25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Akademisi Diusul Ikut Jadi Cagubsu

Prof DR HM Arif Nasution MA.

SUMUTPOS.CO – Dua gubernur pilihan masyarakat Sumut, dua kali gagal melaksanakan janjinya menjalankan roda pemerintahan bersih tanpa korupsi. Kejadian ini bisa terulang ketiga kalinya bila masyarakat tak memilah-milah siapa pilihanya. Agar pilihannya benar-benar menjalankan tugasnya, maka tegakkanlah moralitas.

Pengamat Politik dan Pemerintahan, Warjio S Sos MA PhD menyampaikan, dua gubernur Sumut sudah menjadi contoh buram dalam perjalanan pemerintahan. Untuk itu, masyarakat sebagai pemilih harus lebih berhati-hati untuk memilih gubernur.

Dia menyebutkan, untuk memilih gubernur perlu dilihat empat hal, yakni moralitas, integritas, pendidikan dan berani. Keempat ini selayaknya dijadikan syarat bagi partai politik, yang akan menyaring kandidat untuk diusung menjadi calon gubernur.

Dari dua contoh gubernur sebelumnya, yang berakhir di tengah babak pelaksanaan pemerintahan. Warjio mengajak masyarakat bisa mengukurnya dengan empat alat ukur tersebut untuk memilih, yakni moralitas, integritas, pendidikan dan berani.

“Inilah yang disebut kesadaran politik untuk mendapatkan kesejahteraan bersama,” katanya, Selasa (2/5).

Dia juga menyebutkan, Pilgubsu pada 2018 hendaknya dijadikan sebuah kesempatan untuk menata Sumut menjadi lebih baik dan bermoral. Untuk menjadikan Sumut bermoral, sebaiknya pilihlah para pemimpin yang sudah teruji moralnya.

“Kalau berbicara moral, maka moral akademisi saya pikir sangat baik, santun, peduli dan berani karena tak tersandera dalam hal apapun. Berbeda dengan birokrat, petahana ataupun politisi, cenderung lebih sering dibicarakan sisi moralnya,” ujarnya.

Warjio yang juga dosen Universitas Sumatera Utara (USU) ini menyampaikan, salah satu akademisi yang memiliki empat syarat pemimpin di Sumut adalah Prof DR HM Arif Nasution MA. Tentunya, secara moralitas, integritas, pendidikan serta keberaniannya sudah teruji di Sumut.

“Saya sangat yakin Prof DR HM Arif Nasution MA mampu dan bisa mengubah Sumut. Selain pendidikannya sudah paripurna, di sisi lain pengalamannya bisa dicurahkan untuk membangun Sumut,” katanya.

Dia menambahkan, Prof Arif saat ini merupakan guru besar di USU dan Direktur Pasca Sarjana Ilmu Politik USU. Dari pengalamannya mengajar, serta berorganisasi di Sumut tentunya memiliki kematangan dalam bertindak, berbuat dan pastinya bila akademisi cenderung memiliki moralitas yang sudah diuji.

“Latar belakang pemimpin di Sumut sudah beragam, dan sampai saat ini belum pernah seorang akademisi. Maka saya usulkan Prof Arif untuk mewakili akademisi dan bisa menjadi Gubernur Sumut,” ucapnya. (ril)

 

Prof DR HM Arif Nasution MA.

SUMUTPOS.CO – Dua gubernur pilihan masyarakat Sumut, dua kali gagal melaksanakan janjinya menjalankan roda pemerintahan bersih tanpa korupsi. Kejadian ini bisa terulang ketiga kalinya bila masyarakat tak memilah-milah siapa pilihanya. Agar pilihannya benar-benar menjalankan tugasnya, maka tegakkanlah moralitas.

Pengamat Politik dan Pemerintahan, Warjio S Sos MA PhD menyampaikan, dua gubernur Sumut sudah menjadi contoh buram dalam perjalanan pemerintahan. Untuk itu, masyarakat sebagai pemilih harus lebih berhati-hati untuk memilih gubernur.

Dia menyebutkan, untuk memilih gubernur perlu dilihat empat hal, yakni moralitas, integritas, pendidikan dan berani. Keempat ini selayaknya dijadikan syarat bagi partai politik, yang akan menyaring kandidat untuk diusung menjadi calon gubernur.

Dari dua contoh gubernur sebelumnya, yang berakhir di tengah babak pelaksanaan pemerintahan. Warjio mengajak masyarakat bisa mengukurnya dengan empat alat ukur tersebut untuk memilih, yakni moralitas, integritas, pendidikan dan berani.

“Inilah yang disebut kesadaran politik untuk mendapatkan kesejahteraan bersama,” katanya, Selasa (2/5).

Dia juga menyebutkan, Pilgubsu pada 2018 hendaknya dijadikan sebuah kesempatan untuk menata Sumut menjadi lebih baik dan bermoral. Untuk menjadikan Sumut bermoral, sebaiknya pilihlah para pemimpin yang sudah teruji moralnya.

“Kalau berbicara moral, maka moral akademisi saya pikir sangat baik, santun, peduli dan berani karena tak tersandera dalam hal apapun. Berbeda dengan birokrat, petahana ataupun politisi, cenderung lebih sering dibicarakan sisi moralnya,” ujarnya.

Warjio yang juga dosen Universitas Sumatera Utara (USU) ini menyampaikan, salah satu akademisi yang memiliki empat syarat pemimpin di Sumut adalah Prof DR HM Arif Nasution MA. Tentunya, secara moralitas, integritas, pendidikan serta keberaniannya sudah teruji di Sumut.

“Saya sangat yakin Prof DR HM Arif Nasution MA mampu dan bisa mengubah Sumut. Selain pendidikannya sudah paripurna, di sisi lain pengalamannya bisa dicurahkan untuk membangun Sumut,” katanya.

Dia menambahkan, Prof Arif saat ini merupakan guru besar di USU dan Direktur Pasca Sarjana Ilmu Politik USU. Dari pengalamannya mengajar, serta berorganisasi di Sumut tentunya memiliki kematangan dalam bertindak, berbuat dan pastinya bila akademisi cenderung memiliki moralitas yang sudah diuji.

“Latar belakang pemimpin di Sumut sudah beragam, dan sampai saat ini belum pernah seorang akademisi. Maka saya usulkan Prof Arif untuk mewakili akademisi dan bisa menjadi Gubernur Sumut,” ucapnya. (ril)

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/