MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penambahan kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 dan sembuh di Sumatera Utara (Sumut) mulai beda tipis. Jumlah kasus yang bertambah hanya terpaut satu digit atau di bawah 10 orang dibanding angka sembuh. Meski demikian, masyarakat diminta tetap konsisten menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dengan perilaku 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer, serta menjaga jarak dan hindari kerumunan.
SEKRETARIS Dinas Kesehatan Sumut, dr Aris Yudhariansyah menyampaikan berdasarkan data terbaru Satgas Penanganan Covid-19 Sumut hingga Selasa (3/11) sore, tercatat sebanyak 78 kasus baru kembali diperoleh dari sejumlah kabupaten/kota. “Akumulasi kasus konfirmasi positif melalui hasil pemeriksaan swab PCR di Sumut saat ini naik menjadi 13.355 orang,” ungkapnya.
Penambahan kasus terbanyak didapatkan di Kota Medan sebanyak 28 orang. Disusul Kabupaten Tapanuli Selatan sebanyak 12 kasus, Kabupaten Deliserdang 10 kasus, dan Kota Gunungsitoli 8 kasus.
Selanjutnya, sebanyak 3 kasus di Kabupaten Karo dan Batubara, 2 kasus di Kota Pematangsiantar, Kota Binjai, Kabupaten Langkat dan Kabupaten Labuhanbatu. Lalu 1 kasus masing-masing Kota Tanjungbalai, Kabupaten Simalungun, Asahan, Nias, Nias Selatan, dan Serdang Bedagai.
Sedangkan angka kesembuhan, bertambah sebanyak 72 kasus. Sehingga totalnya menjadi 10.918 orang. “Angka tertinggi didapatkan di Kabupaten Simalungun dengan 16 orang. Lalu Samosir 15 orang, dan Medan sebanyak 14 orang,” jelasnya.
Selain itu, sambung Aris, penambahan penderita Covid-19 yang sembuh juga didapatkan sebanyak 4 orang di Kabupaten Deliserdang. Kemudian, masing-masing 3 orang di Kota Tebingtinggi, Sibolga dan Kabupaten Nias Selatan. Lalu, 2 kasus di Kabupaten Langkat, serta masing-masing 1 kasus di Kota Binjai dan Asahan.
Sementara terhadap kasus kematian, dalam sehari sebanyak empat orang pasien Covid-19 meninggal dunia. Keempatnya masing-masing 3 kasus di Kota Medan dan 1 kasus di Kabupaten Samosir. “Total penderita yang meninggal naik menjadi 546 orang,” terangnya.
Atas penambahan ketiga kasus ini, Aris menyebutkan, kasus aktif Covid-19 Sumut menjadi 1.891 orang. Jumlah ini naik dua poin dari hari sebelumnya yakni sebanyak 1.889 orang. “Begitu juga untuk kasus suspek naik 28 kasus menjadi 744 orang,” bebernya.
Dia menambahkan, pandemi Covid-19 di Sumut masih terus berlangsung. Oleh karena itu, masyarakat harus konsiten dan bersemangat untuk memutus rantai penularannya dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan dengan perilaku 3M. Selain itu, tingkatkan imunitas tubuh dengan olahraga teratur, istirahat yang cukup, makan makanan bergizi serta konsumsi vitamin.
“Masyarakat diharapkan menjadikan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 sebagai bagian dari kebutuhan hidup. Dengan menerapkan protokol kesehatan, berarti kita telah menjaga diri kita dan keluarga kita dari virus corona,” tandasnya.
Penularan di Medan Menurun
Meski penambahan kasus baru Covid-19 terbanyak di Kota Medan sebanyak 28 orang, namun angka itu dipastikan terus menurun sejak Oktober 2020 lalu. Bahkan bila mengacu pada data terakhir Satgas Covid-19 Kota Medan, saat ini angka pasien aktif Covid-19 di Kota Medan telah menembus angka kurang dari 1400 pasien.
“Data terakhir pada Senin (2/11) sore, suspek terakhir di Kota Medan ada 291 orang. Total yang telah terkonfirmasi positif sebanyak 6.877 orang. Sebanyak 5.148 orang telah dinyatakan sembuh. Dari total itu, 302 orang dinyatakan meninggal dunia. Artinya saat ini, jumlah pasien positif aktif atau pasien yang masih dirawat sudah di bawah 1.400 atau tinggal 1.383 orang,” ucap Juru bicara (Jubir) Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Medan, dr Mardohar Tambunan M.Kes, kepada awak media di Posko Satgas Covid-19 Medan, Medan Petisah, Kota Medan, Selasa (3/11).
Dikatakan Mardohar, barometer angka pasien Covid-19 bisa terus menurun karena jumlah angka kesembuhan tetap lebih banyak dibanding angka penularan setiap harinya. Bila dibandingkan dengan hari sebelumnya, yakni Minggu (1/11), angka kesembuhan mencapai 44 orang dalam satu hari, yaitu dari 5.148 orang menjadi 5.192 orang.
Sedangkan angka penularan, dalam satu hari bertambah sebanyak 25 orang, yaitu dari 6.852 menjadi 6.877. Dan angka kematian bertambah 2 orang, dari 300 menjadi 302.
“Angka kesembuhan tetap lebih banyak dari angka penularan. Ini tren positif. Mudah-mudahan terus bisa berlanjut seperti ini. Hal ini terjadi karena tingkat kesadaran masyarakat yang sudah semakin baik,” ujarnya.
Meski demikian, Mardohar mengakui, masih cukup banyak pelanggaran protokol kesehatan yang terjadi di Kota Medan. Pihaknya pun menegaskan akan terus melakukan pengawasan jalannya protokol kesehatan yang tertuang dalam Perwal No.27 tahun 2020 tentang penerapan Adapatasi Kebiasaan Baru (AKB) di tengah pandemi Covid-19 di Kota Medan.
“Sanksi yang kita berikan masih seperti yang diatur oleh Perwal No.27/2020, yaitu mulai dari teguran lisan, tulisan, penahanan KTP, dan lain-lain,” katanya.
Mardohar juga menyinggung soal fokus Pemko Medan tentang klaster isolasi (cluster isolation) yang diatur dalam Perwal No.27/2020. Saat ini, setidaknya ada 4 kecamatan yang berada dalam kawasan penyebaran Covid-19 tertinggi, yakni Kecamatan Medan Helvetia, Medan Johor, Medan Sunggal dan Medan Selayang.
“Fokus penanganan tetap pada kecamatan-kecamatan yang dimaksud. Razia-razia masker tetap kita lakukan, termasuk ke tempat-tempat usaha. Namun begitu, berbagai kecamatan lain juga tetap menjadi perhatian kita,” jelasnya.
Disinggung soal rencana pemerintah pusat yang ingin menjadikan sejumlah hotel berbintang sebagai tempat isolasi pasien Covid-19 dengan kategori OTG (orang tanpa gejala) di sejumlah kota dengan tingkat penyebaran Covid-19 tertinggi seperti di Kota Medan, Mardohar mengaku belum mendapatkan arahan soal hal itu.
“Sejauh ini soal hotel yang mau dijadikan tempat isolasi OTG, kita belum dapat arahan lanjut, baik dari pusat maupun provinsi,” tegasnya.
Mewakili Pemko Medan, Kepala Bidang (Kabid) Kesmas Dinas Kesehatan Kota Medan itu mengajak seluruh masyarakat Kota Medan agar tetap bersama-sama dalam meningkatkan disiplin untuk menerapkan protokol kesehatan pada kehidupan sehari-hari.
“Kesadaran kita semua merupakan wujud kebersamaan dalam memutus penyebaran virus ini. Mari terus meningkatkan kedisiplinan kita dalam menjaga protokol kesehatan dengan tetap memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak,” pungkasnya.
Menanggapi hal ini, anggota Pansus Covid-19 DPRD Medan, Afif Abdillah memberikan apresiasi kepada seluruh lapisan masyarakat yang mulai meningkat kesadarannya dalam menerapkan protokol kesehatan, sehingga jumlah pasien Covid aktif yang masih dirawat terus menurun dari hari ke hari.
“Ini hasil kedisiplinan dari kita semua, disiplin dalam mencuci tangan, menjaga jarak dan tentu memakai masker. Harapan kita, masyarakat bisa terus meningkat kesadarannya dalam menerapkan protokol kesehatan. Penurunan angka penularan ini sekaligus sebagai reward bagi masyarakat yang semakin disiplin,” ujar Afif.
Afif mengharapkan, ke depannya tren positif ini bisa terus terjadi, sehingga penyebaran Covid-19 di Kota Medan bisa berakhir sesegera mungkin. “Tugas Satgas adalah terus mengawasi dan menindak pelanggaran-pelanggaran yang terjadi. InsyaAllah kalau ini konsisten dilakukan, masyarakat, pelaku usaha dan semua pihak akan semakin disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan,” pungkasnya.
Waspadai Gelombang Kedua
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengapresiasi tingkat kesembuhan Covid-19 di Indonesia berada di atas rata-rata dunia, yakni sebesar 82,84 persen. Namun dia meyakini bahwa angka tersebut bisa lagi ditingkatkan. Untuk itu, kepada semua pihak, khususnya masyarakat Jokowi meminta agar terus mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah.
Kabar baik lainnya yang disampaikan Jokowi, bahwa persentase kasus aktif Covid-19 di Indonesia lebih rendah dibanding angka dunia. Angka rata-rata kasus aktif dunia mencapai 25,22 persen, sedangkan di Indonesia kasus aktif sebesar 13,78 persen.
“Ini yang terus harus ditekan sehingga angka 13,78 persen ini bisa kita perkecil lagi,” ujar Jokowi saat memimpin sidang kabinet paripurna dari Istana Negara Jakarta, Senin, 2 November 2020.
Selain itu, Jokowi juga meminta masyarakat waspada akan potensi munculnya gelombang kedua Covid-19 di Tanah Air akibat melonjaknya kasus positif di negara Eropa.
“Jadi jangan sampai kita teledor, jangan kita kehilangan kewaspadaan sehingga kejadian itu terjadi di negara kita,” tambanya. (ris/map)