32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Sinabung 2 Kali Luncurkan Awan Panas, Tanaman Rusak, Petani Merugi

KARO, SUMUTPOS.CO – Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut), masih terus menunjukkan aktivitas vulkanisnya hingga Rabu (3/3) sore. Petugas pos pemantau Gunung Sinabung, Armen Putra mengatakan gunung api tertinggi di Sumut ini mengalami erupsi dua kali dengan luncuran awan panas guguran sejauh 2 kilometer. Terjangan abu Sinabung merusak ribuan hektar lahan pertanian.

RUSAK: Tanaman milik petani di 4 kecamatan di Kabupaten Karo, yang rusak diselumuti abu vilkanik Gunung Sinabung, yang kembali erupsi sejak Selasa-Rabu (2-3/3). Solideo/Sumut Pos.

“Hari ini, terjadi dua kali awan panas guguran dan untuk kegempaannya terlihat hingga sampai saat ini didominasi oleh gempa-gempa guguran,” kata Armen, Rabu (3/3).

Armen menjelaskan, erupsi Sinabung Rabu pagi diawali pada pukul 08.52 WIB. Namun jarak luncuran awan panas guguran tidak teramati.

Melihat masih tingginya aktivitas Sinabung, Armen memprediksi Sinabung masih sangat berpotensi terjadi awan panas guguran dan erupsi. “Sampai saat ini kita melihat untuk Gunung Api Sinabung masih sangat berpotensi terjadi awan panas dan erupsi,” ungkapnya.

Jika terjadi hujan abu, Armen juga mengimbau masyarakat untuk memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik. Mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh.

“Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar,” jelas Armen.

Sebelumnya, Plt Kalaksa BPBD Karo Natanail Perangin Angin, mengatakan luncuran awan panas pada Rabu pagi terjadi selama 332 detik. “Jarak luncur tidak teramati dengan amplitudo 120 mm dan durasi 332 detik arah angin barat,” ucapnya.

Sedangkan erupsi kedua terjadi sekitar pukul 15.03 WIB dengan jarak luncur teramati 2.000 meter mengarah ke sektor timur tenggara.

Gunung Sinabung juga diprediksi masih akan terus menunjukkan aktivitas vulkanisnya dan berpotensi mengeluarkan awan panas guguran serta erupsi. “Hujan abu ada yang sekitaran ke arah barat. Sampai saat ini atas puncaknya masih tertutup kabut,” ucapnya.

Tak Memasuki Zona Merah

Gunung Sinabung yang memiliki ketinggian 2.460 meter di atas permukaan laut ini berstatus level tiga atau siaga. Masyarakat pun diminta agar tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius radial 3 km dari puncak Gunung Sinabung. Lalu, radius sektoral 5 km untuk sektor selatan, timur, dan 4 km untuk sektor timur, utara.

Natanail mengimbau warga warga di sekitar gunung tetap menggunakan masker.”Agar patuhi zona merah Sinabung, dan kurangi aktivitas di wilayah terpapar abu vulkanik dan tetap memakai masker,” jelasnya.

Untuk aktivitas kegempaan Gunung Sinabung, hingga petang tadi pos Pos Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat terjadi 3 gempa guguran, 4 kali gempa low frekuensi, 9 kali gempa hybrid, 4 kali tektonik lokal, dan 1 kali tektonik jauh. “Terjadi beberapa kali gempa hingga petang tadi,” uja petugas PVMBG, Dery Al Hidayat.

Saat ini, status Gunung Sinabung sendiri masih berstatus siaga level III.

Sementara itu, untuk meminimalisir dampak abu pasca awan panas guguran (APG), Polres Tanah Karo menerjunkan satu unit armoured water canon (AWC) ke sejumlah kawasan terdampak.”Sejak kemarin siang satu unit AWC, satu unit mobil binmas dan 1 unit mobil patroli Sabhara untuk menghimbau masyarakat di terjunkan ke lapangan” ujar Kasat Sabhara Polres Tanah Karo, AKP Enda Tarigan, Rabu (3/3).

Sejauh ini sesuai keterangan AKP. Enda Tarigan, pihaknya telah melakukan penyiraman di dua kecamatan. Yakni kecamatan Kuta Buluh dan Tiga Nderket.

Sehari sebelumnya, Gunung Sinabung mengalami tiga kali erupsi pada Selasa (2/3). Salah satu erupsi menyebabkan tinggi kolom abu mencapai 5.000 meter. Gunung Sinabung juga mengalami 13 kali awan panas luncuran. Ada 40 desa yang terdampak hujan abu vulkanik.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga menyebut debu vulkanik menyebar hingga ke Aceh. Warga diminta memakai masker saat beraktivitas di luar rumah untuk mencegah dampak kesehatan akibat abu vulkanik.

“Bila dilihat dari foto satelit, diperkirakan debu vulkanik sudah mulai menyeberang/terpapar ke Provinsi Aceh,” kata Kasi Data dan Informasi BMKG Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Zakaria Ahmad, kepada wartawan, Selasa (2/3).

Petani Merugi Rp29 Miliar

Erupsi dan guguran awan panas gunung Sinabung pada Selasa (2/3) hingga Rabu (3/3) kemarin menyebabkan kerugian yang tak sedikit bagi warga empat kecamatan yang terdampak. Selain rumah-rumah mengalami kerusakan ringan, tebalnya abu vulkanik juga merusak ribuan hektar lahan pertanian.

Berbagai jenis komoditi dan holtikutura milik warga rusak dan terancam gagal panen. Hasil pendataan sementara yang dilakukan Dinas Pertanian Karo, ada ratusan desa yang tersebar di empat kecamatan terdampak oleh terjangan vulkanik gunung Sinabung.

Keempatnya adalah Kecamatan Payung, Tiganderket, Kutabuluh dan Tigabinanga. Dari keempat kecamatan tersebut, sedikitnya ada sekitar 3.045 hektar lahan pertanian warga yang rusak. Lahan pertanian yang terdampak tersebut ditanami 46 jenis komoditi pertanian.

Perhitungan sementara, kerugian material yang diderita warga empat kecamatan mencapai Rp29 miliar lebih. Hal ini dikatakan Kepala Dinas Pertanian Karo, Ir Metehsa Karo-karo saat dikonfirmasi Sumut Pos, Rabu (3/3) sore.

“Hasil pendataan sementara, sedikitnya ada 46 jenis komoditi milik petani yang mengalami kerusakan. Kerugian diperkirakan mencapai Rp 29 miliar,” kata Metehsa.

Untuk menghindari kerugian yang lebih besar, pihak Dinas Pertanian Karo mengimbau warga membersihkan abu vulkanik dari tanaman mereka. “Jika abu segera dibersihkan, kemungkinan kerusakan tanaman tidak akan terlalu parah,” katanya.

untuk meringankan beban dan kerugian petani, pihaknya saat ini tengah membuat pendataan. Hasil pendataan ini akan disampaikan ke Kementerian Pertanian RI. “Saat ini kita sudah membuat usulan untuk meminta ke Kementerian Pertanian RI. Bantuan ini bisa berupa bibit, pupuk dan lain sebaginya. Kita berharap bantuan dari Menteri Pertanian dapat sedikit meringankan kerugian petani,” tandasnya.

Sementara itu, hingga kemarin tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo dan Satgas Tanggap Darurat Bencana Gunung Sinabung juga telah melakukan pembersihan wilayah yang terkena dampak abu

Tim gabungan baik dari BPBD Kabupaten Karo, unsur TNI dan Polri, instansi dan lembaga terkait serta Satgas TD Bencana Gunung Sinabung juga membagikan masker kepada masyarakat. Untuk mengurangi dampak risiko yang bisa ditimbulkan dari aktivitas erupsi Gunung Sinabung, masyarakat diimbau keluar dari zona merah Kawasan Rawan Bencana (KRB).

Selain itu, masyarakat juga dilarang beraktivitas di daerah zona merah dengan alasan keselamatan. Kegiatan pembersihan abu vulkanik masih terus dilakukan oleh personel dari TNI, Polri, BPBD dan Damkar Kabupaten Karo sebanyak 100 personel di 3 Kecamatan terdampak.

Sementara itu, Plt. Kepala BPBD Karo, Natanail Paranginangin menjelaskan bahwa potensi ancaman yang masih dapat terjadi dalam kaitan erupsi Gunung Sinabung meliputi awan panas guguran akibat kubah lava yang tidak stabil, potensi terjadinya erupsi kembali, terjadinya hujan abu di sekitar gunung Sinabung sesuai dengan arah dan kecepatan angin dan potensi terjadinya lahar tergantung curah hujan di sekitaran Gunung Sinabung. (deo/dtc/vci/mc/bbs)

KARO, SUMUTPOS.CO – Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut), masih terus menunjukkan aktivitas vulkanisnya hingga Rabu (3/3) sore. Petugas pos pemantau Gunung Sinabung, Armen Putra mengatakan gunung api tertinggi di Sumut ini mengalami erupsi dua kali dengan luncuran awan panas guguran sejauh 2 kilometer. Terjangan abu Sinabung merusak ribuan hektar lahan pertanian.

RUSAK: Tanaman milik petani di 4 kecamatan di Kabupaten Karo, yang rusak diselumuti abu vilkanik Gunung Sinabung, yang kembali erupsi sejak Selasa-Rabu (2-3/3). Solideo/Sumut Pos.

“Hari ini, terjadi dua kali awan panas guguran dan untuk kegempaannya terlihat hingga sampai saat ini didominasi oleh gempa-gempa guguran,” kata Armen, Rabu (3/3).

Armen menjelaskan, erupsi Sinabung Rabu pagi diawali pada pukul 08.52 WIB. Namun jarak luncuran awan panas guguran tidak teramati.

Melihat masih tingginya aktivitas Sinabung, Armen memprediksi Sinabung masih sangat berpotensi terjadi awan panas guguran dan erupsi. “Sampai saat ini kita melihat untuk Gunung Api Sinabung masih sangat berpotensi terjadi awan panas dan erupsi,” ungkapnya.

Jika terjadi hujan abu, Armen juga mengimbau masyarakat untuk memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik. Mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh.

“Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar,” jelas Armen.

Sebelumnya, Plt Kalaksa BPBD Karo Natanail Perangin Angin, mengatakan luncuran awan panas pada Rabu pagi terjadi selama 332 detik. “Jarak luncur tidak teramati dengan amplitudo 120 mm dan durasi 332 detik arah angin barat,” ucapnya.

Sedangkan erupsi kedua terjadi sekitar pukul 15.03 WIB dengan jarak luncur teramati 2.000 meter mengarah ke sektor timur tenggara.

Gunung Sinabung juga diprediksi masih akan terus menunjukkan aktivitas vulkanisnya dan berpotensi mengeluarkan awan panas guguran serta erupsi. “Hujan abu ada yang sekitaran ke arah barat. Sampai saat ini atas puncaknya masih tertutup kabut,” ucapnya.

Tak Memasuki Zona Merah

Gunung Sinabung yang memiliki ketinggian 2.460 meter di atas permukaan laut ini berstatus level tiga atau siaga. Masyarakat pun diminta agar tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius radial 3 km dari puncak Gunung Sinabung. Lalu, radius sektoral 5 km untuk sektor selatan, timur, dan 4 km untuk sektor timur, utara.

Natanail mengimbau warga warga di sekitar gunung tetap menggunakan masker.”Agar patuhi zona merah Sinabung, dan kurangi aktivitas di wilayah terpapar abu vulkanik dan tetap memakai masker,” jelasnya.

Untuk aktivitas kegempaan Gunung Sinabung, hingga petang tadi pos Pos Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat terjadi 3 gempa guguran, 4 kali gempa low frekuensi, 9 kali gempa hybrid, 4 kali tektonik lokal, dan 1 kali tektonik jauh. “Terjadi beberapa kali gempa hingga petang tadi,” uja petugas PVMBG, Dery Al Hidayat.

Saat ini, status Gunung Sinabung sendiri masih berstatus siaga level III.

Sementara itu, untuk meminimalisir dampak abu pasca awan panas guguran (APG), Polres Tanah Karo menerjunkan satu unit armoured water canon (AWC) ke sejumlah kawasan terdampak.”Sejak kemarin siang satu unit AWC, satu unit mobil binmas dan 1 unit mobil patroli Sabhara untuk menghimbau masyarakat di terjunkan ke lapangan” ujar Kasat Sabhara Polres Tanah Karo, AKP Enda Tarigan, Rabu (3/3).

Sejauh ini sesuai keterangan AKP. Enda Tarigan, pihaknya telah melakukan penyiraman di dua kecamatan. Yakni kecamatan Kuta Buluh dan Tiga Nderket.

Sehari sebelumnya, Gunung Sinabung mengalami tiga kali erupsi pada Selasa (2/3). Salah satu erupsi menyebabkan tinggi kolom abu mencapai 5.000 meter. Gunung Sinabung juga mengalami 13 kali awan panas luncuran. Ada 40 desa yang terdampak hujan abu vulkanik.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga menyebut debu vulkanik menyebar hingga ke Aceh. Warga diminta memakai masker saat beraktivitas di luar rumah untuk mencegah dampak kesehatan akibat abu vulkanik.

“Bila dilihat dari foto satelit, diperkirakan debu vulkanik sudah mulai menyeberang/terpapar ke Provinsi Aceh,” kata Kasi Data dan Informasi BMKG Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Zakaria Ahmad, kepada wartawan, Selasa (2/3).

Petani Merugi Rp29 Miliar

Erupsi dan guguran awan panas gunung Sinabung pada Selasa (2/3) hingga Rabu (3/3) kemarin menyebabkan kerugian yang tak sedikit bagi warga empat kecamatan yang terdampak. Selain rumah-rumah mengalami kerusakan ringan, tebalnya abu vulkanik juga merusak ribuan hektar lahan pertanian.

Berbagai jenis komoditi dan holtikutura milik warga rusak dan terancam gagal panen. Hasil pendataan sementara yang dilakukan Dinas Pertanian Karo, ada ratusan desa yang tersebar di empat kecamatan terdampak oleh terjangan vulkanik gunung Sinabung.

Keempatnya adalah Kecamatan Payung, Tiganderket, Kutabuluh dan Tigabinanga. Dari keempat kecamatan tersebut, sedikitnya ada sekitar 3.045 hektar lahan pertanian warga yang rusak. Lahan pertanian yang terdampak tersebut ditanami 46 jenis komoditi pertanian.

Perhitungan sementara, kerugian material yang diderita warga empat kecamatan mencapai Rp29 miliar lebih. Hal ini dikatakan Kepala Dinas Pertanian Karo, Ir Metehsa Karo-karo saat dikonfirmasi Sumut Pos, Rabu (3/3) sore.

“Hasil pendataan sementara, sedikitnya ada 46 jenis komoditi milik petani yang mengalami kerusakan. Kerugian diperkirakan mencapai Rp 29 miliar,” kata Metehsa.

Untuk menghindari kerugian yang lebih besar, pihak Dinas Pertanian Karo mengimbau warga membersihkan abu vulkanik dari tanaman mereka. “Jika abu segera dibersihkan, kemungkinan kerusakan tanaman tidak akan terlalu parah,” katanya.

untuk meringankan beban dan kerugian petani, pihaknya saat ini tengah membuat pendataan. Hasil pendataan ini akan disampaikan ke Kementerian Pertanian RI. “Saat ini kita sudah membuat usulan untuk meminta ke Kementerian Pertanian RI. Bantuan ini bisa berupa bibit, pupuk dan lain sebaginya. Kita berharap bantuan dari Menteri Pertanian dapat sedikit meringankan kerugian petani,” tandasnya.

Sementara itu, hingga kemarin tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo dan Satgas Tanggap Darurat Bencana Gunung Sinabung juga telah melakukan pembersihan wilayah yang terkena dampak abu

Tim gabungan baik dari BPBD Kabupaten Karo, unsur TNI dan Polri, instansi dan lembaga terkait serta Satgas TD Bencana Gunung Sinabung juga membagikan masker kepada masyarakat. Untuk mengurangi dampak risiko yang bisa ditimbulkan dari aktivitas erupsi Gunung Sinabung, masyarakat diimbau keluar dari zona merah Kawasan Rawan Bencana (KRB).

Selain itu, masyarakat juga dilarang beraktivitas di daerah zona merah dengan alasan keselamatan. Kegiatan pembersihan abu vulkanik masih terus dilakukan oleh personel dari TNI, Polri, BPBD dan Damkar Kabupaten Karo sebanyak 100 personel di 3 Kecamatan terdampak.

Sementara itu, Plt. Kepala BPBD Karo, Natanail Paranginangin menjelaskan bahwa potensi ancaman yang masih dapat terjadi dalam kaitan erupsi Gunung Sinabung meliputi awan panas guguran akibat kubah lava yang tidak stabil, potensi terjadinya erupsi kembali, terjadinya hujan abu di sekitar gunung Sinabung sesuai dengan arah dan kecepatan angin dan potensi terjadinya lahar tergantung curah hujan di sekitaran Gunung Sinabung. (deo/dtc/vci/mc/bbs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/