25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Kubah Lava Sinabung Capai 4 Juta Meter Kubik

KARO, SUMUTPOS.CO – Setelah beberapa kali erupsi awal tahun 2021, Gunung Sinabung mengalami perubahan fisik. Kubah lava Sinabung saat ini telah mencapai 4 juta meter kubik. Wisatawan dan warga dilarang mendekat atau masuk zona merah.

KUBAH: Kubah lava Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumut, makin melebar dan memicu terjadinya erupsi dan guguran awan panas.

Hal ini dikatakan Kepala Pos Pantau Gunung Api Sinabung Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Armen Putra saat dikonfirmasi, Kamis (4/2) sore. Menurut Armen, saat ini aktifitas Sinabung masih sangat tinggi dan masih sering terjadi gempa. Aktifitas ini yang menyebabkan kubah lava semakin besar.

Meski demikian, aktivitas Sinabung terpantau masih terus dapat berubah sewaktu-waktu atau fluktuatif. Terlebih, sampain

saat ini pertumbuhan kubah lava di puncak Gunung Sinabung masih terus membesar dan telah mencapai 4 juta kubik, ditambah lagi tekanan magma dari dalam perut gunung.

“Selagi kubah lava masih ada jadi potensi guguran dan awan panas masih tinggi. Untuk tekanan dan jarak luncur masih terus fluktuatif tergantung dari dorongan,” ujarnya.

Gempa-gempa guguran juga terjadi peningkatan hingga potensi awan lanas guguran juga semakin tinggi.

Untuk itu, dia mengimbau agar masyarakat maupun wisatawan yang berkunjung ke Tanah Karo untuk tidak mendekati seputaran gunung, khususnya zona merah yang sudah ditetapkan. Karena ancaman awan panas guguran dan erupsi Gunung Sinabung masih cukup tinggi. “Apalagi aktifitas guguran awan panas bisa terjadi sewaktu-waktu,” katanya.

Kubah lava di puncak Sinabung juga sudah cukup besar, hingga berpotensi terjadinya awan panas guguran yang mengarah ke sektor Tenggara Timur dan selatan, serta bisa juga ke arah lain.

Masyarakat dan wisatawan juga dihimbau untuk menggunakan masker dan pelindung mata untuk mengantisipasi gangguan pernafasan dan penglihatan akibat dampak dari abu vulkanik.

Masyarakat dan pengunjung/wisatawan agar tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius 3 km dari puncak Gunung Sinabung, serta radius sektoral 5 km untuk sektor selatan-timur, dan 4 km untuk sektor timur-utara.

Selain itu, masyarakat diminta agar dapat mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh. Berikutnya, masyarakat yang tinggal dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung api Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar dingin. (deo)

Foto: Istimewa

KUBAH: Kubah lava Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumut, makin melebar dan memicu terjadinya erupsi dan guguran awan panas.

KARO, SUMUTPOS.CO – Setelah beberapa kali erupsi awal tahun 2021, Gunung Sinabung mengalami perubahan fisik. Kubah lava Sinabung saat ini telah mencapai 4 juta meter kubik. Wisatawan dan warga dilarang mendekat atau masuk zona merah.

KUBAH: Kubah lava Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumut, makin melebar dan memicu terjadinya erupsi dan guguran awan panas.

Hal ini dikatakan Kepala Pos Pantau Gunung Api Sinabung Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Armen Putra saat dikonfirmasi, Kamis (4/2) sore. Menurut Armen, saat ini aktifitas Sinabung masih sangat tinggi dan masih sering terjadi gempa. Aktifitas ini yang menyebabkan kubah lava semakin besar.

Meski demikian, aktivitas Sinabung terpantau masih terus dapat berubah sewaktu-waktu atau fluktuatif. Terlebih, sampain

saat ini pertumbuhan kubah lava di puncak Gunung Sinabung masih terus membesar dan telah mencapai 4 juta kubik, ditambah lagi tekanan magma dari dalam perut gunung.

“Selagi kubah lava masih ada jadi potensi guguran dan awan panas masih tinggi. Untuk tekanan dan jarak luncur masih terus fluktuatif tergantung dari dorongan,” ujarnya.

Gempa-gempa guguran juga terjadi peningkatan hingga potensi awan lanas guguran juga semakin tinggi.

Untuk itu, dia mengimbau agar masyarakat maupun wisatawan yang berkunjung ke Tanah Karo untuk tidak mendekati seputaran gunung, khususnya zona merah yang sudah ditetapkan. Karena ancaman awan panas guguran dan erupsi Gunung Sinabung masih cukup tinggi. “Apalagi aktifitas guguran awan panas bisa terjadi sewaktu-waktu,” katanya.

Kubah lava di puncak Sinabung juga sudah cukup besar, hingga berpotensi terjadinya awan panas guguran yang mengarah ke sektor Tenggara Timur dan selatan, serta bisa juga ke arah lain.

Masyarakat dan wisatawan juga dihimbau untuk menggunakan masker dan pelindung mata untuk mengantisipasi gangguan pernafasan dan penglihatan akibat dampak dari abu vulkanik.

Masyarakat dan pengunjung/wisatawan agar tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius 3 km dari puncak Gunung Sinabung, serta radius sektoral 5 km untuk sektor selatan-timur, dan 4 km untuk sektor timur-utara.

Selain itu, masyarakat diminta agar dapat mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh. Berikutnya, masyarakat yang tinggal dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung api Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar dingin. (deo)

Foto: Istimewa

KUBAH: Kubah lava Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumut, makin melebar dan memicu terjadinya erupsi dan guguran awan panas.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/