28 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Dinkes Sumut Siap Hadapi Covid-19, Masyarakat Diimbau Jangan Panik

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) mengaku telah siap menghadapi dan menangani pasien virus corona.

KOORDINASI : Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto didampingi Walikota Depok Mohammad Idris dan Wakil Walikota Depok Pradi Supriatna serta unsur Forkopimda melakukan koordinasi terkait warga Depok yang terjangkit Virus Corona di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Jalan Margonda Raya, Senin (2/3).

(COVID-19) apabila suatu saat kasusnya ditemukan di Sumut. Karenanya, masyarakat diimbau jangan panik terkait ditemukannya dua warga Depok, Jawa Barat, yang positif mengidap COVID-19, Senin (2/3).

“Masyarakat tidak perlu panik dan jangan mudah terpancing oleh kabar-kabar di media sosial maupun internet. Kami telah melakukan langkah-langkah pencegahan di berbagai pintu masuk terhadap penyebaran virus tersebut,” kata Kepala Dinkes Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan kepada wartawan, Senin (2/3).

Kata Alwi, terkait wabah virus COVID-19 ini, pihaknya telah siap siaga dan dibentuk tim khusus oleh Pemprovsu. Bahkan, beberapa waktu lalu mengumpulkan seluruh rumah sakit umum (RSU) yang ada di Sumut, baik milik pemerintah maupun swasta. Hal ini untuk memperkuat koordinasi dan menyatukan langkah, sehingga siap dan siaga menanggapi wabah yang meresahkan dunia.

Menurut dia, sangat penting seluruh RSU yang ada di Sumut satu bahasa, satu pandangan, dan satu gerak langkah menanggapi penyebaran virus corona. Dengan begitu, tidak akan ada kesalahan merespons atau gagap menanggapi virus COVID-19. “Pak Gubernur sangat serius terkait penyebaran virus ini, dan langsung memerintahkan untuk membentuk tim khusus. Saat ini, kita perlu koordinasi yang kuat dalam memberikan informasi cepat, sehingga tidak ada kegagapan atau kesalahan bertindak,” ungkap Alwi.

Disinggung mengenai beredarnya kabar 5 RSU milik pemerintah di Sumut menjadi rujukan penanggulangan infeksi virus tersebut, Alwi tak menampiknya. Kelimanya adalah RSUP H Adam Malik (HAM)-Medan, RSU Kabanjahe, RSU Pematang Siantar, RSU Tarutung, dan RSU Padang Sidempuan.

Bahkan, sambung Alwi, seluruh rumah sakit, baik itu milik pemerintah maupun swasta, juga harus siap dan siaga. “Namun terpenting, melakukan koordinasi,” sebut Alwi.

Dikatakannya, tim medis yang nantinya menangani kasus Covid-19 di Sumut tetap kendalinya oleh Tim PINERE (Penyakit Infeksi New-Emerging dan Re-Emerging) RSUP HAM. Pun begitu, ia tidak ingin fasilitas-fasilitas kesehatan membuat masyarakat resah dengan merespons berlebihan pasien dengan dugaan terjangkit virus corona karena akan menimbulkan keresahan.

“Kita tidak ingin membuat masyarakat resah. Apabila ada yang diduga terjangkit virus Covid-19, maka koordinasikan kepada kami, Dinas Kesehatan Sumut dan Tim PINERE (RSUP HAM). Jangan mengumumkan atau mengatakan ke publik sepihak, apalagi mengatakan pasien tersebut positif terinfeksi, sebelum ada kepastian. Biar kami yang mengumumkan hal tersebut,” tegas Alwi.

Senada disampaikan Sekretaris Dinkes Sumut dr Aris Yudhariansyah. “Masyarakat Sumut tidak perlu panik, tetap jaga kesehatan dengan menerapkan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) dan berdoa agar tidak tertular,” ucapnya.

Terkait 5 RSU di Sumut milik pemerintah yang menjadi rujukan kasus Covid-19, Aris mengatakan, baru RSUP HAM saja yang pasti. Beberapa rumah sakit lain memang ada disebutkan, akan tetapi hal itu belum terkonfirmasi.

Aris menyatakan, pihaknya siap jika suatu saat ditemukan virus corona di Sumut. “Sudah tersedia ruang isolasi untuk penderita yang terdeteksi. Namun, memang sejauh ini belum ada obat dan vaksinnya. Pengobatan, baru bisa dilakukan secara suportif dan juga simtomatik. Tim PINERE yang lebih paham soal pengobatan ini. Akan tetapi, yang pasti Sumut siap,” jelasnya.

Ia menambahkan, jika masyarakat ada memiliki keluhan seperti batuk, demam, dan sesak agar segera berobat ke fasilitas kesehatan. Meski begitu, tidak semua batuk, sesak dan demam itu akibat terinfeksi virus corona. “Ada kriteria yang sudah ditetapkan Kemenkes, misalnya memiliki kontak dengan yang baru pulang dari negara terjangkit maupun kontak dengan penderita,” tandasnya.

Tak jauh beda disampaikan Koordinator Tim PINERE RSUP HAM, dr Ade Rahmaini MKed (Paru) SpP. Kata Ade, pihaknya siap siaga menerima jikalau ada kasus virus corona. “Tim PINERE siap menerima jikalau ada kasus, siap untuk first case-nya (kasus pertama di Sumut),” katanya.

Ditegaskan Ade, pihaknya dari awal sudah siap dan siaga. “Sarana dan prasarana juga siap. Hanya dengan adanya kasus positif, ya kewaspadaan kita lebih ditingkatkan lagi. Kebiasaan untuk hidup sehat yang penting sekali,” ujarnya.

Dengan sudah ada ditemukan kasus, lanjut Ade, pasti dinas terkait akan menelusuri untuk close contact kasus. “Untuk daerah Sumut, tetap kesiapsiagaan kita yang akan diperketat. Tapi, paling utama preventifnya yang harus kita dorong sering-sering mungkin,” tukasnya.

negara Indonesia yang positif virus corona. Selain itu, masyarakat Sumut diminta bijak dan cerdas menerima informasi atau kabar mengenai virus corona. Apalagi, sumbernya tak jelas yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

adanya dua warga Indonesia di Depok, Jawa Barat yang positif mengidap COVID-19, Senin (2/3/2020).

Tingkatkan Kewaspadaan

Terpisah, Sekretaris Komisi B DPRD Sumatera Utara, Ahmad Hadian meminta Pemerintah Provinsi Sumatera Utara lebih meningkatkan kewaspadaan di pintu-pintu masuk dan lalu lintas orang atau perdagangan di wilayah perbatasan Sumut, mengingat dua WNI sudah dinyatakan positif COVID-19. “Jangan sampai pemerintah provinsi dan pemda di Sumut kecolongan. Akses keluar masuk orang dan perdagangan terutama pada wilayah-wilayah perbatasan di Sumut, mesti lebih diperketat lagi penjagaannya dari sekarang,” kata Ahmad Hadian menjawab Sumut Pos, Senin (2/3).

Pihaknya meminta Dinkes Sumut sebagai leading sector berkolaborasi secara intens dengan instansi terkait di kabupaten dan kota termasuk jajaran aparat hukum, guna menyiapkan segala perangkat yang dibutuhkan. Baik yang bersifat sarana rumah sakit, tim medis hingga aspek penanganan lainnya.

“Begitu juga pihak otoritas bandara, pelabuhan dan spot-spot lain di wilayah perdagangan yang berada di perbatasan Sumut, untuk lebih ketat mengawasi setiap orang yang keluar masuk. Karena yang dua WNI terjangkit virus korona di Jakarta, kenanya di Jakarta dari WNA Jepang. Jadi jangan sampai kejadian yang sama menimpa Sumut, kita harus antisipasi sedini mungkin,” tegas Sekretaris Fraksi PKS DPRD Sumut ini.

Masih masukan kepada Dinkes Sumut, pihaknya meminta, perlu dibuat sesegera mungkin komunikasi informasi edukasi terhadap masyarakat tentang virus corona sehingga masyarakat juga mendapat pemahaman utuh bagaimana cara antisipasinya. “Saya lihat hal ini belum dijalankan Dinkes Sumut, padahal kita tidak boleh main-main dengan corona ini. Berikan masyarakat pemahaman utuh akan bahayanya virus ini, misalkan perlu cuci tangan dan lain sebagainya. Ditambah lagi sarana di pintu-pintu masuk kita apakah perlu disiapkan disinfektan dan lainnya,” katanya.

Pihaknya juga berharap, aparat hukum dari TNI dan Polri ikut bersinergi dengan pemerintah provinsi dan pemda dalam mengantisipasi Covid-19 sesuai kewenangan yang dimiliki. “Saya kira soal anggaran jika memang pemprov atau pemda membutuhkan untuk penanganan corona ini, pemerintah pusat akan memberikannya. Sebab virus ini memang sedang mewabah dunia, dan kita pun di Sumut ini mesti lebih waspada lagi mulai dari sekarang,” pungkasnya.

Dinkes Medan Diminta Antisipasi

Tidak hanya Pemprov Sumut, Pemko Medan juga diminta melakukan upaya antisipasi agar virus mematikan tersebut tidak mewabah di Kota Medan. Anggota Komisi II DPRD Kota Medan, Afif Abdillah mendesak Dinkes Medan segera mengambil langkah-langkah nyata yang jelas-jelas efektif dalam mencegah adanya penyebaran virus Corona yang masuk dari luar Kota Medan.

“Apalagi sudah ada pernyataan Presiden RI bahwa ada dua warga Indonesia terjangkit virus corona ini, ini sudah tidak bisa dianggap sepele,” kata Afif Abdillah kepada Sumut Pos, Senin (2/3).

Ketua Fraksi Nasdem tersebut juga mengaku sangat menyayangkan atas bobolnya Indonesia dari pengawasan masuknya virus Corona. “Sudah beberapa kali kita sampaikan, harus segera dibuat Juknis dan Juklaknya, supaya setiap nantinya ditemukan indikasi adanya virus Corona ini, pihak rumah sakit langsung bisa bekerja sesuatu SOP. Enggak bisa main-main untuk situasi corona yang belum ada vaksinnya itu, kalau sudah ada terindikasi segera dilakukan penanganan,” ujarnya.

Dinkes Medan hingga setingkat Puskesmas, menurutnya harus mengoptimalkan pengawasan dan mampu melakukan langkah pencegahan agar penyebaran virus tidak terjadi di Kota Medan.

“Kota Medan justru paling dekat dengan Malaysia dan Singapura, bukan hanya Batam. Tapi kita sangat salut dengan gerak cepat atau darurat Singapura, ketika di negaranya ada terjangkit virus itu. Nah untuk Indonesia sendiri, termasuk Medan, fasilitas medis kita belum sebaik Singapura, lalu kita mau santai-santai saja atas virus Corona ini? Tidak bisa. Dinkes Medan harus segera mengambil langkah pencegahan penyebaran virus ini,” tambahnya.

Minimnya edukasi yang nyata terkait penyebaran virus corona dari Dinkes, Puskemas, Kantor Camat sampai pada sejumlah rumah sakit sampai saat ini, dikatakan Afif menjadi wajar apabila Indonesia bisa kebobolan bahwa ada warganya yang terjangkit nantinya. “Kenapa warga bisa terjangkit, karena ketidakpahaman mereka dan pemerintah minim dalam beri informasi. Langkah pencegahan kita tidak maksimal, wajar bila kita akhirnya ‘kebobolan’ virus Corona ini,” sebutnya.

Untuk itulah, menurut Afif, pihaknya terus mendesak pemerintah agar segera menyelesaikan juklak (petunjuk pelaksanaan) dan juknis (petunjuk teknis) agar persoalan virus corona tidak menimbulkan banyak korban. Disebutkannya, virus Corona sudah terlanjur masuk ke Indonesia. Saat ini langkah yang dapat diambil oleh Pemerintah, khususnya Pemerintah Kota Medan adalah mencegah penyebarannya

“Kepada masyarakat jangan panik, tetap tenang namun tetap dengan kewaspadaan yang maksimal. Pemerintah harus serius, khususnya Pemerintah Kota Medan. Medan harus steril virus Corona, dan tugas pemerintah untuk melakukan pencegahan. Kembali berkoordinasi dengan Imigrasi soal masuknya masyarakat dari luar Kota Medan dari jalur bandara dan pelabuhan,” tegasnya.

Terakhir lanjut Afif, pihaknya di Komisi II akan segera melakukan kunjungan ke sejumlah rumah sakit yang ada di Kota Medan guna melihat kesiapan setiap rumah sakit untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. “Kita di Komisi II akan segera menjadwalkan kunjungan ke sejumlaj rumah sakit, kita akan turut membawa Dinas Kesehatan. Ini penting, sangat penting, karena ini menyangkut masalah nyawa,” tutupnya.(ris/prn/map)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) mengaku telah siap menghadapi dan menangani pasien virus corona.

KOORDINASI : Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto didampingi Walikota Depok Mohammad Idris dan Wakil Walikota Depok Pradi Supriatna serta unsur Forkopimda melakukan koordinasi terkait warga Depok yang terjangkit Virus Corona di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Jalan Margonda Raya, Senin (2/3).

(COVID-19) apabila suatu saat kasusnya ditemukan di Sumut. Karenanya, masyarakat diimbau jangan panik terkait ditemukannya dua warga Depok, Jawa Barat, yang positif mengidap COVID-19, Senin (2/3).

“Masyarakat tidak perlu panik dan jangan mudah terpancing oleh kabar-kabar di media sosial maupun internet. Kami telah melakukan langkah-langkah pencegahan di berbagai pintu masuk terhadap penyebaran virus tersebut,” kata Kepala Dinkes Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan kepada wartawan, Senin (2/3).

Kata Alwi, terkait wabah virus COVID-19 ini, pihaknya telah siap siaga dan dibentuk tim khusus oleh Pemprovsu. Bahkan, beberapa waktu lalu mengumpulkan seluruh rumah sakit umum (RSU) yang ada di Sumut, baik milik pemerintah maupun swasta. Hal ini untuk memperkuat koordinasi dan menyatukan langkah, sehingga siap dan siaga menanggapi wabah yang meresahkan dunia.

Menurut dia, sangat penting seluruh RSU yang ada di Sumut satu bahasa, satu pandangan, dan satu gerak langkah menanggapi penyebaran virus corona. Dengan begitu, tidak akan ada kesalahan merespons atau gagap menanggapi virus COVID-19. “Pak Gubernur sangat serius terkait penyebaran virus ini, dan langsung memerintahkan untuk membentuk tim khusus. Saat ini, kita perlu koordinasi yang kuat dalam memberikan informasi cepat, sehingga tidak ada kegagapan atau kesalahan bertindak,” ungkap Alwi.

Disinggung mengenai beredarnya kabar 5 RSU milik pemerintah di Sumut menjadi rujukan penanggulangan infeksi virus tersebut, Alwi tak menampiknya. Kelimanya adalah RSUP H Adam Malik (HAM)-Medan, RSU Kabanjahe, RSU Pematang Siantar, RSU Tarutung, dan RSU Padang Sidempuan.

Bahkan, sambung Alwi, seluruh rumah sakit, baik itu milik pemerintah maupun swasta, juga harus siap dan siaga. “Namun terpenting, melakukan koordinasi,” sebut Alwi.

Dikatakannya, tim medis yang nantinya menangani kasus Covid-19 di Sumut tetap kendalinya oleh Tim PINERE (Penyakit Infeksi New-Emerging dan Re-Emerging) RSUP HAM. Pun begitu, ia tidak ingin fasilitas-fasilitas kesehatan membuat masyarakat resah dengan merespons berlebihan pasien dengan dugaan terjangkit virus corona karena akan menimbulkan keresahan.

“Kita tidak ingin membuat masyarakat resah. Apabila ada yang diduga terjangkit virus Covid-19, maka koordinasikan kepada kami, Dinas Kesehatan Sumut dan Tim PINERE (RSUP HAM). Jangan mengumumkan atau mengatakan ke publik sepihak, apalagi mengatakan pasien tersebut positif terinfeksi, sebelum ada kepastian. Biar kami yang mengumumkan hal tersebut,” tegas Alwi.

Senada disampaikan Sekretaris Dinkes Sumut dr Aris Yudhariansyah. “Masyarakat Sumut tidak perlu panik, tetap jaga kesehatan dengan menerapkan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) dan berdoa agar tidak tertular,” ucapnya.

Terkait 5 RSU di Sumut milik pemerintah yang menjadi rujukan kasus Covid-19, Aris mengatakan, baru RSUP HAM saja yang pasti. Beberapa rumah sakit lain memang ada disebutkan, akan tetapi hal itu belum terkonfirmasi.

Aris menyatakan, pihaknya siap jika suatu saat ditemukan virus corona di Sumut. “Sudah tersedia ruang isolasi untuk penderita yang terdeteksi. Namun, memang sejauh ini belum ada obat dan vaksinnya. Pengobatan, baru bisa dilakukan secara suportif dan juga simtomatik. Tim PINERE yang lebih paham soal pengobatan ini. Akan tetapi, yang pasti Sumut siap,” jelasnya.

Ia menambahkan, jika masyarakat ada memiliki keluhan seperti batuk, demam, dan sesak agar segera berobat ke fasilitas kesehatan. Meski begitu, tidak semua batuk, sesak dan demam itu akibat terinfeksi virus corona. “Ada kriteria yang sudah ditetapkan Kemenkes, misalnya memiliki kontak dengan yang baru pulang dari negara terjangkit maupun kontak dengan penderita,” tandasnya.

Tak jauh beda disampaikan Koordinator Tim PINERE RSUP HAM, dr Ade Rahmaini MKed (Paru) SpP. Kata Ade, pihaknya siap siaga menerima jikalau ada kasus virus corona. “Tim PINERE siap menerima jikalau ada kasus, siap untuk first case-nya (kasus pertama di Sumut),” katanya.

Ditegaskan Ade, pihaknya dari awal sudah siap dan siaga. “Sarana dan prasarana juga siap. Hanya dengan adanya kasus positif, ya kewaspadaan kita lebih ditingkatkan lagi. Kebiasaan untuk hidup sehat yang penting sekali,” ujarnya.

Dengan sudah ada ditemukan kasus, lanjut Ade, pasti dinas terkait akan menelusuri untuk close contact kasus. “Untuk daerah Sumut, tetap kesiapsiagaan kita yang akan diperketat. Tapi, paling utama preventifnya yang harus kita dorong sering-sering mungkin,” tukasnya.

negara Indonesia yang positif virus corona. Selain itu, masyarakat Sumut diminta bijak dan cerdas menerima informasi atau kabar mengenai virus corona. Apalagi, sumbernya tak jelas yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

adanya dua warga Indonesia di Depok, Jawa Barat yang positif mengidap COVID-19, Senin (2/3/2020).

Tingkatkan Kewaspadaan

Terpisah, Sekretaris Komisi B DPRD Sumatera Utara, Ahmad Hadian meminta Pemerintah Provinsi Sumatera Utara lebih meningkatkan kewaspadaan di pintu-pintu masuk dan lalu lintas orang atau perdagangan di wilayah perbatasan Sumut, mengingat dua WNI sudah dinyatakan positif COVID-19. “Jangan sampai pemerintah provinsi dan pemda di Sumut kecolongan. Akses keluar masuk orang dan perdagangan terutama pada wilayah-wilayah perbatasan di Sumut, mesti lebih diperketat lagi penjagaannya dari sekarang,” kata Ahmad Hadian menjawab Sumut Pos, Senin (2/3).

Pihaknya meminta Dinkes Sumut sebagai leading sector berkolaborasi secara intens dengan instansi terkait di kabupaten dan kota termasuk jajaran aparat hukum, guna menyiapkan segala perangkat yang dibutuhkan. Baik yang bersifat sarana rumah sakit, tim medis hingga aspek penanganan lainnya.

“Begitu juga pihak otoritas bandara, pelabuhan dan spot-spot lain di wilayah perdagangan yang berada di perbatasan Sumut, untuk lebih ketat mengawasi setiap orang yang keluar masuk. Karena yang dua WNI terjangkit virus korona di Jakarta, kenanya di Jakarta dari WNA Jepang. Jadi jangan sampai kejadian yang sama menimpa Sumut, kita harus antisipasi sedini mungkin,” tegas Sekretaris Fraksi PKS DPRD Sumut ini.

Masih masukan kepada Dinkes Sumut, pihaknya meminta, perlu dibuat sesegera mungkin komunikasi informasi edukasi terhadap masyarakat tentang virus corona sehingga masyarakat juga mendapat pemahaman utuh bagaimana cara antisipasinya. “Saya lihat hal ini belum dijalankan Dinkes Sumut, padahal kita tidak boleh main-main dengan corona ini. Berikan masyarakat pemahaman utuh akan bahayanya virus ini, misalkan perlu cuci tangan dan lain sebagainya. Ditambah lagi sarana di pintu-pintu masuk kita apakah perlu disiapkan disinfektan dan lainnya,” katanya.

Pihaknya juga berharap, aparat hukum dari TNI dan Polri ikut bersinergi dengan pemerintah provinsi dan pemda dalam mengantisipasi Covid-19 sesuai kewenangan yang dimiliki. “Saya kira soal anggaran jika memang pemprov atau pemda membutuhkan untuk penanganan corona ini, pemerintah pusat akan memberikannya. Sebab virus ini memang sedang mewabah dunia, dan kita pun di Sumut ini mesti lebih waspada lagi mulai dari sekarang,” pungkasnya.

Dinkes Medan Diminta Antisipasi

Tidak hanya Pemprov Sumut, Pemko Medan juga diminta melakukan upaya antisipasi agar virus mematikan tersebut tidak mewabah di Kota Medan. Anggota Komisi II DPRD Kota Medan, Afif Abdillah mendesak Dinkes Medan segera mengambil langkah-langkah nyata yang jelas-jelas efektif dalam mencegah adanya penyebaran virus Corona yang masuk dari luar Kota Medan.

“Apalagi sudah ada pernyataan Presiden RI bahwa ada dua warga Indonesia terjangkit virus corona ini, ini sudah tidak bisa dianggap sepele,” kata Afif Abdillah kepada Sumut Pos, Senin (2/3).

Ketua Fraksi Nasdem tersebut juga mengaku sangat menyayangkan atas bobolnya Indonesia dari pengawasan masuknya virus Corona. “Sudah beberapa kali kita sampaikan, harus segera dibuat Juknis dan Juklaknya, supaya setiap nantinya ditemukan indikasi adanya virus Corona ini, pihak rumah sakit langsung bisa bekerja sesuatu SOP. Enggak bisa main-main untuk situasi corona yang belum ada vaksinnya itu, kalau sudah ada terindikasi segera dilakukan penanganan,” ujarnya.

Dinkes Medan hingga setingkat Puskesmas, menurutnya harus mengoptimalkan pengawasan dan mampu melakukan langkah pencegahan agar penyebaran virus tidak terjadi di Kota Medan.

“Kota Medan justru paling dekat dengan Malaysia dan Singapura, bukan hanya Batam. Tapi kita sangat salut dengan gerak cepat atau darurat Singapura, ketika di negaranya ada terjangkit virus itu. Nah untuk Indonesia sendiri, termasuk Medan, fasilitas medis kita belum sebaik Singapura, lalu kita mau santai-santai saja atas virus Corona ini? Tidak bisa. Dinkes Medan harus segera mengambil langkah pencegahan penyebaran virus ini,” tambahnya.

Minimnya edukasi yang nyata terkait penyebaran virus corona dari Dinkes, Puskemas, Kantor Camat sampai pada sejumlah rumah sakit sampai saat ini, dikatakan Afif menjadi wajar apabila Indonesia bisa kebobolan bahwa ada warganya yang terjangkit nantinya. “Kenapa warga bisa terjangkit, karena ketidakpahaman mereka dan pemerintah minim dalam beri informasi. Langkah pencegahan kita tidak maksimal, wajar bila kita akhirnya ‘kebobolan’ virus Corona ini,” sebutnya.

Untuk itulah, menurut Afif, pihaknya terus mendesak pemerintah agar segera menyelesaikan juklak (petunjuk pelaksanaan) dan juknis (petunjuk teknis) agar persoalan virus corona tidak menimbulkan banyak korban. Disebutkannya, virus Corona sudah terlanjur masuk ke Indonesia. Saat ini langkah yang dapat diambil oleh Pemerintah, khususnya Pemerintah Kota Medan adalah mencegah penyebarannya

“Kepada masyarakat jangan panik, tetap tenang namun tetap dengan kewaspadaan yang maksimal. Pemerintah harus serius, khususnya Pemerintah Kota Medan. Medan harus steril virus Corona, dan tugas pemerintah untuk melakukan pencegahan. Kembali berkoordinasi dengan Imigrasi soal masuknya masyarakat dari luar Kota Medan dari jalur bandara dan pelabuhan,” tegasnya.

Terakhir lanjut Afif, pihaknya di Komisi II akan segera melakukan kunjungan ke sejumlah rumah sakit yang ada di Kota Medan guna melihat kesiapan setiap rumah sakit untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. “Kita di Komisi II akan segera menjadwalkan kunjungan ke sejumlaj rumah sakit, kita akan turut membawa Dinas Kesehatan. Ini penting, sangat penting, karena ini menyangkut masalah nyawa,” tutupnya.(ris/prn/map)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/