PALUTA, SUMUTPOS.CO – Naas menimpa keluarga Ahmad Suryadi Siregar. Pria berusia 35 tahun bersama istrinya Nuraini Harahap (33), serta kedua anaknya Putri Anggraini (12) dan Saprilla Siregar (3) terbakar, setelah jerigen minyak tanah meledak. Seorang anaknya yang masih pelajar SD, Putri Anggraini tewas.
Peristiwa ini terjadi di rumahnya Dusun Sibattal, Desa Sitonun, Kecamatan Halongonan, Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta), Senin (2/6) sekitar pukul 18.00 WIB. Saat itu, Putri Anggraini, murid kelas 6 hendak mengisi minyak tanah ke lampu teplok untuk menerangi rumah karena hari menjelang malam.
Namun, ketika sedang mengisi minyak tanah, tiba-tiba api dari lampu yang sedang menyala menyambar minyak tanah, sehingga menyebabkan jerigen minyak tanah meledak dan membakar sekujur tubuhnya.
“Anak saya yang paling tua sedang mengisi minyak tanah untuk lampu teplok. Tapi tiba-tiba api dari lampu yang satu lagi menyambar jerigen minyak dan meledak mengenai anak-anak,” ujar Ahmad Suryadi Siregar, kepada Metro Tabagsel (grup SUMUTPOS.CO), Selasa (3/6), di RSUD Paluta, Desa Aek Haruaya, Kecamatan Portibi.
Kemudian, sambung Ahmad, api dari ledakan itu menyambar anaknya yang mengisi minyak tanah dan adiknya, Saprilla Siregar yang saat itu berada di samping kakaknya, sehingga mengakibatkan luka bakar hampir seluruh bagian tubuh keduanya.
Saat api sedang menjalar di sekujur tubuh anak-anaknya, ia dan istri berusaha memadamkan api, hingga ia dan istri juga mengalami luka bakar di bagian tangan dan kaki.
“Ketika api masih menjalar di tubuh anak-anak, saya dan istri berusaha memadamkan api sehingga kami juga mengalami luka bakar di bagian kaki dan tangan,” tambahnya sambil memperlihatkan luka bakarnya.
Masih menurut Ahmad, setelah api berhasil dipadamkan, kedua anaknya mengalami luka bakar yang cukup serius dan warga lainnya mulai berdatangan untuk memberi pertolongan. Setelah berembuk dengan warga, akhirnya diputuskan untuk membawa kedua anaknya ke rumah sakit, sebab bidan desa yang bertugas di desa tersebut sedang tidak berada di tempat.
Karena kondisi jalan yang buruk dan jarak tempuh cukup jauh, korban baru sampai di RSUD Paluta keesokan harinya, Selasa (6/3) pukul 07.00 WIB. Namun, setelah sampai di rumah sakit, nyawa anaknya Putri Anggraini sudah tidak tertolong lagi.
“Malamnya sekitar pukul 21.00 WIB, saya langsung membawa anak-anak ke rumah sakit karena bidan desa sedang tidak ada. Tapi, karena kondisi jalan dan jarak yang cukup jauh, baru bisa sampai tadi pagi. Namun, sampai di sini nyawa putri saya sudah tidak tertolong lagi,” terangnya dengan nada sedih.
Pantauan wartawan, Selasa (6/3) di RSUD Paluta sekitar pukul 17.00 WIB, Saprilla Siregar atau adik korban meninggal masih terbaring dengan luka bakar yang cukup serius di seluruh bagian tubuh. Sementara Nuraini Harahap mengalami luka pada kaki dan tangan. Hingga berita ini diturunkan kondisi keduanya masih terbaring lemas. (mag-02/smg)