Buntut Penolakan Pelantikan PP oleh Warga
BINJAI- Ketua DPRD Kota Binjai Zainuddin Purba, dituding sebagai biang dibalik pertikaian antara kelompok warga dengan anggota Pemuda Pancasila di Kelurahan Tanah Seribu Kecamatan Binjai selatan.
Pernyataan tersebut ditegaskan Ketua DPC Pemuda Pancasila Binjai J Payo Sitepu, secara gamblang pada wartawan Jumat (2/11) kemarin. ‘’Saya tidak mau sembunyi-sembunyi, yang menjadi dalang dalam aksi kerusuhan itu Ketua DPRD Binjai Zainuddin Purba. Ketua DPRD Binjai itu mantan Ketua DPC PP Binjai, yang tidak pernah mau menerima atas pelantikan tersebut,’’ J Payo Sitepu.
Menurut Payo, warga yang komplein dengan diadakannya pelantikan PAC di lapangan bola kaki Tanah Seribu, merupakan orang-orang suruhan Ketua DPRD Binjai yang merasa tidak senang atas pelantikan kader PP tersebut.
Dia (ZP), jelas Payo, tidak senang atas perpindahan kepemimpinan kepada dirinya, sehingga dilakukan perlawanan dengan mengumpulkan sekelompok orang mengatasnamakan warga.
“Seharusnya, sebagai senioran dia membimbing kami agar menjadi organisasi yang kuat, bukan malah melakukan aksi-aksi brutal seperti penyerangan terhadap panitia pelantikan pada Senin (30/10) malam lalu,” tegasnya.
Dia juga merasa heran, bila memang warga merasa keberatan, tentunya sejak awal masyarakat di sekitar lokasi pelantikan menolak kehadiran PP. Namun sampai saat ini, tidak ada penolakan itu. “Makanya kita sangat yakin kalau aksi perusakan tenda dan mobil itu merupakan ulah sekelompok orang mengatasnamakan masyarakat yang didalangi Ketua DPRD Binjai,” tegasnya.
Padahal, lanjut Payo, dirinya sudah menghubungi ZP melalui ponsel untuk meminta arahan agar bisa duduk bersama untuk memajukan organisasi tertua di Indonesia itu. “Saya sudah menghubungi dia (ZP), tapi tidak ada titik temu, makanya kita tetap melakukan pelantikan,” sebutnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Binjai Zainuddin Purba ketika dikonfirmasi membantah dirinya sebagai dalang atas aksi penolakn terhadap pelantikan PP di Kelurahan Tanah Seribu tersebut. “Buat apa saya urusi hal kecil seperti itu, bodoh kali lah saya,” bantahnya.
Pun begitu, Zainuddin tidak menampik kalau massa yang beraksi merupakan massa bayaran yang dihimpun oleh beberapa kader PP yang sempat bersiteru dengan Ketua PAC PP Binjai Selatan yang bakal dilantik.
“Kalau saya yang bayar massa mana mungkin, dari mana saya ambil uang untuk membayar begitu banyak warga itu. Tapi disitu (warga) kan ada Syamsul toke pasir dan rekan-rekannya, mereka ini yang dulu pernah bentrok dengan Ketua PAC PP yang bakal dilantik,” bebernya.
Dia juga menjelaskan, dirinya turun ke lokasi karena warga yang melakukan aksi merupakan warganya, sehingga dia merasa bertanggungjawab atas nasib warganya tersebut. “Memang disitu lumbung suara saya saat pileg lalu, makanya saya bertanggungjawab atas apa yang terjadi dengan mereka. Jadi kalau ada pihak yang berfikir negatif soal kehadiran saya, terserah mereka yang penting saya turun karena tugas saya sebagai wakil rakyat,” tegasnya.
Disamping itu, Zainuddin juga merasa kecewa dengan sikap petugas kepolisian yang mengeluarkan tembakan pada saat warga melakukan aksi penolakan, Kamis (1/11) malam. “Seharusnya polisi tidak arogan seperti itu, lihat dulu duduk perkaranya jangan asal tembak-tembak saja,” kesalnya.
Terpisah, Kabag Ops Polres Binjai AKP Adenan saat ditemui dilokasi kejadian mengatakan, pihaknya mengeluarkan tembakan karena untuk mengusir massa yang sudah mulai melakukan tindak anarkis. “Tembakan yang kita keluarkan hanya untuk mengusir massa yang bertindak anarkis, bukan untuk membunuh,” lugasnya. (ndi)