TANJUNG TIRAM, SUMUTPOS.CO – Jerit tangis menyambut kedatangan jenazah Afsah (64) dan cucunya Nur Afiza (12) di rumah duka Dusun V, Desa Lima Laras, Kec. Tanjung Tiram, Batubara, Minggu (2/12) sore. Ratusan sanak saudara yang datang melayat tak menyangka nenek dan cucunya itu bakal tewas bersamaan dalam kecelakaan tragis. “Setauku, mereka semua mau pergi ziarah ke makam saudara di Belawan. Jadi aku tak nyangka kejadiannya akan seperti ini,” lirih Syariffudin (50), menantu Afsyah yang ditemui di rumah duka. Dikisahkan Syariffudin, sebelum kejadian itu, ia masih sempat bicara via telepon dengan mertuanya.
“Sebelum kejadian, mertua ini sempat menepon saya, dia minta saya mengelaurkan ternak ayamnya yang masih terkurung di kandang. Ia ngaku tak sempat mengeluarkan karena rombongan mereka berangkat usai shalat subuh. Waktu itu sekitar 10 menit kami ngomong. Setelah itu tak lama kemudian, aku dapat kabar kalau mobil mereka ditabrak kereta api,” kenang menantu korban dengan linangan air mata.
Masih kata Syariffudin, semasa hidup mertuanya dikenal sebagai orang baik, ramah dan suka menolong. Selain itu, korban juga dikenal sudah puluhan tahun jadi bilal mayit di desa tersebut. Korban sendiri meninggalkana 4 orang anak, masing-masing Ernawati (45), Helmi (40), Nasrul (35) dan Syaria (30).
Sementara itu, Kanit Laka Polres DS Iptu G Karo-karo SH yang dikonfirmasi mengaku telah menjebloskan tersangka Anwar Sulaiman (50) ke penjara. Ia ditahan setelah terbukti lalai saat mengemudikan mobil Kijang Kapsul naas itu. Hal ini juga diakui tiga penumpangnya yang diperiksa sebagai saksi, diantaranya Syamsudin, Salmiah dan Abdul Latif. Terpisah,
Kepala Dinas Perhubungan DS, Anda Subrata mengaku perlintasan kereta api tersebut termasuk jalan nasional. Karena itu, Balai Jalan Nasionallah yang wajib membuat palang pintu di perlintasan kereta api yang terkenal sangat rawan kecelakaan itu
Beberapa waktu lalu, Dinas Perhubungan DS telah membuat surat permohonan ke Kementrian Perhubunga untuk membuat palang pintu di lokasi. Namun sampai saat ini belum ada realisasinya. Selain itu dinas perhubungan DS pun telah meminta kepada PT KAI untuk menugaskan pekerjanya untuk berjaga disekitar perlintasan kereta api itu. Tapi lagi-lagi, usulan itu tak mandapat tanggapan. “Kalau sudah begini, mau bilang apa lagi kita. Jalan satu-satunya adalah pengendara yang harus lebih hati-hati lagi. Saat melintas di lokasi itu, pengendara harus lihat kana kiri dulu,” tandasnya.
Sekedar mengingatkan, kecelakaan maut ini terjadi di perlintasan kereta api tanpa plang pintu Pasar Sore, Kebun Kelapa, Desa Tumpatan, Kec. Beringin, Minggu (1/12) pagi. Karena tak hati-hati. Mobil Kijang Kapsul BK 1306 VG warna hijau metalik yang dikemudikan Anwar Sulaiman (50) diseruduk Kereta Api (KA) Penumpang Sri Bilah jurusan Medan–Rantau Parapat. Akibatnya, 2 penumpang tewas ditempat, 3 luka parah dan 4 lainnya termasuk sang sopir menderita luka ringan. (cr-2/deo)