Sering Kerasukan dan Bicara Sendiri
SIMALUNGUN-Seorang kakek, Bisman Sitorus (84) di Jalan Medan Km 8 di Gang Keluarga, Kelurahan Sinaksak Kecamatan Tapiandolok, Simalungun mengamuk. Bisman membacoki anak kandung dan menantunya dengan samurai.
Beruntung keduanya selamat setelah warga mengamankan pelaku yang sudah seperti kesurupan itu.
Peristiwa berdarah itu terjadi saat kedua korban dan warga tengah tertidur pulas atau sekitar pukul 03.30 WIB, Rabu (2/5). Bisman Sitorus (84), tiba-tiba mengamuk seperti orang kesurupan yang dengan teganya menghujamkan samurai hiasan dinding kepada Bambang (45) yang tak lain menantunya sendiri saat sedang tertidur pulas di kamarnya.
Aksi itu, sontak membuat istri Bambang, M br Sitorus (40) terjaga dan langsung teriak minta tolong.
Kebetulan Sofar Sitorus (30), anak kandung pelaku yang tadinya tidur diruang tengah rumah Bambang, terbagun dan langsung berupaya menghentikan aksi. Naas bagi Sofar, karena pedang panjang satu meter yang digenggam ayah kandungnya itu, justru sempat mengenai pelepis mata dan jari tangannya. Tapi warga yang sejak tadi sudah mendengar jeritan istri Bambang, akhirnya berhasil mengamankan Bisman.
Karena luka cukup parah di bagian kepala, Bambang serta Sofar langsung dilarikan ke rumahsakit Bina Padi atau 2 KM dari lokasi kejadian.
Keterangan Sofar saat ditemudi diruangan Melati RSU Mina Padi sekitar pukul 12.00 WIB, mengakui tindakan ayahnya (Bisman) saat membacoki abang iparnya, seperti orang kerasukan.
Sebab saat hendak menghentikan aksi Bisman mengacungkan pedang ke kepala Bambang yang tengah tertidur itu, dirinya malah kewalahan karena tenaga ayahnya tiba-tiba saja semakin kuat. Apalagi saat berupaya meraih pedang dari genggaman Bisman, justru dirinya tertolak hingga tersungkur. Saat itulah Bisman kembali mengacungkan pedang itu kearah kepalanya. “Kalau saja tidak cepat aku menghindar, kepalaku pastinya terkena pedang,” ujar putra ke empat pelaku ini.
Bahkan, masih keterangan Sofar yang mengaku warga Bekasi Utara persisnya di Perumahan Taman Bahagia Residen Blok D ini, ayahnya kembali mengacungkan lagi pedang itu kearah kepalanya. Meski sempat menghindar lagi, tapi pelepis matanya sebelah kiri justru sempat mengenai pedang yang diayunkan ayahnya itu. Saat bersamaan itu pula, warga yang tadinya sempat mendobrak pintu rumah, akhirnya berhasil menghentikan aksi kegilaan ayahnya itu.
Oleh Sofar dibantu warga langsung mengikat ayahnya dengan tali pinggang dan nilon di ranjang tidur kamar sebelah Bambang dengan posisi terlungkup. Hal itu untuk menjaga aksi yang tak terduga dari ayahnya sendiri. Malah empat warga yang saat itu berusaha menarik Bisman, menurut Sofar mengaku kewalahan juga. Padahal mengingat usia yang sudah renta, tak satupun warga percaya tenaga ayahnya cukup kuat melawan empat orang sekaligus.
Sofar masih menuturkan, ayahnya belakangan ini tidak jarang kerasukan dan ngomong sendiri. Tapi dirinya yakin kalau itu bukanlah kerasukan tapi ilmu ayah dianutnya yang sudah dikeluarkan orang pintar.
Namun lebih mengamini ayahnya mengalami kegilaan karena depresi setelah ditinggal mati oleh ibunya (istri Bisman). Sehingga kesepakatan saudara-saudaranya, memutuskan untuk membawa Bisman berobat ke Jakarta, tentu saja ke psikiater. “Percaya atau tidak, tapi inilah kenyataannya bang,” ujar bapak tiga anak ini.(mag-5)