26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ortu Murid Lapor Guru ke DPRD

Seorang oknum guru SD Negeri berinisial S diduga melakukan pemukulan secara berlebihan terhadap tiga muridnya. Alhasil, ketiga muridnya mengalami trauma dan tak mau sekolah.

Itu terungkap dari pengaduan tiga wali murid masing-masing pelajar SD ke Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Binjai, Kamis (2/8).

Pengaduan mereka pun ditampung Hj Juliati, Norasiah, Syarif Sitepu, Gim Ginting, dan Edy Putra yang kemudian gelar Rapat Dengar Pendapat di ruang Komisi C DPRD Binjai.

Orangtua murid berinisial FGL, Novika Maya Sari mengaku, anaknya trauma hingga takut untuk kembali bersekolah yang beralamat di Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Limau Mungkur, Binjai Barat. Pasalnya, kata dia, FGL dipukul dengan keras pada bagian kepala.

Karena traumatik itu, sambungnya, FGL minta pindah sekolah. Ironisnya, oknum guru yang memukul anaknya tak kunjung meminta maaf. Bahkan, menemui Novika pun tidak ada. Bagi Novika, tak ada itikad baik dari oknum guru itu.

“Bukan satu murid yang sudah dipukuli kepalanya, tapi banyak murid. Makanya kami datang ke DPRD. Gara-gara buku pelajaran tinggal, dipukuli kepalanya keras sekali sampai trauma anak saya pergi sekolah. Kita sebagai orangtua pasti tidak terima,” katanya.

Diakui Novika, dirinya pun sudah melaporkan oknum guru tersebut ke Polres Binjai berdasarkan nomor laporan polisi 441/VIIII/2018/SPKT-A Res Binjai. Hal itu dilakukan, karena oknum guru tersebut tidak melakukan permintaan maaf. “Guru yang mukul itu berondok di bawah kepala sekolah. Buat laporan polisi karena pihak sekolah tidak ada itikad baik,” bebernya.

Menanggapi hal ini, Ketua Komisi C DPRD Binjai, Irfan Asriandi menyatakan, persoalan ini akan dibahas dengan Dinas Pendidikan, Kepala Sekolah dan oknum guru tersebut. Rencananya, kata dia, semua yang terkait itu akan dipanggil guna dimintai klarifikasinya dalam R RDP pada Senin (6/8) mendatang.

“Cara mendidik serta pengajaran yang dilakukan oleh oknum guru itu, salah. Kita akan meminta pemerintah dan pihak kepolisian memberikan sanksi dan tindakan tegas kepada yang bersangkutan jika terbukti bersalah. Kami juga sangat kecewa dengan guru seperti ini,” tegasnya.

Menurut dia, fenomena seperti ini cu-kup sering terjadi. Jika dibiarkan, kata Irfan, akan berdampak bahaya seperti geger otak terhadap korbannya. Dia menduga, banyak korban lainnya menimpa kejadian seperti ini.

“Tetap semangat ya, yang sabar ya anak-anak, besok sekolah lagi ya, enggak usah takut. Bapak ibu juga anaknya disupport biar mau ke sekolah lagi,” pungkasnya.

Sementara, Kabid Dikjar Dinas Pendidikan Binjai, Lina Ginting menepis adanya dugaan penganiayaan yang menimpa murid-murid SD ini. Bahkan, Lina seperti melindungi oknum guru tersebut.

“Enggak ada dipukuli gurunya, enggak usah kalian besar-besarkan. Aku sudah ke situ, lihat muridnya, kepala sekolahnya,” ujar Lina.

Lina seolah melindungi oknum guru tersebut. Buktinya, Lina bilang, korban yang dipukul berlebihan oleh oknum guru S itu disebutnya mengalami gejala sakit demam berdarah. Namun saat ditanya lebih jauh soal gejala demam berdarah, Lina berkilah. Dia meminta wartawan menanyakan 29 murid lainnya.

Jangan hanya tiga murid itu saja. “29 orang murid kau tanyai satu-satu. Jangan tiga orang itu saja. Biar adil. Itu sudah kami tanyai. Okelah ya, aku lagi rapat,” ujarnya mengakhiri konfirmasi melalui sambungan telepon selular. (ted/han)

Seorang oknum guru SD Negeri berinisial S diduga melakukan pemukulan secara berlebihan terhadap tiga muridnya. Alhasil, ketiga muridnya mengalami trauma dan tak mau sekolah.

Itu terungkap dari pengaduan tiga wali murid masing-masing pelajar SD ke Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Binjai, Kamis (2/8).

Pengaduan mereka pun ditampung Hj Juliati, Norasiah, Syarif Sitepu, Gim Ginting, dan Edy Putra yang kemudian gelar Rapat Dengar Pendapat di ruang Komisi C DPRD Binjai.

Orangtua murid berinisial FGL, Novika Maya Sari mengaku, anaknya trauma hingga takut untuk kembali bersekolah yang beralamat di Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Limau Mungkur, Binjai Barat. Pasalnya, kata dia, FGL dipukul dengan keras pada bagian kepala.

Karena traumatik itu, sambungnya, FGL minta pindah sekolah. Ironisnya, oknum guru yang memukul anaknya tak kunjung meminta maaf. Bahkan, menemui Novika pun tidak ada. Bagi Novika, tak ada itikad baik dari oknum guru itu.

“Bukan satu murid yang sudah dipukuli kepalanya, tapi banyak murid. Makanya kami datang ke DPRD. Gara-gara buku pelajaran tinggal, dipukuli kepalanya keras sekali sampai trauma anak saya pergi sekolah. Kita sebagai orangtua pasti tidak terima,” katanya.

Diakui Novika, dirinya pun sudah melaporkan oknum guru tersebut ke Polres Binjai berdasarkan nomor laporan polisi 441/VIIII/2018/SPKT-A Res Binjai. Hal itu dilakukan, karena oknum guru tersebut tidak melakukan permintaan maaf. “Guru yang mukul itu berondok di bawah kepala sekolah. Buat laporan polisi karena pihak sekolah tidak ada itikad baik,” bebernya.

Menanggapi hal ini, Ketua Komisi C DPRD Binjai, Irfan Asriandi menyatakan, persoalan ini akan dibahas dengan Dinas Pendidikan, Kepala Sekolah dan oknum guru tersebut. Rencananya, kata dia, semua yang terkait itu akan dipanggil guna dimintai klarifikasinya dalam R RDP pada Senin (6/8) mendatang.

“Cara mendidik serta pengajaran yang dilakukan oleh oknum guru itu, salah. Kita akan meminta pemerintah dan pihak kepolisian memberikan sanksi dan tindakan tegas kepada yang bersangkutan jika terbukti bersalah. Kami juga sangat kecewa dengan guru seperti ini,” tegasnya.

Menurut dia, fenomena seperti ini cu-kup sering terjadi. Jika dibiarkan, kata Irfan, akan berdampak bahaya seperti geger otak terhadap korbannya. Dia menduga, banyak korban lainnya menimpa kejadian seperti ini.

“Tetap semangat ya, yang sabar ya anak-anak, besok sekolah lagi ya, enggak usah takut. Bapak ibu juga anaknya disupport biar mau ke sekolah lagi,” pungkasnya.

Sementara, Kabid Dikjar Dinas Pendidikan Binjai, Lina Ginting menepis adanya dugaan penganiayaan yang menimpa murid-murid SD ini. Bahkan, Lina seperti melindungi oknum guru tersebut.

“Enggak ada dipukuli gurunya, enggak usah kalian besar-besarkan. Aku sudah ke situ, lihat muridnya, kepala sekolahnya,” ujar Lina.

Lina seolah melindungi oknum guru tersebut. Buktinya, Lina bilang, korban yang dipukul berlebihan oleh oknum guru S itu disebutnya mengalami gejala sakit demam berdarah. Namun saat ditanya lebih jauh soal gejala demam berdarah, Lina berkilah. Dia meminta wartawan menanyakan 29 murid lainnya.

Jangan hanya tiga murid itu saja. “29 orang murid kau tanyai satu-satu. Jangan tiga orang itu saja. Biar adil. Itu sudah kami tanyai. Okelah ya, aku lagi rapat,” ujarnya mengakhiri konfirmasi melalui sambungan telepon selular. (ted/han)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/