30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

BOPDT Dorong Revitalisasi Jalur Medan-Pematangsiantar

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
JALUR LAYANG KERETA API_Pekerja menyelesaikan pondasi jalur layang kereta api di Kawasan Jalan H.M Yamin Medan, beberapa waktu lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Jalur kereta api Medan-Pematangsiantar, saat ini dilalui 2 kali oleh kereta api penumpang Siantar Expres kelas ekonomi, yakni pagi dan sore. Dengan pengembangan kawasan wisata Danau Toba, Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (BOPDT), mendorong agar rute 2 kota tersebut direvitalisasi untuk tujuan wisata.

Kepala BOPDT, Arie Prasetyo mengatakan, jalur kereta api Medan-Pematangsiantar berpotensi untuk direvitalisasi, seiring dengan upaya pengembangan kawasan wisata di Danau Toba. Sebab selain jalur kendaraan bermotor (darat) dan udara, alternatif menggunakan kereta api merupakan langkah strategis untuk dikembangkan. Karena itu, pihaknya menggagas agar kendaraan yang mampu menampung ratusan penumpang tersebut dimanfaatkan.

“Jalur kereta api Medan-Pematangsiantar pada dasarnya kan memang masih ada, hanya saja tidak begitu ramai. Jadi tinggal bagaimana merevitalisasi rutenya untuk tujuan wisata ke Danau Toba,” tutur Arie baru-baru ini.

Menurut Arie, untuk sampai ke Danau Toba, wisatawan juga bisa menikmati perjalanan menggunakan kereta api yang biasanya dipilih karena faktor kenyamanan dan kelancaran. Apalagi transportasi massal ini tidak terpengaruh kondisi kemacetan lalu lintas yang selama ini selalu menjadi masalah bagi calon pengunjung yang hendak ke kawasan tersebut. “Jadi untuk wisata itu, meskipun jalur kereta api masih sampai di Pematangsiantar, tapi jika bisa dikelola dengan baik, bisa saja itu dibuat rute Pematangsiantar-Danau Toba misalnya, karena jaraknya kan tidak terlalu jauh,” bebernya.

Apalagi, lanjutnya, jalur Pematangsiantar ke Danau​ Toba merupakan kawasan perbukitan, dan cenderung lengang. Sehingga untuk membuka rute transportasi konvensional, seperti angkutan umum atau taksi, akan memungkinkan. Karena untuk perjalanan wisata, yang perlu dikedepankan adalah kenyamanan bagi pengunjung. “Makanya kami akan dorong bagaimana revitalisasi rute kereta api Medan-Pematangsiantar, untuk tujuan wisata. Dari Pematangsiantar, nanti disiapkan juga transportasi menuju beberapa tempat di Danau Toba. Jalurnya juga kan perbukitan, jadi tidak membosankan,” kata Arie.

Arie berharap, dengan banyaknya pihak yang terlibat dan mendukung pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba, maka tujuan mendatangkan satu juta wisatawan hingga 2019, adalah satu nilai optimis. Sehingga sebagai badan yang memiliki fungsi koordinasi, mereka juga terus mempertemukan berbagai pihak, khususnya para investor, baik dalam dan luar negeri, yang berniat membangun di 7 kabupaten se-kawasan Danau Toba. “Selain otoritatif di areal yang ditetapkan, fungsi BOPDT juga mengkoordinasikan berbagai pihak, seperti antara pemerintah daerah dengan investor. Kami mendorong seluruh stakeholder untuk pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba di tujuh kabupaten ini,” pungkasnya. (bal/saz)

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
JALUR LAYANG KERETA API_Pekerja menyelesaikan pondasi jalur layang kereta api di Kawasan Jalan H.M Yamin Medan, beberapa waktu lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Jalur kereta api Medan-Pematangsiantar, saat ini dilalui 2 kali oleh kereta api penumpang Siantar Expres kelas ekonomi, yakni pagi dan sore. Dengan pengembangan kawasan wisata Danau Toba, Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (BOPDT), mendorong agar rute 2 kota tersebut direvitalisasi untuk tujuan wisata.

Kepala BOPDT, Arie Prasetyo mengatakan, jalur kereta api Medan-Pematangsiantar berpotensi untuk direvitalisasi, seiring dengan upaya pengembangan kawasan wisata di Danau Toba. Sebab selain jalur kendaraan bermotor (darat) dan udara, alternatif menggunakan kereta api merupakan langkah strategis untuk dikembangkan. Karena itu, pihaknya menggagas agar kendaraan yang mampu menampung ratusan penumpang tersebut dimanfaatkan.

“Jalur kereta api Medan-Pematangsiantar pada dasarnya kan memang masih ada, hanya saja tidak begitu ramai. Jadi tinggal bagaimana merevitalisasi rutenya untuk tujuan wisata ke Danau Toba,” tutur Arie baru-baru ini.

Menurut Arie, untuk sampai ke Danau Toba, wisatawan juga bisa menikmati perjalanan menggunakan kereta api yang biasanya dipilih karena faktor kenyamanan dan kelancaran. Apalagi transportasi massal ini tidak terpengaruh kondisi kemacetan lalu lintas yang selama ini selalu menjadi masalah bagi calon pengunjung yang hendak ke kawasan tersebut. “Jadi untuk wisata itu, meskipun jalur kereta api masih sampai di Pematangsiantar, tapi jika bisa dikelola dengan baik, bisa saja itu dibuat rute Pematangsiantar-Danau Toba misalnya, karena jaraknya kan tidak terlalu jauh,” bebernya.

Apalagi, lanjutnya, jalur Pematangsiantar ke Danau​ Toba merupakan kawasan perbukitan, dan cenderung lengang. Sehingga untuk membuka rute transportasi konvensional, seperti angkutan umum atau taksi, akan memungkinkan. Karena untuk perjalanan wisata, yang perlu dikedepankan adalah kenyamanan bagi pengunjung. “Makanya kami akan dorong bagaimana revitalisasi rute kereta api Medan-Pematangsiantar, untuk tujuan wisata. Dari Pematangsiantar, nanti disiapkan juga transportasi menuju beberapa tempat di Danau Toba. Jalurnya juga kan perbukitan, jadi tidak membosankan,” kata Arie.

Arie berharap, dengan banyaknya pihak yang terlibat dan mendukung pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba, maka tujuan mendatangkan satu juta wisatawan hingga 2019, adalah satu nilai optimis. Sehingga sebagai badan yang memiliki fungsi koordinasi, mereka juga terus mempertemukan berbagai pihak, khususnya para investor, baik dalam dan luar negeri, yang berniat membangun di 7 kabupaten se-kawasan Danau Toba. “Selain otoritatif di areal yang ditetapkan, fungsi BOPDT juga mengkoordinasikan berbagai pihak, seperti antara pemerintah daerah dengan investor. Kami mendorong seluruh stakeholder untuk pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba di tujuh kabupaten ini,” pungkasnya. (bal/saz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/