31.8 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Inflasi April Tertinggi Selama Lima Tahun Terakhir

Inflasi April 2015_Ilustrasi
Inflasi April 2015_Ilustrasi

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Setelah dua kali mengalami deflasi di bulan Januari dan Februari, pada bulan April kembali terjadi inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 0,36 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 118,91 persen. Menurut Kepala BPS Suryamin, inflasi bulan ini merupakan yang tertinggi selama lima tahun terakhir. “Ini yang kedua (mengalami inflasi) setelah 2012 dimana inflasinya 0,21 persen. Lainnya pada bulan April cenderung deflasi,”papar Suryamin dalam konferensi pers di gedung BPS, hari ini.

Suryamin mengungkapkan, pada lima tahun terakhir, tren bulan April adalah deflasi. Namun, tahun ini kondisinya berbeda, karena ada beberapa kebijakan pemerintah terkait pengaturan harga seperti kenaikan harga BBM dan kenaikan tarif Kereta Api. Kebijakan pengaturan harga oleh pemerintah tersebut ikut andil dalam menyumbang inflasi bulan April ini.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo menambahkan, kondisi inflasi kali ini tersebut cenderung wajar. Karena dua bulan pertama, Januari dan Februari 2015 telah mengalami deflasi. “Selama lima tahun terakhir memang tertinggi, tapi kemarin kan Januari sampai Maret cenderung rendah, bahkan terjadi deflasi. Jadi pasti akan ada inflasi,”paparnya di Gedung BPS.

Menyoal penyebab inflasi, Suryamin menguraikan penyumbang inflasi terbesar adalah bensin dengan andil 0,22 persen. Menurut dia, keputusan pemerintah menaikkan harga bensin Premium pada 28 Maret berimbas pada inflasi bulan April. “Perubahan harga bensin ini mencapai 5,68 persen. Dimana kenaikan hampir terjadi seluruh kota IHK,”katanya.

Kemudian, lanjut Suryamin, kenaikan harga bawang merah juga menjadi penyebab terjadinya inflasi. Andil inflasi bawang merah sebesar 0,06 persen dengan perubahan harga 11,58 persen. Kenaikan harga bawang merah tersebut disebabkan kurangnya pasokan. Kenaikan tertinggi terjadi di kota Meulaboh dengan tingkat perubahan harga sebesar 41 persen.

“Berikutnya tarif angkutan memberikan andil 0,04 persen dengan perubahan harga sebesar 2,14 persen. Ini terkait penyesuaian kenaikan harga BBM. Lalu, kenaikan bahan bakar rumah tangga, khususnya elpiji dengan andil 0,03 persen,”paparnya.

Inflasi April 2015_Ilustrasi
Inflasi April 2015_Ilustrasi

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Setelah dua kali mengalami deflasi di bulan Januari dan Februari, pada bulan April kembali terjadi inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 0,36 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 118,91 persen. Menurut Kepala BPS Suryamin, inflasi bulan ini merupakan yang tertinggi selama lima tahun terakhir. “Ini yang kedua (mengalami inflasi) setelah 2012 dimana inflasinya 0,21 persen. Lainnya pada bulan April cenderung deflasi,”papar Suryamin dalam konferensi pers di gedung BPS, hari ini.

Suryamin mengungkapkan, pada lima tahun terakhir, tren bulan April adalah deflasi. Namun, tahun ini kondisinya berbeda, karena ada beberapa kebijakan pemerintah terkait pengaturan harga seperti kenaikan harga BBM dan kenaikan tarif Kereta Api. Kebijakan pengaturan harga oleh pemerintah tersebut ikut andil dalam menyumbang inflasi bulan April ini.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo menambahkan, kondisi inflasi kali ini tersebut cenderung wajar. Karena dua bulan pertama, Januari dan Februari 2015 telah mengalami deflasi. “Selama lima tahun terakhir memang tertinggi, tapi kemarin kan Januari sampai Maret cenderung rendah, bahkan terjadi deflasi. Jadi pasti akan ada inflasi,”paparnya di Gedung BPS.

Menyoal penyebab inflasi, Suryamin menguraikan penyumbang inflasi terbesar adalah bensin dengan andil 0,22 persen. Menurut dia, keputusan pemerintah menaikkan harga bensin Premium pada 28 Maret berimbas pada inflasi bulan April. “Perubahan harga bensin ini mencapai 5,68 persen. Dimana kenaikan hampir terjadi seluruh kota IHK,”katanya.

Kemudian, lanjut Suryamin, kenaikan harga bawang merah juga menjadi penyebab terjadinya inflasi. Andil inflasi bawang merah sebesar 0,06 persen dengan perubahan harga 11,58 persen. Kenaikan harga bawang merah tersebut disebabkan kurangnya pasokan. Kenaikan tertinggi terjadi di kota Meulaboh dengan tingkat perubahan harga sebesar 41 persen.

“Berikutnya tarif angkutan memberikan andil 0,04 persen dengan perubahan harga sebesar 2,14 persen. Ini terkait penyesuaian kenaikan harga BBM. Lalu, kenaikan bahan bakar rumah tangga, khususnya elpiji dengan andil 0,03 persen,”paparnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/