25.6 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Andalkan Kekuatan Blusukan

MEDAN-Kekuatan uang disebut tidak selamanya berpengaruh untuk menarik simpati rakyat. Justru melalui investasi sosial yang selama ini sudah dibangun, menjadi modal berharga yang tak bisa dianggap remeh untuk memeroleh kursi sebagai wakil rakyat.

Solahuddin Nasution

Demikian diungkapkan Bakal Calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Sumatera Utara, Solahuddin Nasution kepada Sumut Pos, Kamis (2/8).

“Saya memandang dalam mengikuti kompetisi politik, biayanya itu ada maksimal dan minimal. Jadi yang memberatkan dan membesarkan biaya politik adalah pelaku-pelaku politik itu sendiri. Kalau dia tidak banyak investasi sosialnya, itulah transaksional dan pragmatis. Jadi kalau saya pakai kekuatan rakyat saja untuk mencapai tujuan tersebut,” katanya.

Ketua Karang Taruna Sumut ini menuturkan, akan memanfaatkan kader-kader Karang Taruna dan pemuda yang ia miliki untuk membangun komunikasi dengan masyarakat.

“Pola blusukan saya memang tidak ada anggarannya meski saya ketua Karang Taruna. Sifatnya lebih kepada silaturahim dengan para kader kita di kabupaten/ kota. Di mana turut kita undang kelompok-kelompok masyarakat yang ada,” katanya.

Solahuddin menggambarkan, sebagai contoh ada seorang caleg kabupaten dengan modal Rp40 juta justru terpilih dibanding yang bermodalkan Rp1 miliar.

“Dan ini merupakan fakta yang terjadi. Biaya itu memang menentukan, tapi tidak menentukan kita sebagai pemenang jika investasi sosial kita terhadap masyarakat kecil,” katanya.

Lebih lanjut dia menyatakan, bahwa masyarakat dewasa ini sudah jeli dan memahami tentang kultur politik yang ada. Di mana, sosok seorang calon yang sudah pernah atau belum sama sekali berbuat bagi masyarakat.

“Apalagi sampai merasakan manfaat yang pernah kita berikan untuk masyarakat. Tentunya masyarakat membutuhkan figur seorang pemimpin seperti itu, untuk mewakili mereka,” katanya.

Dirinya akan lebih banyak menjalankan program konsolidasi dan pemberdayaan kaum pemuda, terutama pada sebaran daerah yang menjadi syarat dukungannya untuk maju sebagai anggota DPD.

“Kan wajar bila saya ketua Karang Taruna Sumut, lantas saya menggunakan kendaraan ini untuk blusukan dan bersilaturahim dengan masyarakat di daerah. Sekaligus di situ saya juga bisa sampaikan visi misi,” katanya.

Hemat Solahuddin, sebelum mengetahui kalah atau menang dalam kompetisi di DPD, melalui blusukan ke berbagai daerah dan menemui langsung masyarakat, sudah bisa merasakan dampak dari proses yang telah dilakukannya tersebut.

“Dalam artian positifnya kami (kader pemuda dan Karang Taruna) sudah lebih terkonsolidasi. Bisa memaknai aktivitas kegiatan dan program kerja yang kita lakukan bersama,” katanya.

Lantas berapa kekuatan finansial yang sudah disiapkan? Solahuddin menjawab sebagai seorang yang aktif di bidang kepemudaan, dari mana punya kekuatan uang untuk maju sampai Rp10 miliar. “Seperti yang saya katakan tadi, pakai kekuatan rakyat saja yang diharapkan.

apalagi untuk di DPD ini, siapa yang berani main serangan fajar? Berapa lagi duitnya. Jadi selain ketokohan, investasi sosial di masyarakat adalah kuncinya. Kakau di DPD ini sisi pragmatisnya menurut saya lebih minim, beda seperti caleg,” ungkapnya.

Informasi yang dihimpun, adapun mengenai gaji dan tunjangan DPD yakni untuk kategori ketua DPD Rp62.881.900, wakil ketua Rp57.558.850, ketua alat kelengkapan Rp74.528.200, dan anggota DPD Rp71.532.800. (prn/azw)

MEDAN-Kekuatan uang disebut tidak selamanya berpengaruh untuk menarik simpati rakyat. Justru melalui investasi sosial yang selama ini sudah dibangun, menjadi modal berharga yang tak bisa dianggap remeh untuk memeroleh kursi sebagai wakil rakyat.

Solahuddin Nasution

Demikian diungkapkan Bakal Calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Sumatera Utara, Solahuddin Nasution kepada Sumut Pos, Kamis (2/8).

“Saya memandang dalam mengikuti kompetisi politik, biayanya itu ada maksimal dan minimal. Jadi yang memberatkan dan membesarkan biaya politik adalah pelaku-pelaku politik itu sendiri. Kalau dia tidak banyak investasi sosialnya, itulah transaksional dan pragmatis. Jadi kalau saya pakai kekuatan rakyat saja untuk mencapai tujuan tersebut,” katanya.

Ketua Karang Taruna Sumut ini menuturkan, akan memanfaatkan kader-kader Karang Taruna dan pemuda yang ia miliki untuk membangun komunikasi dengan masyarakat.

“Pola blusukan saya memang tidak ada anggarannya meski saya ketua Karang Taruna. Sifatnya lebih kepada silaturahim dengan para kader kita di kabupaten/ kota. Di mana turut kita undang kelompok-kelompok masyarakat yang ada,” katanya.

Solahuddin menggambarkan, sebagai contoh ada seorang caleg kabupaten dengan modal Rp40 juta justru terpilih dibanding yang bermodalkan Rp1 miliar.

“Dan ini merupakan fakta yang terjadi. Biaya itu memang menentukan, tapi tidak menentukan kita sebagai pemenang jika investasi sosial kita terhadap masyarakat kecil,” katanya.

Lebih lanjut dia menyatakan, bahwa masyarakat dewasa ini sudah jeli dan memahami tentang kultur politik yang ada. Di mana, sosok seorang calon yang sudah pernah atau belum sama sekali berbuat bagi masyarakat.

“Apalagi sampai merasakan manfaat yang pernah kita berikan untuk masyarakat. Tentunya masyarakat membutuhkan figur seorang pemimpin seperti itu, untuk mewakili mereka,” katanya.

Dirinya akan lebih banyak menjalankan program konsolidasi dan pemberdayaan kaum pemuda, terutama pada sebaran daerah yang menjadi syarat dukungannya untuk maju sebagai anggota DPD.

“Kan wajar bila saya ketua Karang Taruna Sumut, lantas saya menggunakan kendaraan ini untuk blusukan dan bersilaturahim dengan masyarakat di daerah. Sekaligus di situ saya juga bisa sampaikan visi misi,” katanya.

Hemat Solahuddin, sebelum mengetahui kalah atau menang dalam kompetisi di DPD, melalui blusukan ke berbagai daerah dan menemui langsung masyarakat, sudah bisa merasakan dampak dari proses yang telah dilakukannya tersebut.

“Dalam artian positifnya kami (kader pemuda dan Karang Taruna) sudah lebih terkonsolidasi. Bisa memaknai aktivitas kegiatan dan program kerja yang kita lakukan bersama,” katanya.

Lantas berapa kekuatan finansial yang sudah disiapkan? Solahuddin menjawab sebagai seorang yang aktif di bidang kepemudaan, dari mana punya kekuatan uang untuk maju sampai Rp10 miliar. “Seperti yang saya katakan tadi, pakai kekuatan rakyat saja yang diharapkan.

apalagi untuk di DPD ini, siapa yang berani main serangan fajar? Berapa lagi duitnya. Jadi selain ketokohan, investasi sosial di masyarakat adalah kuncinya. Kakau di DPD ini sisi pragmatisnya menurut saya lebih minim, beda seperti caleg,” ungkapnya.

Informasi yang dihimpun, adapun mengenai gaji dan tunjangan DPD yakni untuk kategori ketua DPD Rp62.881.900, wakil ketua Rp57.558.850, ketua alat kelengkapan Rp74.528.200, dan anggota DPD Rp71.532.800. (prn/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/