29 C
Medan
Thursday, May 23, 2024

Bandarnya Abang Adik

Sabu-sabu-ilustrasi
Sabu-sabu-ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hasil penelusuran POSMETRO MEDAN (grup JPNN di Kampung Kurnia, beberapa pekan belakangan ini peredaran sabu memang sudah sangat meresahkan warga sekitar. Betapa tidak, narkoba bebentuk kristal itu sudah dijual terang-terangan bak kacang goreng. Dampaknya, tak sedikit warga yang rata-rata bekerja sebagai nelayan itu ketergantungan. Bahkan yang lebih miris, tiap hari sebagian besar penghasilan nelayan di sana habis untuk membeli sabu.

“Hancur kali sudah kampung kami ini, bayangkan saja, sehari malaut paling dapat Rp 75 ribu. Tapi Rp 50 ribu pasti habis untuk beli sabu. Jadi tak ada lagi uang yang dibawa pulang ke rumah. Pokoknya sudah parah kalilah,” beber salah seorang warga sekitar.

Selain orang dewasa, anak sekolah di sana juga rata-rata sudah banyak yang terjebak dan jadi pecandu. “Anak sekolah di sini sudah juga nyabu semua. Makanya banyak barang yang berhilangan. Lampu jalan, besi-besi pun dicuri untuk beli sabu,” kata pria berusia 46 tahun yang minta namanya dirahasiakan itu.

Info dari warga, ternyata peredaran sabu di lingkungan itu dikendalikan oleh abang beradik yang kerap disebut Udin Pucat dan Heri. Selain itu, ada lagi bandar lain juga abang beradik bernama Bahar alias Bagor dan Zahar. Dalam menjalankan bisnis haramnya, kedua bandar masing-masing abang beradik ini mendapat dukungan penuh dari keluarganya. Karena itulah, polisi yang melakukan penyergapan selalu mendapat halauan dari keluarga mereka.

“Dua bandar itu yang selama ini jualan sabu di kampung kami, kalau polisi masuk pasti keluarganya menghalangi. Kami minta polisi untuk segera menangkap mereka, karena sudah marak kali sabu di kampung ini,” pinta warga lain.

Sementara itu,  Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Aswin Sipayung yang dikonfirmasi menyangkal melakukan pembiaran. Menurut Aswin, selama ini pihaknya terus menyelidiki peredaraan narkoba di wilayah hukumnya. Bahkan, untuk memerangi narkoba, pihaknya berjanji akan menggerebek jalur laut yang berfungsi sebagai pintu masuknya narkoba.

“Kita tau selama ini di kawasan Lorong Melati dan Kampung Melati jadi pusat masuknya narkoba. Untuk itu dalam waktu dekat ini kita akan menggerebek. Masalah ini juga sudah kita bahas dalam rapat dan akan segera kita turunkan tim,” kata Aswin.

Dengan menggerebek pintu masuknya, Aswin yakin akan mempersempit masuknya sabu-sabu. Dengan demikian pihaknya akan menyisir satu persatu lokasi kampung narkoba di sana. “Kita akan kerjakan satu persatu dulu, kemudian akan kita sisir beberapa lokasi lain yang selama ini marak narkoba,” jelas Aswin. Harapan perwira berpangkat dua bunga emas melati, pihaknya meminta kepada masyarakat untuk turut membatu memberikan info soal peredaraan narkoba. “Kita minta masyarakat mau menudukung agar kerja polisi terbantu untuk membrantas narkoba,” tandansya. (tim)

Sabu-sabu-ilustrasi
Sabu-sabu-ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hasil penelusuran POSMETRO MEDAN (grup JPNN di Kampung Kurnia, beberapa pekan belakangan ini peredaran sabu memang sudah sangat meresahkan warga sekitar. Betapa tidak, narkoba bebentuk kristal itu sudah dijual terang-terangan bak kacang goreng. Dampaknya, tak sedikit warga yang rata-rata bekerja sebagai nelayan itu ketergantungan. Bahkan yang lebih miris, tiap hari sebagian besar penghasilan nelayan di sana habis untuk membeli sabu.

“Hancur kali sudah kampung kami ini, bayangkan saja, sehari malaut paling dapat Rp 75 ribu. Tapi Rp 50 ribu pasti habis untuk beli sabu. Jadi tak ada lagi uang yang dibawa pulang ke rumah. Pokoknya sudah parah kalilah,” beber salah seorang warga sekitar.

Selain orang dewasa, anak sekolah di sana juga rata-rata sudah banyak yang terjebak dan jadi pecandu. “Anak sekolah di sini sudah juga nyabu semua. Makanya banyak barang yang berhilangan. Lampu jalan, besi-besi pun dicuri untuk beli sabu,” kata pria berusia 46 tahun yang minta namanya dirahasiakan itu.

Info dari warga, ternyata peredaran sabu di lingkungan itu dikendalikan oleh abang beradik yang kerap disebut Udin Pucat dan Heri. Selain itu, ada lagi bandar lain juga abang beradik bernama Bahar alias Bagor dan Zahar. Dalam menjalankan bisnis haramnya, kedua bandar masing-masing abang beradik ini mendapat dukungan penuh dari keluarganya. Karena itulah, polisi yang melakukan penyergapan selalu mendapat halauan dari keluarga mereka.

“Dua bandar itu yang selama ini jualan sabu di kampung kami, kalau polisi masuk pasti keluarganya menghalangi. Kami minta polisi untuk segera menangkap mereka, karena sudah marak kali sabu di kampung ini,” pinta warga lain.

Sementara itu,  Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Aswin Sipayung yang dikonfirmasi menyangkal melakukan pembiaran. Menurut Aswin, selama ini pihaknya terus menyelidiki peredaraan narkoba di wilayah hukumnya. Bahkan, untuk memerangi narkoba, pihaknya berjanji akan menggerebek jalur laut yang berfungsi sebagai pintu masuknya narkoba.

“Kita tau selama ini di kawasan Lorong Melati dan Kampung Melati jadi pusat masuknya narkoba. Untuk itu dalam waktu dekat ini kita akan menggerebek. Masalah ini juga sudah kita bahas dalam rapat dan akan segera kita turunkan tim,” kata Aswin.

Dengan menggerebek pintu masuknya, Aswin yakin akan mempersempit masuknya sabu-sabu. Dengan demikian pihaknya akan menyisir satu persatu lokasi kampung narkoba di sana. “Kita akan kerjakan satu persatu dulu, kemudian akan kita sisir beberapa lokasi lain yang selama ini marak narkoba,” jelas Aswin. Harapan perwira berpangkat dua bunga emas melati, pihaknya meminta kepada masyarakat untuk turut membatu memberikan info soal peredaraan narkoba. “Kita minta masyarakat mau menudukung agar kerja polisi terbantu untuk membrantas narkoba,” tandansya. (tim)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/