SUMUTPOS.CO – Penemuan akik di seantero nusantara diakui telah menaikkan gairah ekonomi rakyat. Sama halnya ketika banyak warga Labura menemukan akik dari Lereng Bukit Barisan.
“Kualitasnya tidak kalah dengan jenis akik dari daerah lain, bahkan saya lihat corak akik dari daerah ini lebih unik,” ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Labuhanbatu Utara (Labura) Syahrul Adnan Hasibuan SE, saat ditemui di kediaman salah seorang pengrajin akik di Aek Kanopan, belum lama ini.
Setelah melihat keunikan akik tersebut, Hasibuan yakin, batu akik dari Labuhanbatu Utara memiliki nilai ekonomis tinggi. Tapi harus dikelola secara profesional. “Kabarnya, batu akik yang ditemukan dari Lereng Bukit Barisan itu sejenis Giok Cincau,” kata Hasibuan.
Salahseorang pengrajin akik Hafid (54), mengatakan penemuan batu akik di lereng bukit Barisan beberapa waktu lalu, bermula dari coba-coba saja. “Ketika di daerah lain banyak ditemukan akik, saya yakin di lereng Bukit Barisan juga pasti ada,” ujarnya.
Selanjutnya, Hafid bersama enam rekannya yang sudah berpengalaman mencari akik di daerah pulau Jawa berpetualang menempuh perjalanan 3 hari 3 malam menelusuri hulu Sungai Kualuh dengan berjalan kaki. Hasilnya, mereka menemukan akik berkualitas.
Menurut Hafid, ada 13 jenis batu di Labuhanbatu Utara. Diantaranya ada jenis Giok Tiki, Giok Cincau, Andesit, Indover, Idocrase, Batu Alam, dan lainnya. “Temuan ini sudah saya bawa ke Jakarta dan hasilnya memuaskan,” katanya.
Namun karena lokasinya sangat jauh dan hanya dapat ditempuh dengan jalan kaki, mereka tidak dapat membawa batu dengan jumlah lebih banyak. “Hanya ini yang dapat kami bawa. Kalau ada modal, saya yakin keberadaan batu Akik di Labuhanbatu Utara masih banyak,” ujar Hafid optimis.(smg)