PEMATANGSIANTAR, SUMUTPOS.CO – Immanuel Abetnego alias Abet (6), bocah yang masih duduk di kelas 1 SD jadi korban sodomi sebelum dibunuh tersangka Ricardo Roy Deska, empat bulan lalu juga pernah nyaris disodomi tersangka.
Menurut ibu Abet, Prima Arinta Purba (31), saat ditemui dikediamannya mengatakan, sekitar empat bulan lalu korban pernah diajak pelaku ke kamar mandi yang ada diseberang rumahnya. Saat itu sudah sore, tersangka Ricardo Roy Deska mengajak korban masuk ke dalam kamar mandi dan menyuruh membuka baju dan celananya.
Ketika itu, korban merasa takut apalagi tersangka menyuruh buka baju seraya mengancam. Namun, korban berhasil melarikan diri dan langsung pergi ke rumah dan menceritakan kepada orangtuanya. Tersangka yang belum sempat mengerjai korban kemudian keluar dari kamar mandi dan duduk-duduk di pinggir jalan.
“Setelah mendengar cerita anakku, lantas saya menemui dia (tersangka, Red). Tapi saat itu ia mengelak. Ketika saya panggil anakku dan kemudian menceritakan kejadian sebenarnya, tapi dia berlagak bodoh,” ujar Arinta.
Sehingga, katanya, saat anaknya menghilang Kamis (20/10) sekira pukul 17.00 WIB, dugaannya langsung mengarah kepada tersangka. Sehingga saat dipanggil ke rumah, tersangka terlihat gugup dan tidak mengakui kalau dia bersama korban. “Saat anakku hilang, perasaanku sudah mengarah ke dia, mengingat kejadian empat bulan yang lalu. Ketika kami tanyai, ngomongnya sudah berbelit-belit,” tambahnya.
Arinta mengkau, seorang ibu menemuinya dan menceritakan kalau anaknya juga hampir dikerjai tersangka. “Tadi ada ibu cerita ke saya, kalau anaknya ikut juga ke sungai bersama tersangka. Sehingga mereka ke sungai bertiga bersama anak saya,” ujar Arnita Purba.
Menurut cerita anak ibu tersebut, Kamis (30/10) sore tersangka membawa pancing dan tali dan mengajak kedua bocah itu ke sungai.
Saat di sungai, bocah tersebut disuruh untuk membuka pakaiannya. Sementara korban disuruh berdiri dan menunggu. Tapi saat hendak disodomi tersangka, si anak tersebut tiba-tiba ngomong hendak mau kencing.
“Mungkin karena ada firasatnya mau dikerjai, maka si anak itu pergi kencing sebentar. Tapi begitu si anak kembali, ternyata tersangka dan anak saya sudah tidak ada lagi dilihatnya,” terang Arnita.
Jadi menurut cerita itu, tersangka sudah memiliki rencana sebab dari awal sudah membawa tali dan mengajak dua orang anak-anak ke sungai untuk dikerjai.
Sementara pemeriksaan terhadap tersangka masih baru satu kali dilakukan oleh penyidik, mengingat kondisi tersangka masih gugup karena baru ditangkap. Penyidik memberikan waktu luang supaya tersangka tenang sehingga mempermudah pemeriksaan.
Sejauh ini, korban yang disodomi oleh tersangka masih satu orang yakni Immanuel Abetnego yang kemudian dibunuh oleh tersangka setelah disodomi.
Kasat Reskrim Polres Siantar, AKP J Sinaga mengatakan, kalau pemeriksaan kepada tersangka akan terus dilakukan. Hal itu untuk mengetahui motif tersangka termasuk juga apakah ada korban yang lainnya.
“Soal apakah ada korban lain, kita akan telusuri terus,” tegas AKP J Sinaga.
Seperti diberitakan sebelumnya, Immanuel Abetnego (6) hilang sejak Kamis (30/10) sore sekitar pukul 16.00 WIB. Setelah dikabarkan menghilang, seluruh warga melakukan pencarian hingga ke sungai atau sekitar 200 meter dari rumah korban. Esoknya, Jumat (31/1) sekitar pukul 16.30 WIB, Immanuel ditemukan di semak-semak pinggir sungai dengan kondisi tewas. Selain wajahnya lebam-lebam, kaki korban diikat dengan tali dan tidak memakai busana. Sabtu (1/11) dini hari pukul 03.30 WIB, Ricardo Roy Deska Sitinjak (20) yang masih tetangga korban ditangkap dari rumahnya. Ia dinyatakan sebagai pelaku pembunuhan terhadap bocah SD tersebut. (pra/smg)