30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Jalan Menuju Wisata Air Panas Berkubang

Foto: Solideo/Sumut Pos
Angkutan roda empat kesulitan saat melintasi badan jalan yang berlubang digenangi air menuju wisata air panas di Desa Doulu, Kecanatqan Berastagi, Tanah Karo.

BERASTAGI, SUMUTPOS.CO -Menjelang libur Idul Fitri, wisatawan dipastikan “membanjiri” objek-objek wisata di Kabupaten Karo. Namun hal ini tak sejalan dengan buruknya infrastruktur yang tersedia.

Salah satunya dengan objek wisata pemandian air panas di Desa Doulu, Kecamatan Berastagi dan Desa Semangat Gunung merupakan satu objek wisata di Bumi Turang yang jadi favorit untuk dikunjungi wisatawan.

Namun sampai hari ini, jalan menuju lokasi objek wisata itu terkesan dibiarkan  hancur lebur. Kondisi inilah yang dikeluhkan masyarakat luas. Air hujan termasuk dari perbukitan gunung menumpuk di badan jalan membuat ruas jalan tertutup air dan sulit dilintasi.

Situasi yang membuat sejumlah wisatawan terjebak genangan air tidak bisa keluar mau pun masuk menuju daerah wisata ini melaporkan ke lembaga DPRD Sumut melalui telepon selulernya. Jalan yang padat dilalui wisatawan, namun jalan ini juga sepertinya tidak ada pemeliharaan dan perawatan dari dinas terkait.

“Daerah wisata yang tercatat penghasil retribusi paling banyak diterima Pemkab Karo tidak sepantasnya demikian. Kami wisatawan membayar masuk ke tempat-tempat kolam air panas alam. Toh, perawatan jalan tidak ada, bahkan semakin rusak dan parah,” keluh sejumlah wisatawan.

Bahkan anggota DPRD Sumut, Siti Aminah Br Peranginangin SE juga menyesalkan kondisi objek wisata tersebut.  “Banyak wisatawan asal Medan dan daerah lain menelpon saya tentang kondisi infrastruktur jalan menuju wisata andalan di Karo ini. Padahal retribusi paling banyak diperoleh Pemkab Karo dari  air panas alam ini. Tapi tidak tahu fasilitas apa yang ditangani Pemkab Karo untuk membuat wisatawan senang berkunjung. Retribusi dikutip Pemkab Karo untuk wisatawan. Setiap pengelola air panas masih dikutip Rp4000/orang. Masuk memasuki lokasi wisata ini juga dikutip Rp4000/orang oleh Pemkab Karo. Fasilitas apa yang dikelola Pemkab Karo atau hal apa yang diperbaiki Pemkab Karo dengan kutipan retribusi itu untuk kenyamanan para wisatawan berkunjung ke air panas ini tidak kita ketahui. Ini perlu diaudit,” seru Siti Aminah.

Kadis Pariwisata Karo, Ir Mulia Barus yang dikonfirmasi wartawan membenarkan kejadian tersebut. ”Penanganan sudah dilaporkan ke Dinas PUPR,” ujar Mulia Barus.

Foto: Solideo/Sumut Pos
Angkutan roda empat kesulitan saat melintasi badan jalan yang berlubang digenangi air menuju wisata air panas di Desa Doulu, Kecanatqan Berastagi, Tanah Karo.

BERASTAGI, SUMUTPOS.CO -Menjelang libur Idul Fitri, wisatawan dipastikan “membanjiri” objek-objek wisata di Kabupaten Karo. Namun hal ini tak sejalan dengan buruknya infrastruktur yang tersedia.

Salah satunya dengan objek wisata pemandian air panas di Desa Doulu, Kecamatan Berastagi dan Desa Semangat Gunung merupakan satu objek wisata di Bumi Turang yang jadi favorit untuk dikunjungi wisatawan.

Namun sampai hari ini, jalan menuju lokasi objek wisata itu terkesan dibiarkan  hancur lebur. Kondisi inilah yang dikeluhkan masyarakat luas. Air hujan termasuk dari perbukitan gunung menumpuk di badan jalan membuat ruas jalan tertutup air dan sulit dilintasi.

Situasi yang membuat sejumlah wisatawan terjebak genangan air tidak bisa keluar mau pun masuk menuju daerah wisata ini melaporkan ke lembaga DPRD Sumut melalui telepon selulernya. Jalan yang padat dilalui wisatawan, namun jalan ini juga sepertinya tidak ada pemeliharaan dan perawatan dari dinas terkait.

“Daerah wisata yang tercatat penghasil retribusi paling banyak diterima Pemkab Karo tidak sepantasnya demikian. Kami wisatawan membayar masuk ke tempat-tempat kolam air panas alam. Toh, perawatan jalan tidak ada, bahkan semakin rusak dan parah,” keluh sejumlah wisatawan.

Bahkan anggota DPRD Sumut, Siti Aminah Br Peranginangin SE juga menyesalkan kondisi objek wisata tersebut.  “Banyak wisatawan asal Medan dan daerah lain menelpon saya tentang kondisi infrastruktur jalan menuju wisata andalan di Karo ini. Padahal retribusi paling banyak diperoleh Pemkab Karo dari  air panas alam ini. Tapi tidak tahu fasilitas apa yang ditangani Pemkab Karo untuk membuat wisatawan senang berkunjung. Retribusi dikutip Pemkab Karo untuk wisatawan. Setiap pengelola air panas masih dikutip Rp4000/orang. Masuk memasuki lokasi wisata ini juga dikutip Rp4000/orang oleh Pemkab Karo. Fasilitas apa yang dikelola Pemkab Karo atau hal apa yang diperbaiki Pemkab Karo dengan kutipan retribusi itu untuk kenyamanan para wisatawan berkunjung ke air panas ini tidak kita ketahui. Ini perlu diaudit,” seru Siti Aminah.

Kadis Pariwisata Karo, Ir Mulia Barus yang dikonfirmasi wartawan membenarkan kejadian tersebut. ”Penanganan sudah dilaporkan ke Dinas PUPR,” ujar Mulia Barus.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/