31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Organ Tubuh Warga Tebing Diduga Dicuri di Malaysia

TEBINGTINGGI-Kasus dugaan pencurian organ tubuh warga Indonesia yang tewas di Mlaysia kembali mengemuka. Kali ini warga Tebingtinggi yang menjadi korban. Adalah Melpa Suriani Br Simanjuntak (27) yang tewas karena kecelakaan di Johor Malaysia. Ketika jenazahnya tiba di Tebingtinggi, kondisinya telah ‘dibelah’. Dugaan pencurian organ tubuh pun merebak.

Melpa Suriani Br Simanjuntak adalah  ibu rumah tangga yang sudah menetap selama 7 tahun di Malaysia. Dia tewas karena kecelakaan di Kawasan Parit Masjid Pontian Lorong Baru Johor Malaysia, Sabtu lalu (30/3). Dan kemarin petang, Selasa petang (2/4) sekitar pukul 17.30 WIB, jenazah tiba di kediaman orangtuanya di Jalan Pulau Sumatera Lingkungan II Kelurahan Tualang Kota Tebingtinggi.

Hiruk pikuk suara tangisan pihak keluarga ketika menyambut kedatangan jenazah korban di rumah duka. Tetapi, ada keanehan setelah pihak keluarga membuka peti jenazah untuk melihat kondisinya. Ditemukan sejumlah jahitan memanjang dari mulai pusat hingga kebagian dada. Tak pelak, keluarga menduga pihak Rumah Sakit di Malaysia telah mengeksploitasi (mengambil) organ tubuh ibu ini untuk diperdagangkan.

Keluarga korban, Marjuang Lubangaol (42) mengaku terkejut ketika membuka peti jenazah. Saat itu, awalnya sesuai adat Batak pihaknya ingin mengulosi orang yang meninggal. “Terkejut ketika ingin mengganti baju jenazah, kondisi mayat sudah tidak normal dengan jahitan sepanjang badan hingga ke bagian badannya,”terang Marjuang.

Masih kata Marjuang bahwa  kabar kematian keluarganya ini diterima dikarekan akibat kecelakaan lalu lintas, persisnya pada  Sabtu (30/3) malam. Melpa mengalami kecelakaan di depan rumahnya, saat itu hendak menyeberang jalan menuju ke konter pulsa di depan rumah. Begitu menyeberang, tubuhnya  ditabrak mobil yang melaju kencang. “Saat itu Melpa dikabarkan mengalami koma dan dirawat di Hospital Sultan Sulaman Johor Baru Malaysia,” terang Marjuang sembari menceritakan bahwa jenazah dikirim dari Malaysia menggunakan angkutan udara, lewat jasa agensi yang beralamat di kawasan Taman  Johor Jaya Malaysia yang ditunjuk Konsulat Indonesia untuk Malaysia.

Kondisi jenazah yang dianggap tidak wajar ini membuat pihak keluarga korban untuk memberitahukan ke Mapolres Tebingtinggi. Begitu mendapat laporan, sejumlah personel melakukan pengecekan langsung ke rumah duka. Namun pihak kepolisian setempat menghadapi kendala karena belum dapat dipastikan kalau jenazah Melpa yang dikirim dari Malaysia dalam keadaan penuh luka jahitan merupakan tindak kejahatan medis.

Alasannya, selain pihak keluarga belum memberi izin untuk dilakukannya otopsi ulang, pihak keluarga dan pihak berwenang masih membutuhkan keterangan dari adik kandung dan adik ipar korban yang masih di Malaysia dan rencananya akan tiba di Tebingtinggi dalam waktu dekat ini.
“Kita belum bisa memastikan dugaan organ tubuh wanita ini telah hilang atau diambil  sebelum melakukan otopsi ulang. Kita harus mendapat persetujuan pihak keluarga dan kita juga masih harus meminta keterangan adik kandung dan adik ipar korban yang saat ini masih berada di Malaysia,” terang Perwira Pengawas (Pawas) Polres Tebingtinggi, APK Pandu H Sasmita.

Sebelumnya, kabar pencurian organ tubuh dari mayat warga Indonesia yang tewas di Malaysia sempat membuat resah. Contohnya pada Maret hingga April 2012 lalu.  Tiga TKI asal Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat yakni Herman, Abdul Kodir Jaelani, dan Mad Noon, tewas diberondong tembakan oleh polisi Malaysia pada 24 Maret 2012. Jenazah tiba di Tanah Air pada 5 April 2012. Mayat ketiganya tiba di Indonesia dalam keadaan tanpa mata dan pada bagian dada serta perutnya terdapat bekas jahitan. Lalu, pada September 2012, empat warga Batam dan seorang asal Madura yakni Jony alias M Sin, Osnan, Hamid, Diden, dan Mahno tewas ditembak polisi Malaysia di negara bagian Perak pada 7 September 2012. Persis dengan TKI asal Lombok, lima mayat ini juga dalam keadaan kelopak mata korban dijahit. Terlihat juga jahitan dari dada hingga ke perut korban. (ian)

Kondisi Jenazah yang Mencurigakan

Maret-April 2013

Warga Tebingtinggi, Melpa Suriani Br Simanjuntak, tewas karena kecelakaan di Johor Malaysia pada 30 Maret 2012. Jenazah tiba di Tebingtinggi, Selasa 2 April 2012.

Ciri-ciri: Keluarga menemukan jahitan memanjang dari perut hingga ke  dada

September 2012

Empat warga Batam dan seorang asal Madura yakni Jony alias M Sin, Osnan, Hamid, Diden, dan Mahno tewas ditembak polisi Malaysia di negara bagian Perak pada 7 September 2012.

Ciri-ciri: Dari foto yang diterima keluarga korban terlihat kelopak mata korban dijahit. Terlihat juga jahitan dari dada hingga ke perut korban.

Maret-April 2012

Tiga TKI asal Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat yakni Herman, Abdul Kodir Jaelani, dan Mad Noon, tewas diberondong tembakan oleh polisi Malaysia pada 24 Maret 2012. Jenazah tiba di Tanah Air pada 5 April 2012.

Ciri-ciri: Anggota keluarga mereka melihat jenazah ketiganya dalam keadaan tanpa mata dan pada bagian dada serta perutnya terdapat bekas jahitan.

Sumber: Data Olahan Sumut Pos

TEBINGTINGGI-Kasus dugaan pencurian organ tubuh warga Indonesia yang tewas di Mlaysia kembali mengemuka. Kali ini warga Tebingtinggi yang menjadi korban. Adalah Melpa Suriani Br Simanjuntak (27) yang tewas karena kecelakaan di Johor Malaysia. Ketika jenazahnya tiba di Tebingtinggi, kondisinya telah ‘dibelah’. Dugaan pencurian organ tubuh pun merebak.

Melpa Suriani Br Simanjuntak adalah  ibu rumah tangga yang sudah menetap selama 7 tahun di Malaysia. Dia tewas karena kecelakaan di Kawasan Parit Masjid Pontian Lorong Baru Johor Malaysia, Sabtu lalu (30/3). Dan kemarin petang, Selasa petang (2/4) sekitar pukul 17.30 WIB, jenazah tiba di kediaman orangtuanya di Jalan Pulau Sumatera Lingkungan II Kelurahan Tualang Kota Tebingtinggi.

Hiruk pikuk suara tangisan pihak keluarga ketika menyambut kedatangan jenazah korban di rumah duka. Tetapi, ada keanehan setelah pihak keluarga membuka peti jenazah untuk melihat kondisinya. Ditemukan sejumlah jahitan memanjang dari mulai pusat hingga kebagian dada. Tak pelak, keluarga menduga pihak Rumah Sakit di Malaysia telah mengeksploitasi (mengambil) organ tubuh ibu ini untuk diperdagangkan.

Keluarga korban, Marjuang Lubangaol (42) mengaku terkejut ketika membuka peti jenazah. Saat itu, awalnya sesuai adat Batak pihaknya ingin mengulosi orang yang meninggal. “Terkejut ketika ingin mengganti baju jenazah, kondisi mayat sudah tidak normal dengan jahitan sepanjang badan hingga ke bagian badannya,”terang Marjuang.

Masih kata Marjuang bahwa  kabar kematian keluarganya ini diterima dikarekan akibat kecelakaan lalu lintas, persisnya pada  Sabtu (30/3) malam. Melpa mengalami kecelakaan di depan rumahnya, saat itu hendak menyeberang jalan menuju ke konter pulsa di depan rumah. Begitu menyeberang, tubuhnya  ditabrak mobil yang melaju kencang. “Saat itu Melpa dikabarkan mengalami koma dan dirawat di Hospital Sultan Sulaman Johor Baru Malaysia,” terang Marjuang sembari menceritakan bahwa jenazah dikirim dari Malaysia menggunakan angkutan udara, lewat jasa agensi yang beralamat di kawasan Taman  Johor Jaya Malaysia yang ditunjuk Konsulat Indonesia untuk Malaysia.

Kondisi jenazah yang dianggap tidak wajar ini membuat pihak keluarga korban untuk memberitahukan ke Mapolres Tebingtinggi. Begitu mendapat laporan, sejumlah personel melakukan pengecekan langsung ke rumah duka. Namun pihak kepolisian setempat menghadapi kendala karena belum dapat dipastikan kalau jenazah Melpa yang dikirim dari Malaysia dalam keadaan penuh luka jahitan merupakan tindak kejahatan medis.

Alasannya, selain pihak keluarga belum memberi izin untuk dilakukannya otopsi ulang, pihak keluarga dan pihak berwenang masih membutuhkan keterangan dari adik kandung dan adik ipar korban yang masih di Malaysia dan rencananya akan tiba di Tebingtinggi dalam waktu dekat ini.
“Kita belum bisa memastikan dugaan organ tubuh wanita ini telah hilang atau diambil  sebelum melakukan otopsi ulang. Kita harus mendapat persetujuan pihak keluarga dan kita juga masih harus meminta keterangan adik kandung dan adik ipar korban yang saat ini masih berada di Malaysia,” terang Perwira Pengawas (Pawas) Polres Tebingtinggi, APK Pandu H Sasmita.

Sebelumnya, kabar pencurian organ tubuh dari mayat warga Indonesia yang tewas di Malaysia sempat membuat resah. Contohnya pada Maret hingga April 2012 lalu.  Tiga TKI asal Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat yakni Herman, Abdul Kodir Jaelani, dan Mad Noon, tewas diberondong tembakan oleh polisi Malaysia pada 24 Maret 2012. Jenazah tiba di Tanah Air pada 5 April 2012. Mayat ketiganya tiba di Indonesia dalam keadaan tanpa mata dan pada bagian dada serta perutnya terdapat bekas jahitan. Lalu, pada September 2012, empat warga Batam dan seorang asal Madura yakni Jony alias M Sin, Osnan, Hamid, Diden, dan Mahno tewas ditembak polisi Malaysia di negara bagian Perak pada 7 September 2012. Persis dengan TKI asal Lombok, lima mayat ini juga dalam keadaan kelopak mata korban dijahit. Terlihat juga jahitan dari dada hingga ke perut korban. (ian)

Kondisi Jenazah yang Mencurigakan

Maret-April 2013

Warga Tebingtinggi, Melpa Suriani Br Simanjuntak, tewas karena kecelakaan di Johor Malaysia pada 30 Maret 2012. Jenazah tiba di Tebingtinggi, Selasa 2 April 2012.

Ciri-ciri: Keluarga menemukan jahitan memanjang dari perut hingga ke  dada

September 2012

Empat warga Batam dan seorang asal Madura yakni Jony alias M Sin, Osnan, Hamid, Diden, dan Mahno tewas ditembak polisi Malaysia di negara bagian Perak pada 7 September 2012.

Ciri-ciri: Dari foto yang diterima keluarga korban terlihat kelopak mata korban dijahit. Terlihat juga jahitan dari dada hingga ke perut korban.

Maret-April 2012

Tiga TKI asal Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat yakni Herman, Abdul Kodir Jaelani, dan Mad Noon, tewas diberondong tembakan oleh polisi Malaysia pada 24 Maret 2012. Jenazah tiba di Tanah Air pada 5 April 2012.

Ciri-ciri: Anggota keluarga mereka melihat jenazah ketiganya dalam keadaan tanpa mata dan pada bagian dada serta perutnya terdapat bekas jahitan.

Sumber: Data Olahan Sumut Pos

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/