25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Pasca Banjir Bandang, Korban Panen Lele Jumbo

SIANTAR- Pasca banjir akibat meluapnya Sungai Bah Bolon pada Selasa (3/7) sekira pukul 21.00 WIB, menimbulkan para korban panen lele jumbo. Diduga saat banjir, kolam ikan di Kelurahan Naga Huta Siantar Sitalasari dan Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun, jebol dihantam banjir.

Seperti amatan METRO (Grup Sumut Pos), Rabu (4/7), anak-anak yang masih sekolah terpaksa diliburkan karena seragam sekolahnya terendam banjir. Korban dibantu warga setempat  berupaya membersihkan lokasi banjir dari sampah baik kayu maupun batu serta menyedot  air yang menggenangi rumah warga.  Kemudian, warga mulai membersihkan rumahnya.

Sekretaris Dinas Sosial dan Tenaga Kota Siantar Y Saragih ditemui di Gedung DPRD menyebutkan, hari pertama pasca banjir telah memberikan bantuan kepada 14 KK yang terkena banjir, delapan KK di Kelurahan Pamatang dan 6 KK di Kelurahan Aek Nauli.

“Data sementara ada 44 KK yang terkena banjir. Kami tetap menunggu laporan dari masyarakat terkait warga yang terkena banjir. Sepanjang masih ada stok di kantor, maka akan kita salurkan kepada masyarakat. Titik lokasi bantuan disepanjang Bah Bolon,” sebutnya.

Sekitar pukul 15.00 WIB, Dinas Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memberikan bantuan kepada delapan keluarga yang terkena banjir di Kelurahan Pamatang Simalungun, Siantar Selatan.
Untuk diketahui,  air Sungai Bah Bolon mulai meluap ke rumah warga di beberapa lokasi itu pada Selasa (3/7) sekira pukul 21.00 WIB malam. Masuknya air ke dalam rumah itu sangat bervariasi, tergantung pada tinggi pondasi rumahnya. “Tapi, rata-rata di atas satu meter,”  ujar  korban banjir yang beralamat di Pematang, Evi Sinaga.

Meski  bencana itu tidak sampai merenggut korban jiwa, tapi genangan air sempat membuat panik warga. Sebagian warga langsung berhamburan keluar rumahnya untuk menyelamatkan diri  ke tempat  yang lebih tinggi dan aman. Akibatnya, banyak perabot warga yang ikut terendam banjir.

“Begitu air nyaris sampai dibibir sungai, sejumlah warga  di sini (Pematang – red) langsung berlarian menyelamatkan diri. Makanya, tadi malam banyak yang mengungsi, karena kami trauma dengan terjadinya banjir bandang yang terjadi pada tahun 2000 yang lalu,” ujar Ranap boru Sibarani. (mag-4/ral/smg)

SIANTAR- Pasca banjir akibat meluapnya Sungai Bah Bolon pada Selasa (3/7) sekira pukul 21.00 WIB, menimbulkan para korban panen lele jumbo. Diduga saat banjir, kolam ikan di Kelurahan Naga Huta Siantar Sitalasari dan Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun, jebol dihantam banjir.

Seperti amatan METRO (Grup Sumut Pos), Rabu (4/7), anak-anak yang masih sekolah terpaksa diliburkan karena seragam sekolahnya terendam banjir. Korban dibantu warga setempat  berupaya membersihkan lokasi banjir dari sampah baik kayu maupun batu serta menyedot  air yang menggenangi rumah warga.  Kemudian, warga mulai membersihkan rumahnya.

Sekretaris Dinas Sosial dan Tenaga Kota Siantar Y Saragih ditemui di Gedung DPRD menyebutkan, hari pertama pasca banjir telah memberikan bantuan kepada 14 KK yang terkena banjir, delapan KK di Kelurahan Pamatang dan 6 KK di Kelurahan Aek Nauli.

“Data sementara ada 44 KK yang terkena banjir. Kami tetap menunggu laporan dari masyarakat terkait warga yang terkena banjir. Sepanjang masih ada stok di kantor, maka akan kita salurkan kepada masyarakat. Titik lokasi bantuan disepanjang Bah Bolon,” sebutnya.

Sekitar pukul 15.00 WIB, Dinas Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memberikan bantuan kepada delapan keluarga yang terkena banjir di Kelurahan Pamatang Simalungun, Siantar Selatan.
Untuk diketahui,  air Sungai Bah Bolon mulai meluap ke rumah warga di beberapa lokasi itu pada Selasa (3/7) sekira pukul 21.00 WIB malam. Masuknya air ke dalam rumah itu sangat bervariasi, tergantung pada tinggi pondasi rumahnya. “Tapi, rata-rata di atas satu meter,”  ujar  korban banjir yang beralamat di Pematang, Evi Sinaga.

Meski  bencana itu tidak sampai merenggut korban jiwa, tapi genangan air sempat membuat panik warga. Sebagian warga langsung berhamburan keluar rumahnya untuk menyelamatkan diri  ke tempat  yang lebih tinggi dan aman. Akibatnya, banyak perabot warga yang ikut terendam banjir.

“Begitu air nyaris sampai dibibir sungai, sejumlah warga  di sini (Pematang – red) langsung berlarian menyelamatkan diri. Makanya, tadi malam banyak yang mengungsi, karena kami trauma dengan terjadinya banjir bandang yang terjadi pada tahun 2000 yang lalu,” ujar Ranap boru Sibarani. (mag-4/ral/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/