diketahui, masyarakat Desa Lobutua ini ternyata sudah dua kali panen jagung. Seperti Kelompok Tani Martabe, panen pertamanya pada Desember 2021 lalu mengeluarkan sebanyak 18 ton jagung dengan luas kurang lebih 2 hektare.

Sedangkan, panen kedua pada, 30 Mei 2022 kemarin yang ikut disaksikan oleh Bupati Humbahas Dosmar Banjarnahor mencapai 28 ton.

Basar menambahkan, banyaknya 28 ton jagung ini yang keluar hasil pengelolaan masyarakat Lobutua yang tergabung dari dua kelompok tani yakni, Kelompok Tani Martabe dan Kelompok Tani Tunas Baru.

Untuk itu ia berharap, agar pemerintah pusat tidak melakukan impor sehingga harga Jagung stabil, supaya petani bisa mendapatkan keuntungan.

“Jadi, kami sangat senang dan tentu berterima kasih kepada Bupati Dosmar yang telah membuat program ini. Hasil yang didapat ke biaya pertanaman seimbang. Uangnya, bisa menanam kembali, dan sisa uangnya lagi bisa mencukupi kebutuhan kehidupan sehari-hari, dan ada dari petani kita yang meningkat,” ujar Basar. (des/azw)

HUMBAHAS, SUMUTPOS.CO – Program menanam jagung yang dicanangkan Bupati Humbang Hasundutan (Humbahas) Dosmar Banjarnahor pada tahun 2017 lalu, yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat, ternyata telah banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Humbahas. Ini karena dilihat dari kos anggaran menanam jagung minim, sementara harga jual stabil.

Seperti dirasakan oleh, Kelompok Tani Martabe dan Kelompok Tani Tunas Baru warga Desa Lobutua Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) Provinsi Sumut. Mereka bersyukur program tersebut karena meringankan beban biaya dan bisa meningkatkan kesejahteraan.

“ Puji Tuhan, kami sudah merasakan program ini. Program ini benar-benar tepat sasaran bagi kami petani. Dari pada menanam lain sudah biaya tinggi , harga tiba-tiba mau anjlok,” kata Ketua Kelompok Tani Martabe Basar Lumbantoruan kepada wartawan melalui sambungan seluler pasca kedua kalinya panen jagung diwilayah itu, Rabu (1/6).

Basar menjelaskan, sebelumnya masyarakat Desa Lobutua bercocok tanaman, di antaranya padi, tomat, sayur kol, cabe dan lainnya.

Selama petani itu, biaya beban penanaman hingga perawatan sangat tinggi walaupun harga jual tinggi.

Namun ironisnya, lanjut dia, biaya kebutuhan sehari-hari kadang tertutupi kadang tidak. Ini karena, harga yang anjlok dan tanaman kurang bagus.

Namun kini, menurut Basar, program jagung ini menjadi tanaman utama dimasyarakat Desa Lobutua ini. Dimana, sudah 95 persen masyarakat didesa ini bercocok tanam jagung , karena program ini tepat sasaran bagi mereka. Mulai, hitungan biaya penanaman hingga keperawatan.

Selain itu, dari beban biaya tersebut, hitungan mereka juga ternyata dapat menutupi kebutuhan kehidupan sehari-hari.

“Sudah 95 persen masyarakat Desa Lobutua beralih menjadi petani jagung. Karena, beban biaya tidak terlalu banyak, jadi bisa menutup kebutuhan kehidupan sehari-hari,” tambahnya.

Perlu diketahui, masyarakat Desa Lobutua ini ternyata sudah dua kali panen jagung. Seperti Kelompok Tani Martabe, panen pertamanya pada Desember 2021 lalu mengeluarkan sebanyak 18 ton jagung dengan luas kurang lebih 2 hektare.

Sedangkan, panen kedua pada, 30 Mei 2022 kemarin yang ikut disaksikan oleh Bupati Humbahas Dosmar Banjarnahor mencapai 28 ton.

Basar menambahkan, banyaknya 28 ton jagung ini yang keluar hasil pengelolaan masyarakat Lobutua yang tergabung dari dua kelompok tani yakni, Kelompok Tani Martabe dan Kelompok Tani Tunas Baru.

Untuk itu ia berharap, agar pemerintah pusat tidak melakukan impor sehingga harga Jagung stabil, supaya petani bisa mendapatkan keuntungan.

“Jadi, kami sangat senang dan tentu berterima kasih kepada Bupati Dosmar yang telah membuat program ini. Hasil yang didapat ke biaya pertanaman seimbang. Uangnya, bisa menanam kembali, dan sisa uangnya lagi bisa mencukupi kebutuhan kehidupan sehari-hari, dan ada dari petani kita yang meningkat,” ujar Basar. (des/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/