TAPTENG, SUMUTPOS.CO – Di Kelurahan Lopian, Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, ditemukan tanaman kacang tanah berubah bentuk menjadi batu.
Batu kacang itu pun dibawa pulang, kemudian dicoba untuk memecahkannya, namun tidak berhasil. Kini batu kacang itu masih disimpan dengan baik oleh pemiliknya.
Tiga polong kacang batu tersebut akhirnya kini tinggal dua polong lagi. Satu polong dijadikan batu cincin dengan pengikat emas. Dua polong lagi masih utuh dan sudah ditawar oleh pembeli Rp400. 000, namun tidak dijual karena batu itu cukup aneh dan jarang ditemukan.
Petani pemilik batu kacang warga Kelurahan Lopian, Jalimasnur Sihombing (44), kepada New Tapanuli (grup JPNN), Minggu (1/2) mengatakan bahwa sebelumnya tidak ada tanda–tanda atau mimpi soal hal itu.
Hanya saja, secara kebetulan saat panen, kacang batu itu ditemukan dalam tumpukan kacang lainnya, masih memiliki batang dan akar.
“Batu kacang itu ditemukan saat hendak membersihkan kacang–kacang lainnya. Namun tiba–tiba saja mata dan tangan saya tertuju kepada kacang yang sudah saya bersihkan itu. Sedikit agak aneh, maka saya perjelas dan saya coba kupas, namun tidak terkupas. Kerasnya bukan main. Kemudian saya ambil batu dan pukul dengan, juga tidak pecah,” ceritanya.
“Tak habis akal, saya akhirnya menggigit dengan gigi saya. Bukan buah kacang itu yang pecah, malah gigi saya yang mau patah. Melihat kejadian itu, akhirnya saya bawa pulang ke rumah dan menyimpan dengan hati–hati sekali, karena sungguh sebuah batu yang ajaib,” ujarnya lagi. (ap)