32.8 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Sumut Ditantang Gaet Wisatawan Tiongkok, Ayo.. Semangat!

Foto: Dame/sumutpos.co Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya (tengah) dalam Dialog Travel di Wisma Benteng, Sabtu (30/10). Turut jadi pembicara Direktur Jenderal (Dirjen) Imigrasi Kemenkumham, Ronny F Sompie (kiri), anggota DPR RI Sofyan Tan (kedua kiri), Plt Gubsu H T Erry Nuradi (kedua kanan), dan moderator (kanan).
Foto: Dame/sumutpos.co
Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya (tengah) dalam Dialog Travel di Wisma Benteng, Sabtu (30/10). Turut jadi pembicara Direktur Jenderal (Dirjen) Imigrasi Kemenkumham, Ronny F Sompie (kiri), anggota DPR RI Sofyan Tan (kedua kiri), Plt Gubsu H T Erry Nuradi (kedua kanan), dan moderator (kanan).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya menantang praktisi pariwisata Sumut untuk menggaet wisatawan mancanegara (wisman) khususnya wisman dari Republik Rakyat Tiongkon (RRT), yang pelancongnya mencapai 100 juta setiap tahunnya ke seluruh dunia.

”Dari jumlah itu, Indonesia masih kebagian relatif kecil atau hanya sekitar satu juta orang wisatawan Tiongkok. Sementara potensi wisatawan RRT sangat besar untuk digarap. Karena itu, tahun ini kita menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia mencapai 10 juta, dan tahun 2016 dinaikkan menjadi 12 juta orang. Nah, Sumut ditantang untuk ’mendatangkan’ turis Tiongkok. Paling tidak 1 juta per tahun. Bagaimana caranya, mari kita benahi pariwisata kita dengan promosi, event, dan infrastruktur,” katanya saat membuka Dialog Travel dengan tema “Mendorong Pertumbuhan Pariwisata dengan Memperluas Jaringan Pemasaran dan Peningkatan Pelayanana Dokumen Perjalanan” yang dirangkaikan acara Festival Buah dan Pameran Pariwisata Nusantara, bertempat di Wisma Benteng, Sabtu (30/10).

Untuk menggarap wisatawan mancanegara, kata dia, pemerintah membuat kebijakan Bebas Visa Kunjungan Singkat atau BVKS bagi 90 negara, yang diharapkan menambah nilai jual Indonesia dan sekaligus mendorong lebih cepat peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara.

“BVKS dipastikan akan menjadi salah satu tambahan bagi nilai jual Indonesia di pasar internasional. Selain itu, BVKS akan mendorong lebih cepat peningkatan kunjungan wisman. Keoptimisan terjadinya peningkatan wisman itu mengacu pada BVKS tahap pertama, yang terbukti sukses meningkatkan kunjungan wisatawan dari 30 negara,” kata Arief Yahya.

BVKS Indonesia sendiri sudah mendekati jumlah yang diberlakukan negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand.

Ia juga menjelaskan, pertumbuhan jumlah wisman dari 30 negara jauh di atas pertumbuhan rata-rata dimana kunjungan periode Juni – Juli 2015 sebesar 4,27 persen dibandingkan periode Juni – Juli 2014. Hingga Agustus lalu, jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia sudah mencapai 6,3 juta orang, atau 103 persen dari target yang ditetapkan 6.150.000 orang.

Dengan realisasi itu, maka Pemerintah optimistis bisa merealisasikan bahkan di atas target wisman tahun 2015 yang sebanyak 10 juta orang. Untuk tahun 2016, target kunjungan wisman sebanyak 12 juta.

Pemerintah, kata dia, menyadari bahwa masih banyak yang harus dibenahi. Seperti perlunya branding lewat promosi yang gencar, memperbanyak event wisata, dan pembenahan infrastruktur. ”Contohnya infrastruktur Medan-Danau Toba-Prapat perlu dibenahi. “Memang butuh waktu dan biaya.Tetapi yakinlah, pariwisata kita sangat layak dijual,” katanya.

Direktur Jenderal (Dirjen) Imigrasi Kemenkumham, Ronny F Sompie, dalam kesempatan yang sama mengatakan, pihaknya terus berupaya memperbaiki citra dan tugasnya untuk mendukung kebijakan bebas visa 90 negara tersebut.

”Salah satu kelemahan Imigrasi yang harus diatasi adalah kurangnya petugas. Di mana ada hanya 7.000 personil dengan 1.300 titik yang harus diawasi. Selain berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia-nya agar bisa lebih ramah kepada wisman, solusi lainnya adalah harus ada dukungan pemerintah daerah memperkuat jumlah personil melalui alih status PNS jadi petugas imigrasi,” katanya. (mea)

Foto: Dame/sumutpos.co Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya (tengah) dalam Dialog Travel di Wisma Benteng, Sabtu (30/10). Turut jadi pembicara Direktur Jenderal (Dirjen) Imigrasi Kemenkumham, Ronny F Sompie (kiri), anggota DPR RI Sofyan Tan (kedua kiri), Plt Gubsu H T Erry Nuradi (kedua kanan), dan moderator (kanan).
Foto: Dame/sumutpos.co
Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya (tengah) dalam Dialog Travel di Wisma Benteng, Sabtu (30/10). Turut jadi pembicara Direktur Jenderal (Dirjen) Imigrasi Kemenkumham, Ronny F Sompie (kiri), anggota DPR RI Sofyan Tan (kedua kiri), Plt Gubsu H T Erry Nuradi (kedua kanan), dan moderator (kanan).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya menantang praktisi pariwisata Sumut untuk menggaet wisatawan mancanegara (wisman) khususnya wisman dari Republik Rakyat Tiongkon (RRT), yang pelancongnya mencapai 100 juta setiap tahunnya ke seluruh dunia.

”Dari jumlah itu, Indonesia masih kebagian relatif kecil atau hanya sekitar satu juta orang wisatawan Tiongkok. Sementara potensi wisatawan RRT sangat besar untuk digarap. Karena itu, tahun ini kita menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia mencapai 10 juta, dan tahun 2016 dinaikkan menjadi 12 juta orang. Nah, Sumut ditantang untuk ’mendatangkan’ turis Tiongkok. Paling tidak 1 juta per tahun. Bagaimana caranya, mari kita benahi pariwisata kita dengan promosi, event, dan infrastruktur,” katanya saat membuka Dialog Travel dengan tema “Mendorong Pertumbuhan Pariwisata dengan Memperluas Jaringan Pemasaran dan Peningkatan Pelayanana Dokumen Perjalanan” yang dirangkaikan acara Festival Buah dan Pameran Pariwisata Nusantara, bertempat di Wisma Benteng, Sabtu (30/10).

Untuk menggarap wisatawan mancanegara, kata dia, pemerintah membuat kebijakan Bebas Visa Kunjungan Singkat atau BVKS bagi 90 negara, yang diharapkan menambah nilai jual Indonesia dan sekaligus mendorong lebih cepat peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara.

“BVKS dipastikan akan menjadi salah satu tambahan bagi nilai jual Indonesia di pasar internasional. Selain itu, BVKS akan mendorong lebih cepat peningkatan kunjungan wisman. Keoptimisan terjadinya peningkatan wisman itu mengacu pada BVKS tahap pertama, yang terbukti sukses meningkatkan kunjungan wisatawan dari 30 negara,” kata Arief Yahya.

BVKS Indonesia sendiri sudah mendekati jumlah yang diberlakukan negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand.

Ia juga menjelaskan, pertumbuhan jumlah wisman dari 30 negara jauh di atas pertumbuhan rata-rata dimana kunjungan periode Juni – Juli 2015 sebesar 4,27 persen dibandingkan periode Juni – Juli 2014. Hingga Agustus lalu, jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia sudah mencapai 6,3 juta orang, atau 103 persen dari target yang ditetapkan 6.150.000 orang.

Dengan realisasi itu, maka Pemerintah optimistis bisa merealisasikan bahkan di atas target wisman tahun 2015 yang sebanyak 10 juta orang. Untuk tahun 2016, target kunjungan wisman sebanyak 12 juta.

Pemerintah, kata dia, menyadari bahwa masih banyak yang harus dibenahi. Seperti perlunya branding lewat promosi yang gencar, memperbanyak event wisata, dan pembenahan infrastruktur. ”Contohnya infrastruktur Medan-Danau Toba-Prapat perlu dibenahi. “Memang butuh waktu dan biaya.Tetapi yakinlah, pariwisata kita sangat layak dijual,” katanya.

Direktur Jenderal (Dirjen) Imigrasi Kemenkumham, Ronny F Sompie, dalam kesempatan yang sama mengatakan, pihaknya terus berupaya memperbaiki citra dan tugasnya untuk mendukung kebijakan bebas visa 90 negara tersebut.

”Salah satu kelemahan Imigrasi yang harus diatasi adalah kurangnya petugas. Di mana ada hanya 7.000 personil dengan 1.300 titik yang harus diawasi. Selain berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia-nya agar bisa lebih ramah kepada wisman, solusi lainnya adalah harus ada dukungan pemerintah daerah memperkuat jumlah personil melalui alih status PNS jadi petugas imigrasi,” katanya. (mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/